10 Pemain yang Jadi Tulang Punggung Satu Tim dalam Sejarah Liga Premier

"Tanpa keberadaan mereka, sebuah tim bisa sangat terpengaruh. Bruno Fernandes untuk Manchester United 2020/21 contohnya."

Feature | 21 December 2020, 13:17
10 Pemain yang Jadi Tulang Punggung Satu Tim dalam Sejarah Liga Premier

Libero.id - Memang harus diakui olahraga sepak bola adalah persoalan bagaimana kerja sama antar pemain bisa terbangun. Namun banyak juga dari sebuah tim mengandalkan satu orang pemain untuk menjadi tumpuan hingga sering kali berperan dalam mencetak gol serta assist.

Dilansir dari football365.com,setidaknya ada 10 pemain yang berperan besar untuk sebuah tim dalam sejarah Liga Premier, siapa saja mereka? berikut ulasannya:

10. Man Utd (2020/21) - Bruno Fernandes

Libero.id

Kredit: manutd.com

Sejak didatangkan dari Portugal pada awal Januari lalu, sangat jelas bahwa Fernandes adalah pemain yang sangat penting untuk Man Utd. Terbaru, saat tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer tertinggal 0-1 dari West Ham pada lanjutan Liga Premier,  Fernandes yang masuk dari bangku cadangan langsung menciptakan delapan peluang dalam 45 menit yang transformatif, membantu gol penyama dan membantu merebut kemenangan dari anak asuh David Moyes.

Musim lalu, pemain dengan 25 caps bersama timnas Portugal itu mengemas 17 gol serta 11 assist, dimana itu terjadi dalam 10 pertandingan tanpa terkalahkan. Pada walnya, Man Utd merekrut Fernandes sebagai solusi cepat panik untuk masalah kreatif mereka, namun ia segera menjadi solusi jangka panjang untuk masalah kepemimpinan, masalah sikap atau pengambilan penalti. Selain itu, Fernandes telah dianugerahi Lima penghargaan Man Utd Player of the Month, sesuatu yang menunjukan betapa pentingnya sang maestro Selecao itu.

9. Sunderland (2016/17) - Jermain Defoe

Tidak ada salahnya jika sebuah tim mengadalkan satu orang pemain, misalnya saja bagaimana Maradona membawa Argentina menjadi juara dunia pada 1986 dan Napoli untuk menguasai Italia dua kali. Tapi dalam kasus Jermain Defoe, meski tidak diragukan lagi seorang striker yang klinis, ia belum bisa mencapai level sang legenda.

Sunderland sangat fokus pada memaksimalkan kemampuannya hampir sejak mereka merekrut Defoe pada Januari 2015. Mantan pemain West Ham itu membantu The Black Cats bertahan di musim 2015/16. Namun usai David Moyes mengambil alih kursi kepelatihan, pria Skotlandia itu jelas memberi tanggung jawab lebih kepada Defoe dengan raihan 15 golnya adalah setengah dari total keseluruhan gol Sunderland di liga, digabung jumlah gol Victor Anichebe dan Patrick van Aanholt.

“Saya tidak berpikir harga berapa pun akan membeli Jermain - dia tak ternilai harganya. Tanpa Jermain kami akan benar-benar berjuang,” ujar Moyes pada Desember 2016 lalu.

8. Arsenal (2016/17) - Alexis Sanchez

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Bisa dibilang, karier emas seorang Alexis Sanchez  terjadi di musim 2016/17, kendati karier dari mantan pemain Barcelona tersebut perlahan-lahan mulai meredup. Pemain Chile itu memimpin daftar pencetak gol di di Arsenal dengan raihan 30 gol, 24 diantaranya datang dari  Liga Premier, sementara ia juga mencatatkan 18 assit, 11 di liga, sisanya di ajang Liga Champions dan FA Cup.

7.Southampton (2002/03) - James Beattie

Tidak ada pemain yang pernah mencetak persentase gol Liga Premier untuk satu tim lebih tinggi dalam satu musim daripada James Beattie untuk Southampton. Pemain kelahiran Lancaster itu sukses mencetak 23 gol dari total 43 gol keseluruhan tim (53,5%) pada musim 2002/03. Berkat performanya itu, Beattie sukses mengemas 5 caps bersama timnas Inggris, dan itu terjadi antara Februari dan November 2003, sementara ia mempertahankan performanya cukup lama untuk mengamankan kepindahan ke Everton.

Selain itu, rekor gol Beattie juga cukup membuat dirinya masuk ke tengah-tengah persaingan antara Ruud van Nistelrooy dan Thierry Henry yang mendidih di pertengahan tahun 2000-an.

6.West Ham (2010/11) - Scott Parker

Libero.id

Kredit: whufc.com

Penamplan impresif Parker sepanjang musim 2010/11 membuatnya mendapatkan penghargaan FWA (Football Writers' Association) Footballer of the Year 2011, dimana gelandang Inggris itu digambarkan sebagai pemain The Hammers yang  “memotivasi mereka untuk tetap memiliki kesempatan untuk bertahan di liga premier”.

Arsene Wenger menyebutnya sebagai "pilihan yang dapat dibenarkan" untuk "musim yang luar biasa".

“Senang saya dipilih dan orang-orang menghargai apa yang telah saya lakukan” ujar Parker.

Dia tetap satu-satunya pemain yang memenangkan penghargaan itu sekaligus harus menerima kenyataan pahit bahwa timnya terdegradasi. Selama msuim 2010/11 berlansung, pemain dengan 11 caps bersama Thee Three Lions itu berusaha semaksimal mungkin untuk mengangkat penampilan anak-anak The Hammers, Parker mencatatkan 5 gol dan 3 assits serta hampir turun dalam setiap pertandingan.

5.Crystal Palace (2004/05) - Andy Johnson

Tidak ada pemain dari tim terdegradasi  yang mencetak lebih banyak gol dalam satu musim Liga Premier (21 gol). Tidak ada pemain yang mencetak lebih banyak penalti dalam satu musim Liga Premier (11 gol).

"Orang-orang mengatakan kami adalah tim satu orang, dan Andy Johnson mencetak gol lagi," ujar asisten manajer Kit Symons setela The Eagles secara menakjubkan menang atas Liverpool. Pernyataan tersebut cukup membuktikan bahwa peran Johnson pada musim 2004/05 sangat krusial untuk Palace kendati mereka tetap terdegradasi.

4. Arsenal (2011/12) - Robin van Persie

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Mengalami musim yang buruk, tim asuhan Arsene Eenger harus berterimakasih banyak kepada sang kapten saat itu, Robin van Persie. Pemain asal Belanda membuat salah satu musim individu terbaik dalam sejarah Liga Premier dengan mebawa Arsenal ke posisi ketiga dari zona degradasi.

Mantan pemain Feyenoord itu jelas sangat memburu Premier League Golden Boot, dan di akhir musim, Van Persie sukses mencetak 30 dari 74 gol Arsenal. Van Persie bahkan memberikan sepuluh assist, sementara Alex Song hanya membuat empat (13,3%) dari gol yang diciptakan oleh RvP.

3. Southampton (1993/94) - Matt Le Tissier

Jauh sebelum Ibrahimovic dengan arogansinya, Matt Le Tissier sudah terkenal akan arogansinya. Para pendukung The Saints menjulukinya sebagai “Tuhan”, makna "Tuhan" yang dilontarkan oleh para pendukung ini lebih kepada seni oleh bola spektakuler dan ya, Le Tissier adalah salah satu pemain dengan tendangan akurat terbaik yang pernah ada di Liga Premier.

Karier terbaik Le Tissier terjadi pada musim 1993/94; Le Tissier mencetak sepuluh gol dan membantu kemenangan dalam gol lainnya. Ditambah lagi ada sebuah buku yang ditulis oleh seorang penggemar Southampton yang diterbitkan awal tahun 2020 dengan judul 'One-Man Team: The Matt Le Tissier Story'.

2.Nottingham Forest (1992/93) - Roy Keane

Libero.id

Kredit: nottinghamforest.co.uk

'Roy Keane bersinar seperti suar melalui semua kesuraman musim yang sepi itu,' tulis Brian Clough tentang 'satu-satunya' pemain yang 'melakukan tugasnya secara teratur' untuk Nottingham Forest di musim terakhirnya sebagai manajer.

Saat klub tergelincir ke zona degradasi hampir satu dekade setelah menguasai Eropa, gelandang muda Irlandia itu dikaitkan dengan Milan, Sevilla, Real Madrid dan elit Inggris.

Keane sangat brilian dalam menjaga lini tengah Tricky Trees. Ia sering ditempatkan di pertahanan tengah sampai pengaruh lini tengahnya dianggap terlalu besar untuk dikorbankan, sementara hanya Nigel Clough dan Gary Bannister yang mencetak lebih banyak gol untuk Forest. Keane masih satu dari hanya dua orang yang finis terbawah dan masuk dalam PFA Team of the Year.

1. Blackburn (1993/94 dan 1995/96) - Alan Shearer

Shearer adalah pemain yang membuat persaingan Blackburn versus Man Utd menjadi sorotan utama di tahun 1994/95. Ia bergabung dengn revolusi Kenny Dalglish pada musim panas 1992 usai mencetak 23 gol untuk Southampton. Dua musim menjadi panggung untuk Shearer menunjukkan kualitasnya bahkan markas The Riversiders hingga mendapat julukan Shearer’s Ewood Park. Bersama Blackburn, Shearer sukses meraih gelar Liga Premier pada musim 1994/95.

Shearer sukses mencetak 31 gol kedua musim terbaiknya tersebut, 24 dan 25 gol lebih banyak dari Kevin Gallacher dan Graham Fenton, dimana kedua pemain tersebut menjadi dua celah terbesar antara pencetak gol terbanyak dan kedua di klub mana pun dalam satu musim Liga Premier.

Adapun pemain lainnya yang layak mendapatkan penghormatan adalah; Man Utd (David de Gea, 2017/18), Arsenal (Cesc Fabregas, 2009/10), West Ham (Dimitri Payet, 2015/16), Crystal Palace (Wilfried Zaha, sejak sekitar 2016), Liverpool (Steven Gerrard).

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network