Inilah Peringkatnya! 6 Kekalahan Paling Dramatis Para Pemburu Gelar Liga Premier

"Laga lawan Everton tak bisa dilupakan MU. Pada akhirnya Edin Dzeko mencetak gol di menit 92 diikuti Sergio Aguero (94). MU menangis."

Feature | 15 March 2021, 12:37
Inilah Peringkatnya! 6 Kekalahan Paling Dramatis Para Pemburu Gelar Liga Premier

Libero.id - Kemenangan mengejutkan Manchester United atas Manchester City membuat persaingan memperebutkan gelar juara Liga Premier tetap seru. Meski The Citizens masih unggul 14 poin dari The Red Devils, segala sesuatunya bisa terjadi pada pertandingan tersisa.

Secara matematika, selisih 14 poin masih bisa dikejar oleh MU, Leicester City, atau Chelsea sekalipun. Sebab, itu berarti Man City harus kalah 3 kali dan imbang 2 kali dalam 5 pertandingan, sementara MU harus menang 4 kali dalam 4 pertandingan.

Jangan bilang mustahil! Pengalaman di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Inggris membuktikan segala hal bisa terjadi. Dulu, MU pernah menyalip di tikungan terakhir. Begitu pula Man City yang memastikan trofi di additional time babak kedua pada pekan penentuan. 

Tapi, skenario lain juga bisa tercipta. Man City bisa saja terus mendapatkan poin, sementara MU, Leicester, atau Chelsea tergelincir. Sejarah juga mencatat terdapat sejumlah tim penantang sang pemuncak klasemen yang pada akhirnya harus gagal lewat pertarungan dramatis.

Berikut ini 6 kekalahan paling dramatis para pemburu gelar Liga Premier:


6. Blackburn Rovers vs Newcastle United 2-1 (1995/1996)

Pendukung fanatik Newcastle United tidak akan pernah melupakan hari kelam pada 8 April 1996. Saat itu, Kevin Keegan memimpin anak-anak asuhnya bermain di kandang Blackburn Rovers, Ewood Park. Saat itu, poin Newcastle dengan rival terdekatnya, MU, sama. The Red Devils berhak di puncak dengan keunggulan selisih gol.

Satu hari sebelum Newcastle main di Blackburn, MU meraih kemenangan atas Man City di Maine Road. Jika Newcastle juga mengalahkan The Rovers, maka persaingan akan semakin ketat karena masih ada 5 laga tersisa.

Tapi, kenyataan tidak seindah bayangan. Pasukan Keegan mencetak gol pertama, memimpin dengan 15 menit tersisa melalui David Batty. Gelandang Inggris itu baru bergabung dengan Newcastle dari Blackburn pada Januari itu. Jadi, rasanya seolah-olah perburuan gelar akan memihak ke Newcastle.

Ketika pertandingan menyisakan 4 menit di waktu normal, peruntungan berubah. Graham Fenton, yang baru berusia 21 tahun, mencetak gol penyama kedudukan. Lalu, pada menit 89, dia kembali menjebol jala Newcastle untuk membuat Blackburn unggul 2-1.

MU sebenarnya "membantu" Newcastle di pekan 35 setelah menyerah dari Southampton. Tapi, The Magpies memang tidak memiliki mentalitas juara karena hanya mampu bermain imbang pada pekan 37 melawan Nottingham Forest dan pekan 38 melawan Tottenham Hotspur. MU juara dengan keunggulan 5 poin.


5. Bolton Wanderers vs Arsenal 2-2 (2002/2003)

Setelah memenangkan Liga Premier 2001/2002, Arsenal berada di jalur yang tepat untuk kembali juara hingga setidaknya empat pertandingan terakhir musim 2002/2003. Apalagi, pasukan Arsene Wenger telah menahan imbang MU 2-2 pada pekan 34. Meski MU tetap di puncak, selisih poin mereka mengecil.

Nah, pada pekan 35, MU mengalahkan Blackburn dan Arsenal harus berhadapan dengan Bolton Wanderers. Segalanya dimulai dengan cukup nyaman, dengan Sylvain Wiltord dan Robert Pires melepaskan tembakan tepat setelah jeda untuk memberi The Gunners keunggulan 2 gol.

Ketika 3 poin milik The Gunners hanya ditentukan dalam 15 menit, Bolton mencetak gol pengecil kedudukan lewat Youri Djorkaeff. Lalu, 6 menit sebelum pertandingan berakhir, Martin Keown memasukkan gawangnya sendiri untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Seminggu kemudian, Leeds United mengejutkan Arsenal di Highbury dengan kemenangan 3-2. Meski Arsenal mencetak 10 gol dalam dua pertandingan terakhir dengan tiga pemain berbeda mencetak hattrick, MU akhirnya dinobatkan sebagai juara setelah unggul 5 poin.


4. Chelsea vs Bolton Wanderers 2-2 (2006/2007)

Arsenal bukan satu-satunya tim yang gagal melawan Bolton asuhan Sam Allardyce dalam usaha memburu gelar juara Liga Premier. Perjuangan Chelsea pada 2006/2007 juga menunjukkan cepatnya perubahan di Liga Premier.

Pada pekan 34, MU ditahan imbang Middlesbrough. Jika mampu mendapatkan poin penuh saat menghadapi Newcastle, Chelsea akan melewati poin MU dan itu berarti kompetisi akan ketat. Tapi, The Blues justru imbang, yang menghentikan mereka untuk mencatatkan kemenangan ke-10 berturut-turut.

Gagal melewati poin MU, Chelsea punya kesempatan di pekan 35 melawan Bolton. Tapi, Chelsea lag-lagi bermain imbang 2-2 setelah sempat unggul 2-1. Sementara MU mengalahkan Everton, yang artinya Chelsea harus tertinggal 2 poin. Sial, setelah 2 imbang berturut-turut, Chelsea kembali imbang melawan Arsenal, MU, dan Everton. Lima imbang berturut-turut cukup membuat Chelsea menyerahkan piala kepada MU.


3. Birmingham City vs Arsenal 2-2 (2007/2008)

Meski pertandingan ini berlangsung pada Februari, pengaruhnya terhadap perburuan gelar sangat vital. Laga yang dikenang sebagai aksi Martin Taylor saat mematahkan kaki Eduardo da Silva juga membuat suporter sedih karena Arsenal kehilangan momentum menjuarai Liga Premier.

Menjelang pertemuan di Emirates Stadium, Arsenal hanya mengumpulkan 19 poin dari kemungkinan 21 poin, yang membuat mereka unggul 5 poin dari rival terdekat, MU dan Chelsea. Dan, tim yang membuat mereka gagal mendapatkan poin ke-21 itu adalah Birmingham City di pekan 27.

Melawan 10 pemain Birmingham sejak menit 4, Arsenal unggul 2-1 hingga menit 4 additional time babak kedua. James McFadden menjadi orang yang membuat The Gunners meradang di menit 95 melalui eksekusi penalti.

Faktanya, hasil imbang yang dramatis benar-benar memukul Arsenal. Mereka kemudian menjalani 4 pertarungan dengan 3 skor imbang dan 1 kekalahan. Posisi mereka di klasemen tidak hanya semakin tertinggal oleh MU, melainkan juga dilewati Chelsea. The Gunners finish ketiga dan MU juara dengan keunggulan 4 poin.


2. Manchester United vs Everton 4-4 (2011/2012)

Dengan 6 pertandingan tersisa dalam satu musim Liga Premier, selisih 8 poin seharusnya tidak dapat disangkal. Tapi, yang terjadi pada 2011/2012 memang berbeda. MU melaju kencang dengan keunggulan 8 poin dan hanya akan melawan 1 tim anggota 6 besar di sisa kompetisi.

Di pekan 34, 22 April 2021, MU kedatangan Everton. Pertandingan berlangsung menarik dengan banyak gol tercipta. Hingga menit 84, MU unggul 4-3. Tapi, semenit kemudian, Steven Pienaar membuat MU menangis lewat gol penyama skor 4-4. MU memang masih ada di puncak. Tapi, suporter harus berharap-harap cemas.

Hasil imbang yang berdampak sangat fatal karena pekan selanjutnya sudah ditunggu Man City. Itu ibarat play-off karena jika MU kalah, poinnya sama. Jika MU yang menang, Man City akan tertinggal 3 poin. Dan, benar saja, Man City memenangkan pertandingan untuk membuat keduanya memiliki poin sama 83. The Citizens dipuncak karena unggul selisih gol.

Dengan 2 laga tersisa, keduanya memenangkan pertandingan. Tapi, Man City akhirnya menjadi juara lewat pertandingan dramatis melawan Queens Park Rangers (QPR) di pekan terakhir. MU mengalahkan Sunderland 1-0 dan Man City tertinggal 1-2 hingga menit 91. Lalu, keajaiban datang. Edin Dzeko mencetak gol di menit 92 diikuti Sergio Aguero (94). Man City juara dan MU menangis.


1. Crystal Palace vs Liverpool 3-3 (2013/2014)

Dari pekan 32 hingga 36, Liverpool ada di puncak klasemen, sementara Manchester City di posisi 2. Saat itu, 27 April 2014, Liverpool bertemu Chelsea di Anfield. Sementara Man City bermain di kandang Crystal Palace.

Saat melawan The Blues, suporter The Reds bersiap menggelar pesta juara setelah puasa sangat lama. Tapi, para pemain terlihat tegang. Terbukti, Liverpool tertinggal 0-1 saat jeda babak pertama.

Dengan kewajiban harus menang, mereka mencoba membalas. Berbagai serangan dilancarkan untuk membongkar pertahanan Chelsea. Tapi, bola tidak bisa menembus gawang lawan. Justru, kejadian yang tidak diinginkan muncul. Saat hendak menguasai bola Steven Gerrard tergelincir di menit akhir. Bola dengan segera diterima pemain Chelsea untuk menjadi gol di menit 94 atas nama Willian.

Dengan kekalahan 0-2, Liverpool harus merelakan puncak klasemen kepada Man City, yang mengalahkan Crystal Palace dan Everton. Pada pekan 37 Liverpool juga imbang dengan Palace. Hasilnya, The Citizens juara setelah hanya memuncaki klasemen di pekan 1, 37, dan 38.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network