5 Kesimpulan Penting Laga Manchester United vs Chelsea Berakhir 0-0

"Di tengah debut Edinson Cavani, kiper Edouard Mendy mencuri perhatian. Layak kiper inti."

Analisis | 25 October 2020, 12:19
5 Kesimpulan Penting Laga Manchester United vs Chelsea Berakhir 0-0

Libero.id - Awal Liga Premier musim 2020/21 dipenuhi banyak hal yang mengejutkan, karena beberapa hasil pertandingannya, misalnya saja di pekan ke-4 dimana Manchester United kalah 1-6 dari Tottenham Hotspur dan Liverpool kalah 1-7 dari Aston Villa.

Pada pekan lalu, Chelsea yang sudah unggul 3-1 atas Southampton harus bermain imbang di akhir laga menjadi 3-3 sementara Manchester United sukses menumbangan Newcastle dengan skor 4-1 di St. James' Park. Dan kemarin, kedua tim raksasa Inggris itu bertemu, dimana tim asuhan Frank Lampard harus bertandang dahulu ke Old Trafford. Seperti yang sudah diketahui bersama, pertandingan itu berakhir dengan skor imbang 0-0, namun ada beberapa catatan penting dari pertemuan ke-188 kedua tim tersebut, apa sajakah itu? berikut ulasannya;

5. Pembuktian Victor Lindelof setelah rentetan peforma buruknya

Libero.id

Kredit: manutd.com

Usai dibantai 1-6 oleh Tottenham, terlihat jelas bahwa lini pertahanan Manchester United saat ini terbilang sangat buruk dan diantara pemain belakang Setan Merah,Victor Lindelof adalah salah satu yang menjadi sorotan. Namun pertandingan kemarin saat menghadapi Chelsea membutikan bahwa ia masih layak menjadi pemain inti klub.

Meskipun Chelsea tidak dalam performa terbaiknya, pemain Swedia itu mampu bermain solid di lini belakang dengan menahan segala serangan yang datang ke pertahanan Setan Merah bahkan dalam hal penguasaan bola, mantan pemain Benfica itu sesekali mencoba untuk membantu lini serang United.

Selama pertandingan, Victor Lindelof sukses memenangi tiga duel, membuat dua clearances, satu tekel, satu intersepsi, menciptakan satu peluang dan menyelesaikan 56 operan.

4. Edouard Mendy solid di bawah mistar Chelsea

Libero.id

Kredit: chelseafc.com

Meskipun Frank Lampard masih mendukung Kepa Arrizabalaga di bawah mistar The Blues, namun penandatanganan Edouard Mendy dari Rennes benar-benar membantu Lampard untuk mendapatkan kiper alternatif yang jarang membuat kesalahan, dan pertandingan menghadapi Manchester United adalah sebuah bentuk pembuktian dari  Edouard Mendy.

Dalam permainan yang cukup monoton, bisa dikatakan Manchester United adalah tim yang paling banyak melakukan tembakan ke gawang, artinya Edouard Mendy berperan menjadi lebih sibuk dalam menahan bola. Pemain berusia 28 tahun itu melakukan empat penyelamatan dan menyelesaikan 74% operannya. Ia mungkin tak seterkenal Kepa, namun para penggemar The Blues pasti akan menghargai Mendy karena memiliki penjaga gawang dengan kemampuan diatas rata-rata.

3. Debut Edinson Cavani untuk Manchester United

Libero.id

Kredit: manutd.com

Terakhir kali pemain Uruguay itu terlihat di lapangan hijau adalah enam bulan lalu. Pemain berusia 33 tahun itu diasingkan oleh PSG setelah terlihat berselisih dengan Neymar dan rekan satu tim lainnya. Sejak saat itu, Thomas Tuchel menolak memilih striker Uruguay tersebut.

Agen dari Cavani kemudian mengupayakan untuk mengeluarkan sang pemain di musim panas ini dari PSG. Ajaibnya, di minggu-minggu terakhir jendela transfer musim panas, Cavani justru merapat ke salah satu tim terkaya di dunia, Manchester United. Sebelumnya, ia justru dikabarkann akan merapat ke Ateltico Madrid ataupun Benfica.

Pertandingan melawan Chelsea kemarin menjadi debut untuk Edinson Cavani berseragam Manchester United. Mantan penyerang Napoli itu masuk pada menit ke-57 menggantikan Daniel James.

Namun, karena kurangnya servis, pemain berusia 33 tahun itu melakukan tujuh sentuhan bola dan melakukan satu tembakan yang diblok oleh mantan rekan setimnya di PSG, Thiago Silva. Meski demikian, Manchester United tentu berharap bisa melihat lebih jauh lagi kontribusi Cavani untuk tim.

2. Formasi yang diterapkan Chelsea

Meskipun menghabiskan hampir 200 juta Poundsterling untuk membeli banyak pemain bintang musim panas ini, Frank Lampard justru memilih formasi yang lebih defensif saat menghadapi Manchester United kemarin.

Di atas kertas, The Blues memang menggunakan formasi 3-4-3, tetapi di atas lapangan, Chelsea berubah menjadi 5-4-1 untuk menahan laju trio penyerang Setan Merah. Pendekatan tersebut berhasil, tetapi mengingat jumlah uang yang dihabiskan Chelsea musim panas ini, The Blues seharusnya tidak boleh menggunakan formasi parkir bus selain di Etihad atau Anfield.

Dibandingkan dengan jumlah 14 tembakan Manchester United, Chelsea hanya melakukan enam tembakan ke gawang selama 90 menit petandingan. The Blues tampak berhati-hati dalam permainan menyerang dan tampaknya puas dengan hasil imbang 0-0.

1. Harry Maguire beruntung tindakannya ke Azpilicueta tak berbuah penalti

Libero.id

Kredit: cheleafc.com

Dalam dua bulan terakhir, kapten Manchester United itu terus mendapatkan serangan, baik dari para pengamat sepak bola maupun fans Setan Merah sendiri karena tindakannya. Namun saat pertandingan menghadapi The Magpies, Maguire bermain sangat bagus bahkan mampu mencetak gol.

Melawan Chelsea, pemain berusia 27 tahun itu tidak melakukan kesalahan sepanjang pertandingan kecuali untuk satu momen, dimana dalam pertengahan babak pertama, Harry Maguire terlihat menempatkan Caesar Azpilicueta di headlock saat pengambilan sepak pojok. Fakta bahwa VAR tidak meninjau kembali apa yang sudah dilakukan Maguire, itu tetap saja adalah sebuah kesalahan yang bisa berakibat fatal untuk Setan Merah dan jika insiden itu mendapatkan respon dari hakim lapangan, maka kemungkinan besar pertandingan kemarin akan menjadi kemenangan untuk tim asuhan Lampard.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network