Kisah Tak Terungkap Kemenangan Australia 31-0 vs Samoa, Sampai Menangis Minta Ampun

"Australia dikritik keras. Lawannya tidak bisa memasang skuad inti. Seperti menembak tikus dengan AK 47."

Feature | 25 October 2020, 13:01
Kisah Tak Terungkap Kemenangan Australia 31-0 vs Samoa, Sampai Menangis Minta Ampun

Libero.id - Sewajarnya, sebuah tim yang memenangkan pertandingan dengan skor telak akan mendapatkan pujian dan tepuk tangan meriah. Apalagi, momen itu tercipta di laga bertajuk Kualifikasi Piala Dunia. 

Namun, hal sebaliknya justru menimpa Australia ketika menjalani pertandingan menuju Piala Dunia 2002 Zona Oceania. Kemenangan 31-0 atas Samoa Amerika pada 11 April 2001 dianggap banyak orang tidak layak. The Socceroos dihujat karena dianggap tidak memahami prinsip fair play dan sportivitas. 

Saat itu, Australia sengaja menampilkan pemain-pemain top yang merumput di banyak klub ternama Eropa menghadapi tim kecil dari Pasifik yang tidak memiliki kompetisi profesional. Itu ibarat membunuh tikus sawah dengan senapan serbu AK-47 atau M-16.

Kemenangan 31-0 dengan Archie Thompson mengemas 13 gol dianggap sebagai bentuk arogansi Australia. Apalagi, terungkap fakta bahwa Samoa Amerika tidak bisa menampilkan pemain senior karena terkendala visa. Pemain U-20 juga tidak bisa main karena sedang mengikuti ujian di sekolah.

Dengan kondisi seperti itu, Samoa Amerika hanya bisa menurunkan satu pemain inti, yaitu sang kiper, Nicky Salapu. Sisanya, para pemain amatir yang berstatus pelajar dengan rentang usia 15, 16, 17, 18 tahun. Mayoritasnya tidak pernah bermain sepakbola selama 90 menit. 

Menurut kesaksian Wakil presiden Asosiasi Sepakbola Samoa Amerika (FFAS), Tony Langkilde, para pemain sempat meminta wasit dan bintang-bintang The Socceroos untuk menghentikan laga karena sudah tidak sanggup bermain. Berkali-kali mereka berbicara agar Australia bermain lebih santai. 

Sial, permintaan itu tidak dianggap. Setiap kali pemain Samoa Amerika berbicara kepada pemain Australia, responsnya sangat arogan. The Socceroos terus membombardir gawang Salapu. Beberapa pemain bahkan sempat menangis di lapangan saat gol demi gol tercipta.

"Saya tidak malu karena kami semua belajar sesuatu dari kejadian itu. Jika kami memiliki semua pemain kami, mungkin hanya menderita 5 atau 6 gol. Itu terjadi karena saya tanpa bek terbaik saya dan tidak ada yang bisa saya lakukan," ujar Salapu pada 2009, dikutip The Telegraph.

Dampak dari laga berat sebelah itu telah membuat Asosiasi Sepakbola Australia (FFA) banjir kecaman. FFA pada akhirnya memilih meninggalkan Oceania untuk bergabung dengan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Sebab, laga melawan Samoa Amerika membuktikan The Socceroos tak memiliki lawan sepadan.

"Mencetak rekor dunia adalah mimpi yang menjadi kenyataan untuk saya karena tidak datang setiap hari. Tapi, sebenarnya kita juga harus melihat siapa lawan yang dihadapi. Seharusnya kami tidak bermain seperti ini," sesal Thompson beberapa tahun kemudian, dilansir CBC Sports.

Faktanya, dominasi Australia di Oceania memang tak terbantahkan. Mereka adalah tim paling kuat di kawasan tersebut. The Socceroos ibarat raksasa yang menghadapi para liliput. Hanya Selandia Baru tim yang bisa mengimbangi mereka. 

Bukti lainnya adalah dua hari sebelum membantai Samoa Amerika, Australia lebih dulu mengemas kemenangan besar atas Tonga 22-0 pada ajang yang sama. Jika dikalkulasi dengan jumlah gol memasukkan ke gawang Samoa Amerika, The Socceroos telah mencetak 53 gol dalam waktu 3 hari. Jumlah gol yang diluar nalar.

Selama menjadi anggota OFC, Australia memiliki reputasi mentereng. The Socceroos  langsung menjadi juara Piala Oceania saat pertama kali ambil bagian pada 1980. Kemudian, dominasi mereka dilanjutkan pada 1996, 2000, dan 2004. 

Ketimpangan sosial bisa terjadi karena negara-negara Oceania mayoritas tidak menjadikan sepakbola olahraga utama. Mereka lebih menyukai rugby. "Kejadian itu (kekalahan 0-31) telah mengubah cara pandang kami terhadap sepakbola. Sekarang, sepakbola dimainkan di sekolah dasar dan menengah," ucap Manajer timnas Samoa Amerika saat ini, Tunoa Lui.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network