Catat Rekor di Piala Dunia 2002, Pemain Ini Sekarang Buta, Miskin, Nyaris Bunuh Diri

"Uangnya habis untuk matanya. Dia nyaris bunuh diri."

Feature | 28 February 2020, 06:00
Catat Rekor di Piala Dunia 2002, Pemain Ini Sekarang Buta, Miskin, Nyaris Bunuh Diri

Libero.id - Masih ingat dengan Femi Opabunmi? Ya dia adalah menjadi pemain termuda yang mewakili timnas Nigeria di Piala Dunia ketika berhadapan dengan Inggris pada 2002. Namun hanya empat tahun kemudian karier sepakbolanya harus terhenti karena masalah mata yang dideritanya.

Libero.id

timnas Nigeria

Dalam wawancaranya bersama BBC Sport, Femi menjelaskan bagaimana impian sepak bolanya harus berakhir.

“Waktu itu saya masih berusia 17 ketika bermain untuk timnas Nigeria di ajang Piala Dunia 2002  dan saya adalah pemain termuda di turnamen tersebut. Saya bermain melawan Inggris yang pada waktu itu masih diperkuat oleh David Beckham, Michael Owen, Paul Scholes, semuanya. Tetapi tiga atau empat tahun kemudian cerita sepakbola saya berubah. Menit bermain saya langsung hilang perlahan demi perlahan,” ungkapnya.

Dia kemudian menjelaskan, penglihatannya mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ada yang tidak beres. “Saya pergi untuk operasi. Mereka (pihak rumah sakit) bilang kepada saya bahwa saya menderita glaukoma. Semuanya berubah. Segalanya menjadi semakin buruk dan semakin buruk. Dan Saya hanya bisa melihat dengan satu mata sekarang,” katanya.

“Suatu pagi saya bangun dan mengetahui bahwa saya tidak bisa melihat dengan baik. Saya seperti melihat mendung dan harus pergi ke spesialis mata untuk memeriksa keadaan saya. Saat itulah mereka mengatakan kepada saya, bahwa saya harus dioperasi. Setelah operasi, masalahnya tetap sama, tidak ada yang berubah,” demikian lanjutnya.

“Sekarang saya hanya bisa melihat dengan mata kiri saya. Saya tidak bisa melihat apa pun dengan mata kanan saya. Tetapi saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya masih dapat melihat dengan mata kiri saya. Melepaskan impian sebagai pesepakbola adalah hal yang sangat menyakitkan. Terkadang anda berpikir bahwa mungkin anda harus bunuh diri setelah tahu soal itu ( mata kanannya). Kamu akan banyak merenung dan berpikir, terutama saat melihat teman-temanmu masih bermain, kamu melihat mereka dan akan segera menangis. Kamu merasa tidak enak dan kesal, tetapi dalam situasi apa pun, kamu harus menjadi lebih kuat.”

“Hidup ini memang penuh dengan pasang surut. Saya mengingat masa lalu. Saya banyak mengingat tentang ketika saya adalah pencetak gol terbanyak kedua di Kejuaraan Dunia U-17 pada tahun 2001 dan keluar sebagai pemain terbaik ketiga dalam turnamen tersebut. Dan saya adalah pemain termuda yang bermain di Piala Dunia Korea Selatan dan Jepang,” paparnya.

“Terkadang saya berpikir: "Tentang apa kehidupan ini?  Kemudian saya menyimpulkan dan saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa: "Ketika ada kehidupan, suatu hari akan ada harapan." Saya menaruh harapan saya pada Tuhan. Tidak ada yang bisa anda lakukan selain terus melanjutkan hidup anda.”

“Kadang-kadang saya akan berkata: ‘Saya tidak berpikir ada Tuhan di dunia ini.’ Tetapi istri saya selalu memberikan semangat dan mengatakan kepada bahwa saya tidak boleh mengatakan hal buruk kepada Tuhan, bahwa Tuhan tahu waktu yang tepat dan akan menjawab semua harapan orang. Mungkin Tuhan sedang melindungi anda dari bahaya dengan masalah yang anda alami dan anda tidak tahu.”

“Momen terendah bagi saya adalah ketika saya menghadapi kenyataan bahwa mata kanan saya tidak bisa melihat lagi dan saya tidak bisa bermain sepakbola lagi, padahal waktu itu saya masih aktif sebagai pemain. Itu hal yang menyakitkan. Saya telah belajar banyak dari pengalaman hidup saya. Bisa dibilang anda bisa bisa saja bermain sepakbola ini untuk waktu yang lama, namun juga tidak menutup kemungkinan, masalah akan datang dan memperpendek karier kita sebagai pesepakbola.”

“Saya menghasilkan banyak uang dan itu benar adanya, tetapi uang yang saya peroleh habis untuk masalah mata yang saya derita. Saya ingin memberi tahu kepada pemain muda bahwa mereka harus selalu memikirkan hari esok dalam hidupnya, apa pun yang mereka lakukan, karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kepada kita. Dan mereka harus selalu berinvestasi. Ambil pengalaman hidup saya sebagai contoh untuk dipelajari.”

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network