Rio Mavuba, Orang yang Berani Menampar Ibrahimovic hingga Terkapar

"Rio Mavuba hanya bertinggi 172 cm sementara Ibra 195 cm. Rio Mavuba terkenal karena di KTP-nya tertulis tempat lahir: laut!"

Biografi | 28 January 2021, 23:44
Rio Mavuba, Orang yang Berani Menampar Ibrahimovic hingga Terkapar

Libero.id - Baru-baru ini Zlatan Ibrahimovic beradu argumen dengan dua striker gempal Duvan Zapata dan Romelu Lukaku. Tetapi tanpa pernah disadari, pemain bernama Rio Mavuba pernah menampar Ibrahimovic hingga terjatuh pada 2013 lalu.

Momen menggemparkan itu terjadi pada laga Ligue 1 antara Paris Saint Germain dengan Lille. Hasil pertandingan imbang 2-2. Itu adalah laga panas mengingat PSG di peringkat pertama dan Lille di peringkat ketiga.

Ibra membawa PSG unggul 1-0 menit 18. Beberapa saat sebelum jeda babak pertama, Rio Mavuba menyamakan keduduakan lewat gol menyambut umpan Salomon Kalou. Gol itu datang hanya beberapa menit setelah dia terlibat perselisihan dengan Ibra.

Tangan Rio tampak menampar Ibra hingga jatuh. Dia dan Ibra mendapat kartu kuning. Salomon Kalou membawa Lille unggul 2-1 di babak kedua sebelum Marko Basa membuat gol bunuh diri ke gawang Lille 20 menit jelang bubaran.

Meskipun hanya bertinggi 172 centimeter, Rio Mavub tampak berani berhadapan dengan Ibra. Sedikit dipisah wasit dia sempat menggerakkan tangan ke pipi Ibra hingga terjatuh.

Siapa Rio Mavuba?

Rio Mavuba adalah Putra Ricky Mavuba (mantan pemain timnas Zaire - sekarang Republik Demokratik Kongo), lahir di sebuah kapal di perairan internasional di lepas pantai Angola pada 16 Maret 1984.

Orang tuanya ingin melindungi anak mereka yang baru lahir dan melarikan diri dari perang saudara yang melanda Angola. Keduanya mengalami kesulitan hidup tetapi berhasil diakui di Perancis sebagai pengungsi politik.

Mereka tidak ingin "mengisi" jiwa anak mereka dengan sejarah tragis, jadi Mavuba tidak terlalu banyak mengingat momen itu.

"Di paspor saya tertulis 'Lahir di laut'. Sedangkan sisanya, saya tidak pernah membicarakannya. Saya tidak pernah ingin tahu sejarah migrasi kami. Yang saya tahu adalah saya dilahirkan di kapal, yang diam-diam satu malam berlayar di lepas pantai Afrika Barat, digerakkan oleh angin laut dan kemudian menuju pantai timur Semenanjung Iberia sebelum mencapai pelabuhan di Marseille pada Maret 1984,” ujar Rio.

Saya terlahir tanpa kewarganegaraan selama perjalanan panjang ini. Ibuku, Teresa, berasal dari Angola. Di kapal ini, saat melintasi perairan Atlantik, ayah saya, Ricky, memberi saya nama 'Rio', yang berarti 'sungai'. "

Tentu saja, bocah lelaki itu tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari banyak detail dari cerita ini. Ibunya meninggal ketika dia baru berusia dua tahun dan ayahnya meninggal di usia 12 tahun. Namun, jalan dimudahkan baginya untuk berkewarganegaraan Prancis.

"Semuanya berjalan baik di Bordeaux tempat kami tinggal. Ada orang dari banyak negara, orang-orang utama dari negara-negara Afrika Selatan, sehingga kota ini terbuka untuk menerima orang asing.

Bagi ibu saya, belajar bahasa lebih menantang. Dia membuat pelajaran bahasa Prancis dan membantu integrasinya. Dia meninggal ketika saya berusia dua tahun dan ayah saya menikah kembali, jadi saya tumbuh dengan ibu tiri saya, seperti 11 saudara lelaki dan perempuan saya. "

Mavuba berlatih sepak bola untuk mengatasi kehilangan orang tuanya. Bordeaux mengendus bakatnya dan enam tahun kemudian menawarinya posisi penting. Debutnya dalam pertandingan melawan Lyon pada Januari 2004, dan sejak itu ia terus menerus masuk sebagai pemain inti. Kemudian, ia dipanggil oleh tim nasional Prancis.

"Fakta bahwa saya dipanggil ke tim nasional Prancis membantu mempercepat prosedur birokrasi untuk mendapatkan kewarganegaraan. Pada September 2004, ketika saya berusia 21 tahun, pelatih Prancis Raymond Domenech ingin memilih saya untuk pertandingan Prancis vs Israel. Saya menjadi orang Prancis yang dinaturalisasi agar dapat bermain.”

“Saya sangat kesal setelah 20 tahun tanpa kewarganegaraan. Sekarang saya seperti semua orang. Tentu saya kehilangan sedikit individualitas, keunikan saya, tetapi masa lalu saya masih menjadi bagian dari saya. Sekarang siapa pun yang melihat tempat kelahiran saya, hanya tertawa.”

"Kehidupan seorang pengungsi itu rumit. Orang-orang ini terpaksa meninggalkan segalanya dan pergi sendirian. Mereka meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, teman, segalanya. Mereka ingin menemukan kehidupan yang lebih baik di negara lain, mempertaruhkan risiko. Mereka kehilangan semua yang mereka miliki. Kematian di laut adalah tragedi nyata, dan memang tidak ada yang tahu jumlah sebenarnya.”

“Saya memiliki pengalaman ini sendiri, dan saya tahu bahwa olahraga adalah cara terbaik untuk melupakan masalah ini dan untuk berbagi sesuatu dengan orang lain.”

Rio menikah dengan wanita cantik berkulit putih Elodie Mavuba. Pernah dibawa Prancis dalam skuad Piala Dunia 2014. Ini membela salah satu klub di kasta ketiga Liga Prancis.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network