5 Fakta Newcastle Jets, Klub Syahrian Abimanyu di Australia

"Setelah dikontrak Johor Darul Ta'zim (JDT), Syahrian Abimanyu secara resmi dipinjamkan ke klub Australia, Newcastle Jets."

Feature | 06 February 2021, 13:29
5 Fakta Newcastle Jets, Klub Syahrian Abimanyu di Australia

Libero.id - Setelah dikontrak Johor Darul Ta'zim (JDT), Syahrian Abimanyu secara resmi dipinjamkan ke klub Australia, Newcastle Jets. pemuda berusia 21 tahun itu akan bermain hingga akhir musim 2020/2021 atau selama 5 bulan.

Abimanyu hijrah ke A-League sebagai bagian dari kebijakan JDT yang rajin meminjamkan pemain muda ke klub lain sebelum dipanggil pulang untuk berkompetisi di Liga Super Malaysia. Apalagi, slot pemain asing JDT di kompetisi Negeri Jiran musim ini sudah penuh.

Dalam kesepakatan peminjaman selama 5 bulan tersebut, JDT juga menyertakan Liridon Krasniqi. Gelandang serang asal Kosovo tersebut juga akan bermain untuk Jets hingga akhir musim 2020/2021. Musim lalu, mantan pemain Kedah dan Melaka United yang punya paspor Malaysia itu hanya bermain 3 kali untuk JDT.

"Dia masih muda. Tapi, memiliki teknik bermain yang dibutuhkan sebagai pemain bernaluri menyerang. Dia juga pemain yang tak egois. Mentalitas bermain di tim utama yang dimiliki membuat saya yakin dia akan langsung cocok dengan tim kami," kata Manajer Operasional Jets, Joel Griffiths, di situs resmi klub.

Setelah diperkenalkan secara resmi, Abimanyu tidak bisa langsung bergabung dengan rekan-rekan barunya. Dia harus menjalani karantina sebagai bagian dari prosedur standar ketika orang asing memasuki Negeri Kanguru saat pandemi Covid-19.

Dia juga baru bisa bergabung ketika transfer window tengah musim di A-League dibuka secara resmi pada 16 Februari 2021. Selain Abimanyu dan Krasniqi, Jets juga mendatangkan Matthew Millar dari Shrewsbury Town (Inggris), Luka Prso dari Osijek (Kroasia), dan Apostolos Stamatelopoulos (free transfer).

Berikut ini 5 fakta menarik klub baru Abimanyu:


1. Didirikan pengusaha asal Siprus pada 2000

Jets dibentuk pada 1 Agustus 2000 oleh pengusaha Siprus-Australia, Con Constantine, setelah membeli sisa-sisa klub National Soccer League (NSL), Newcastle Breakers. The Breakers bubar ketika Asosiasi Sepakbola Australia (FFA) mencabut lisensi yang dimiliki pada akhir musim 1999/2000.

Setelah dibentuk, Constantine memberi mengganti nama Breakers dengan United. Newcastle United cukup sukses, berkompetisi di dua dari tiga Seri Final terakhir dan finish kedua di Liga di belakang Perth Glory pada musim 2001/2002. Saat itu, A-League belum lahir dan kompetisi masih bernama NSL.

Saat A-League diluncurkan pada 2004 dan memulai musim perdana pada 2005/2006, klub mengganti namanya menjadi Newcastle United Jets Football Club dan meluncurkan logo barunya. Ini dilakukan untuk membuat citra baru dan untuk menghindari kebingungan dengan klub Inggris, Newcastle United.

Nama "Jets" mengacu pada Pangkalan Angkatan Udara Australia, Williamtown, yang terletak hanya 20 kilometer sebelah utara Newcastle. Logo klub tersebut menggambarkan tiga pesawat tempur F/A-18 Hornet, yang berbasis di Williamtown.


2. Memiliki 1 gelar juara A-League

Kompetisi 2007/2008 menjadi pencapaian terbaik Jets di era A-League. Jets memulai musim dengan baik tanpa kalah dalam 5 pertandingan pertama. Menyusul awal yang baik itu, Jets berjuang untuk konsistensi hingga akhir musim, sering menang melawan lawan kualitas. Tapi, kehilangan beberapa pertandingan kandang yang vital.

Pada akhir musim, Jets menjadi runner-up klasemen reguler, meski memiliki poin yang sama dengan Central Coast Mariners di posisi 1. Empat tim teratas lolos ke putaran final dengan posisi 1 dan 2 bertemu di semifinal. Yang menang langsung ke grand finals. Sedangkan tim yang kalah melawan pemenang play-off posisi 3 vs 4 untuk mendapat tiket terakhir ke grand finals. 

Setelah dikalahkan Mariners di semifinal, Jets harus bertemu Queensland Roar, yang mempecundangi Sydney FC di play-off. Di grand finals, Jets sukses membalaskan kekalahan dari Mariners di semifinal maupun klasemen fase reguler. Mereka menang 1-0 lewat gol semata wayang Mark Bridge.


3. Mengalahkan Persija di Kualifikasi II Liga Champions Asia 2019

Penampilan perdana Jets di Liga Champions Asia terjadi pada 2009. Saat itu mereka langsung ke fase grup untuk menghadapi Beijing Guoan (China), Ulsan Hyundai (Korea Selatan), dan Nagoya Grampus Eight (Jepang). Mereka lolos ke babak 16 besar, tapi dikalahkan Pohang Steelers.

Kesempatan kedua datang pada 2019. Bedanya, mereka harus melewati Kualifikasi II melawan Persija Jakarta. Pertandingan dilaksanakan satu kali di Newcastle International Sports Centre, 12 Februari 2019. Mereka harus bekerja keras untuk menyingkirkan Macan Kemayoran.

Awalnya, Jets unggul 1-0 di menit 49 melalui Ronald Vargas. Lalu, pada menit 72, Ramdani Lestaluhu menyamakan skor 1-1. Duel berlanjut hingga extra time. Sayangnya keberuntungan tidak menjadi milik Persija. Jets mencetak 2 gol di perpanjangan waktu lewat Nigel Boogaard (101) dan Matthew Ridenton (120).


4. Rival abadi Central Coast Mariners dalam The F3 Derby

Seperti sepakbola di tempat lain, di A-League juga terdapat pertandingan sesama klub satu wilayah. salah satunya The F3 Derby. Itu adalah pertandingan antara Jets dengan Central Coast Mariners.

Derby tersebut diambil dari nama jalan bebas hambatan yang menghubungkan kedua tempat dalam satu wilayah. Jalan F3 juga dikenal sebagai Pacific Motorway. Sekarang, namanya M1.

Dikenal sebagai The F3 Derby, pertemuan pertama antara tim menghasilkan pertandingan semifinal yang ketat di Liga Champions Oceania 2005. Ketika itu, bintang Mariners,  Nik Mrdja, mematahkan kaki bek Jets, Andrew Durante. Mereka juga bertemu pada 2007/2008 ketika Jets juara.

Pada 2008/2009, pertandingan Jets kontra Mariners juga panas. Mariners memenangkan pertandingan 2-1 berkat gol Matt Simon. Setelah laga usai, striker Jets, Joel Griffiths, mencengkeram leher gelandang Mariners, John Hutchinson. Akibatnya, perkelahian massal terjadi. Wasit, Peter O'Leary, lalu mengeluarkan striker Mariners, Dylan Macallister, karena kata-kata kasar.


5. Terbenam di papan bawah klasemen A-League 2020/2021

Musim lalu, Jets finish di posisi 8 klasemen akhir. Mereka gagal lolos ke fase selanjutnya setelah hanya mengoleksi 34 poin dari 26 pertandingan. Jets menang 9 kali, imbang 7 kali, dan kalah 10 kali.

Untuk musim 2020/2021, kondisi Jets semakin mengkhawatirkan. Di klasemen sementara hingga pekan 6, Jets masih berada di posisi 11 dari 12 kontestan. Mereka baru mendapatkan 4 poin dari 1 kemenangan dan 1 skor imbang. Meski A-League tidak memiliki tim yang terdegradasi, posisi itu sangat mengkhawatirkan bagi para pendukung fanatiknya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network