Kisah Memalukan Saat Indonesia Dikalahkan Timor Leste di Piala AFF U-16 2010

"Saat itu Indonesia diperkuat antara lain oleh Maldini Pali. Ironisnya kekalahan terjadi di kandang sendiri di Solo."

Feature | 15 January 2021, 12:25
Kisah Memalukan Saat Indonesia Dikalahkan Timor Leste di Piala AFF U-16 2010

Libero.id - Sulit membayangkan jika tim nasional Indonesia dikalahkan Timor Leste dalam sebuah laga resmi level AFF, AFC, maupun FIFA. Ternyata hal itu pernah terjadi pada Piala AFF U-16 2010. Sialnya, kompetisi digelar di Stadion Manahan, Solo.

Cerita memalukan itu dimulai pada 20 September 2020 ketika Piala AFF U-16 memainkan pertandingan pertama dan hanya diikuti 3 tim anggota AFF (Indonesia, Timor Leste, Vietnam) dan 1 tim undangan dari Asia Timur (China). Indonesia mengawali laga grup melawan Timor Leste. Hasilnya, unggul 1-0.

Setelah itu, tim asuhan Mundari Karya ketika itu bertemu Vietnam, 22 September 2010. Indonesia menyerah 0-1. Lalu, pada pertandingan ketiga, 24 September 2010, Garuda Muda melawan China. Mereka kalah 1-3.

Dengan situasi seperti itu, Vietnam dan China akan bertemu di pertandingan final untuk memperebutkan trofi. Sementara Indonesia dan Timor Leste yang berada di posisi 3-4 dengan 3 poin akan bertemu di play-off perebutan peringkat 3. Pertandingan digelar pada 26 September 2010.

Laga berlangsung seru. Diperkuat Antony Putro Nugroho, Purwa Putra, Ricky Alfian, Maldini Pali, Abdul Mutolib, hingga Achmad Risky Kurniawan selaku penjaga gawang, Indonesia justru mendapatkan tekanan Timor Leste. Meski bermain di kandang lawan, para pemain Timor Leste benar-benar merepotkan pertahanan tim Merah-Putih.

Timor Leste bermain sangat kompak dan efektif. Sebaliknya, pemain-pemain Indonesia terlihat kesulitan mengembangkan kemampuan terbaiknya. Fisik menjadi pembeda sehingga Timor Leste berhasil unggul 2-0 melalui dua gol yang berselisih 6 menit melalui Fidel Santos (50) dan Rogerio Seran (56).

Kegagalan itu sangat menyesakkan lantaran Timor Leste adalah anak bawang di sepakbola ASEAN. Mereka juga baru menjadi negara merdeka 10 tahun sebelum pertandingan tersebut.

Kekecewaan semakin besar karena tim yang bertanding sama dengan skuad yang tampil di Kualifikasi Piala Asia U-16 pada 3-11 Oktober 2009. Padahal, pada ajang tersebut Indonesia sebenarnya tampil membanggakan. Tergabung di Grup E bersama Jepang, Filipina, Taiwan, Bangladesh, dan Mongolia, Garuda Muda tampil sangat bagus.

Bermain di Panaad Stadium, Bacolod, Filipina, Indonesia mampu lolos ke Piala Asia U-16 2010 sebagai runner-up Grup E di belakang Jepang. Garuda Muda mendapatkan 7 poin setelah mengalahkan Filipina dan Taiwan, bermain imbang dengan Bangladesh, serta menyerah dari Jepang.

"Banyak hal yang harus kita benahi jelang Piala Asia U-16, termasuk membenahi fisik, stamina, dan mental pemain. Hal itu perlu untuk mendukung teknik pemain yang sebenarnya sudah sangat bagus," kata Mundari di situs resmi PSSI, 26 September 2010, tentang kekalahan dari Timor Leste.

Karena itu, setelah kegagalan menyakitkan di Piala AFF U-16, Mundari membawa pasukan mudanya ke Batu, Malang. Selama beberapa hari, Garuda Muda menggelar pemusatan latihan hingga berangkat ke Uzbekistan untuk menjalani putaran final Piala Asia U-16. Di ajang yang sama, Timor Leste yang baru mengalahkan Indonesia juga ambil bagian.

Saat turnamen berlangsung, Indonesia berada di Grup A bersama tuan rumah, Yordania, dan Tajikistan. Garuda MUda menjalani pertandingan pertama melawan Uzbekistan di Tashkent, 24 Oktober 2010. Skornya, 3-0 untuk tuan rumah.

Kalah pada pertandingan pembuka, Mundari meminta para pemain bangkit ketika menghadapi Tajikistan, 28 Oktober 2010. Permintaan itu dijawab dengan torehan positif. Indonesia menang 4-1 melalui Fakhri Rasyid , Antony (2 gol), dan Angga Febryanto Putra. Sementara satu-satunya gol Tajikistan diproduksi Saidov Abdullo.

Dengan 3 poin dari 2 laga, Indonesia optimistis untuk bisa melaju ke babak selanjutnya. Di pertandingan terakhir, Garuda Muda bertemu Yordania. Laga itu bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2010.

Tampil dengan motivasi tinggi, Indonesia sebenarnya bermain sangat bagus di babak pertama. Mereka benar-benar mendominasi lapangan dan membuat pemain-pemain Yordania kerepotan. Tapi, ketika memasuki pertengahan babak kedua, fisik para pemain sudah habis. Akibatnya, Omar Khalil Ismaeel Al-Hasani mencetak gol kemenangan 1-0 Yordania di menit 70.

Setelah itu, timnas U-16 dibubarkan. Beberapa pemain melanjutkan karier hingga senior seperti Antony, yang sekarang membela Persik Kediri, Maldini (Kalteng Putra), atau Angga (Persibat Batang). Sebagian lain tidak diketahui kariernya. Ada yang sempat bermain di Liga Indonesia. Tapi, berhenti tidak lama kemudian.

Karier Mundari sebagai pelatih juga tetap berlanjut hingga saat ini. Mantan pelatih Persikota Tangerang tercatat sebagai manajer di Barito Putera dan menjadi orang yang bertanggung jawab atas transfer Bagus Kahfi ke Jong Utrecht.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network