5 Fakta King's Lynn Town, Klub Baru Elkan Baggott di Kompetisi Level 5 Inggris

"Belum bisa meyakinkan di Ipswich, Elkan dipinjamkan ke klub kasta kelima, King's Lynn Town."

Feature | 25 March 2021, 13:30
5 Fakta King's Lynn Town, Klub Baru Elkan Baggott di Kompetisi Level 5 Inggris

Libero.id - Setelah dikontrak 2,5 tahun untuk tim utama Ipswich Town pada 28 Januari 2021, Elkan Baggott ternyata belum bisa meyakinkan pelatihnya, Paul Cook. Akibatnya, pemain tim nasional Indonesia U-19 itu harus dipinjamkan ke klub kasta kelima, King's Lynn Town.

Baggott dipinjamkan ke King’s Lynn pada 22 Maret 2021 hingga kompetisi 2020/2021 berakhir. Tidak ada opsi perpanjangan atau kontrak permanen. Dia akan kembali ke Portman Road di musim panas untuk menanti kelanjutan karier musim depan. Jika dinilai bagus, Baggott akan main di tim utama. Jika tidak, akan dipinjamkan ke klub lain lagi.

Uniknya, satu hari setelah pindah, pemuda kelahiran Bangkok, 23 Oktober 2002, tersebut langsung bermain di pertandingan pekan 28 National League. Itu adalah kompetisi yang di Inggris biasa disebut sebagai non-league. Maksudnya, bukan anggota Liga Sepakbola Inggris (EFL) atau Liga Premier (EPL).

Pada pertandingan pertama untuk King's Lynn, Baggott diberi kepercayaan tampil 90 menit melawan Altrincham. Tapi, klubnya menyerah 0-3. Tim yang berasal dari Norfolk, Inggris Timur, itu harus memperpanjang rekor belum pernah menang menjadi 8 kali. Mereka juga masih terpuruk di posisi 21 dari 23 peserta.

Tapi, sebagai klub dari kasta bawah, King's Lynn sangat asing di telinga penggemar Baggott di Indonesia. Itu wajar karena klub tersebut tidak memiliki prestasi nasional atau internasional yang bisa dibanggakan.

Berikut 5 fakta unik terkait King's Lynn Town Football Club:


1. Juara kompetisi kasta 6, National League North, 2019/2020

Pandemi Covid-19 yang mengganggu kompetisi 2019/2020 di seluruh dunia ternyata sedikit membawa keberuntungan bagi King's Lynn. The Linnets justru mendapatkan tiket promosi dari National League North alias kompetisi level keenam.

Ketika Covid-19 datang, liga baru memainkan 30, 31, 32, 33, 34, hingga 35 pertandingan. Saat itu, King's Lynn menempati posisi 2 klasemen setelah memainkan 32 pertandingan atau 2 poin di belakang York City. Tapi, liga dihentikan dan penentuan juara diambil berdasarkan poin per pertandingan.

Hasilnya, King's Lynn dinyatakan sebagai juara dan mendapatkan tiket promosi ke National League.
 

2. Belum pernah bermain di EPL maupun EFL

Klub ini didirikan pada 2010 setelah King's Lynn FC bubar pada 2009 karena utang 77.000 pounds. Klub asalnya berdiri pada 1881. Tapi, kedua klub sama-sama belum pernah bermain di EFL maupun EFL.

Setelah dibentuk kembali, King's Lynn diterima di Divisi Utama United Counties League. Itu kompetisi level 9 dan 10. Selanjutnya, mereka merangkak naik ke kasta-kasta berikutnya hingga berada di posisinya seperti musim ini. Nantinya, jika mereka mampu menjuarai National League, tiket promosi ke League Two menjadi hadiahnya. Itu akan menjadi musim perdana mereka di EFL.


3. Bermain di stadion kecil berkapasitas 8.000 penonton

Sebagai jelmaan klub lama yang bubar, King's Lynn juga mengambil alih The Walks Stadium. Ini stadion yang sangat tua karena sudah ada sejak 1881. Pada 1892, layar kanvas dipasang di sekeliling stadion untuk mencegah orang menonton pertandingan tanpa membayar.

Pada 1893, sebuah pertandingan dimainkan melawan Wisbech City di bawah lampu listrik. Lalu, sebuah tribun dibangun pada 1896 dan dihancurkan pada 1905 untuk digantikan tribun kayu berkapasitas 500 kursi yang dibangun dengan biaya 250 pounds.

Selanjutnya, pada pertengahan 1950, suporter klub dengan sukarela memasang terasering untuk 4.000 dan 780 kursi di sisi utara lapangan. Pada 1955, tribun baru dengan 1.400 kursi dengan paddock bertingkat yang menampung 3.000 orang dibangun dengan biaya 27.000 pounds.

Lampu stadion dipasang pada 1963 dan digunakan untuk pertama kalinya dalam pertandingan melawan Cambridge City pada 25 September. Sekarang, stadion ini secara resmi memiliki kapasitas 8.000 penonton dengan 1,200 diantaranya dilengkapi kursi individual.


4. Dilatih Ian Culverhouse, eks asisten Paul Lambert di Norwich City dan Aston Villa

Bagi penggemar Norwich City, Ian Culverhouse bukan sosok asing. Sebagai pemain belakang, pria berusia 56 tahun tersebut membela The Canaries pada 1985-1994 dengan total 297 pertandingan. Culverhouse juga sempat membela Tottenham Hotspur, Swindon Town, dan Brighton and Hove Albion.

Setelah pensiun pada 2000, Culverhouse mengikuti kursus kepelatihan. Lalu, pada 2008, dia dan Gary Karsa diminta membantu Paul Lambert di Colchester United. Pada 17 Agustus 2009, ketiganya mengundurkan diri dari Colchester untuk bekerja di Norwich.

Pada tanggal 5 Juli 2012, Culverhouse dan Karsa mengikuti Lambert melatih di Aston Villa. Sayangnya, setelah bertanggung jawab atas sebagian besar sesi pelatihan  klub, Culverhouse diberhentikan pada Mei 2014, menyusul penyelidikan internal atas tuduhan di luar lapangan. Artinya, setelah bekerja dengan Lambert di Norwich, Wycombe Wanderers, Colchester United, dan Villa, keduanya sekarang dipisahkan.

Sejak 2017, pria yang masuk dalam daftar Norwich City Hall of Fame itu bekerja untuk King's Lynn hingga hari ini.


5. Prestasi terbaik di Piala FA mencapai Putaran II 2020/2021

Sebagai tim "non liga" King's Lynn juga mendapatkan kesempatan untuk bermain di Piala FA seperti halnya semua klub sepakbola di Inggris, baik profesional maupun amatir. Bedanya, tim-tim di luar EFL dan EPL harus memulainya dari fase kualifikasi.

Untuk musim 2020/2021, King's Lynn menyingkirkan Notts County dari Kualifikasi IV dengan kemenangan WO. Hasil itu membawa mereka ke fase utama. Pada Putaran I, King's Lynn mampu mengalahkan klub yang lebih tinggi kastanya, yaitu Port Vale (League Two). Mereka unggul 1-0.

Langkah King's Lynn kemudian terhenti di Putaran II saat mendapatkan kesempatan melawan Portsmouth. Klub yang sekarang bermain di League One itu unggul 6-1. Tapi, hasil itu tidak terlalu diratapi mengingat Putaran II merupakan prestasi tertinggi The Linnets pada turnamen sepakbola tertua di dunia itu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network