8 Pertandingan dengan Rekor Margin Terbesar di Era Liga Premier

"Skor 6-1 yang tercipta saat Tottenham Hotspur menghajar Manchester United atau 7-2 saat Aston Villa memukul Liverpool bukanlah yang terbesar."

Feature | 05 October 2020, 07:16
8 Pertandingan dengan Rekor Margin Terbesar di Era Liga Premier

Libero.id - Skor 6-1 yang tercipta saat Tottenham Hotspur menghajar Manchester United atau 7-2 saat Aston Villa memukul Liverpool bukanlah yang terbesar dalam sejarah Liga Premier. Ada yang memiliki margin lebih besar dari dua pertandingan itu.

Bersaing di sejak era sebelum Liga Premier, MU dan Liverpool pada akhir pekan lalu memiliki nasib yang sama. Dua klub berseragam merah tersebut sama-sama menderita kekalahan menyakitkan. The Reds Devils takhluk di Old Trafford, sementara The Reds menyerah di Villa Park.

MU lebih dulu memainkan pertandingan saat menghadapi Tottenham, Minggu (4/10/2020) malam WIB. Bruno Fernandes sempat membawa The Red Devils unggul 1-0 di awal pertandingan. Tapi, Spurs membalas lewat berondongan gol Tanguy Ndombele, Son Heung-min (2 gol), Harry Kane (2 gol), serta Serge Aurier.

Tidak lama setelah kekalahan MU, Liverpool bertanding ke markas Villa, Senin (4/10/2020) dini hari WIB. illa mengamuk lewat hattrick Ollie Watkins. Lalu, Jack Grealish (2 gol), John McGinn, dan Ross Barkley. Liverpool hanya bisa memperkecil ketertinggalan melalui Mohamed Salah (2 gol).

Meski memalukan, itu bukan kekalahan dengan margin terbesar di Liga Premier. Berikut ini 8 pertandingan dengan selisih gol terbesar di kompetisi sepakbola elite Inggris:

1. MU vs Ipswich Town 9-0 (4 Maret 1995)

MU era Sir Alex Ferguson adalah tim yang sangat sulit dikalahkan. Bukan hanya langganan menang, The Red Devils juga rajin menciptakan pertandingan dengan kemenangan telak. Salah satunya ketika menjamu Ipswich Town pada 4 Maret 1995 di Old Trafford.

Diwasiti Graham Poll, Ferguson menampilkan starting line-up terbaiknya. Peter Schmeichel, Roy Keane, Steve Bruce, Gary Pallister, Denis Irwin, Andrei Kanchelskis, Brian McClair, Paul Ince, Ryan Giggs, Andy Cole, dan Mark Hughes main sejak menit pertama. Lalu, Lee Sharpe dan Nicky Butt masuk di babak II.

Hasilnya, luar biasa. Laga baru berlangsung 1 babak, MU sudah unggul 3-0. Selanjutnya, 6 gol lagir di babak kedua. Keane, Cole (5 gol), Hughes (2 gol), dan Ince menjadi orang-orang yang memaksa Craig Forrest memungut bola dari jala gawang Ipswich.

2. Southampton vs Leicester City 0-9 (25 Oktober 2019)

Sebelum kompetisi diganggu Virus Corona, Leicester mampu memuaskan suporter fanatiknya dengan performa luar biasa saat bermain di St Mary's menghadapi Southampton. Diwarnai kartu merah Ryan Betrand pada menit 12, The Foxes berpesta 9 gol tanpa balas.

Ben Chilwell memulai pesta gol Leicester pada menit 10. Selanjutnya, Leicester mudah emncetak gol lewat Youri Tielemans (17), Ayoze Perez (19, 39, 57), Jamie Vardy (45, 58, 90+4 pen), dan James Maddison (85).

Itu adalah kedua kalinya dalam sejarah Liga Premier terdapat dua pemain mencetak hattrick untuk satu tim dalam pertandingan yang sama. Catatan langka itu sebelumnya datang saat Arsenal mengalahkan Southampton 6-1, 7 Mei 2003. Saat itu, aktornya Jermaine Pennant dan Robert Pires.

"Banyak tim yang berpuas diri setelah mencetak kemenangan 1 atau 2 gol. Tapi, Brendan Rodgers telah menanamkan budaya yang membuat para pemainnya haus gol dengan selalu ingin lebih," puji Alan Shearer ketika itu, di situs resmi Liga Premier.

3. Newcastle United vs Sheffield Wednesday 8-0 (19 September 1999)

Saat diperkuat Alan Shearer, Newcastle adalah tim yang sangat tajam. Di era keemasannya, mantan penyerang tim nasional Inggris itu adalah hantu paling menakutkan di depan gawang. Salah satu buktinya saat mencetak 5 gol untuk mengalahkan Sheffield Wednesday 8-0 pada 19 September 1999. Aaron Hughes, Kieron Dyer, dan Gary Speed masing-masing mencetak 1 gol.

4. Tottenham Hotspur vs Wigan Athletic 9-1 (22 November 2009)

Pada masanya, Jermain Defoe adalah striker yang sangat ditakuti para pemain belakang hebat Liga Premier. Pemain yang sekarang berseragam Glasgow Rangers tersebut sempat menjadi penyerang tajam ketika membela Tottenham Hotspur.

Salah satu bukti ketajaman Defoe terjadi pada 22 November 2009 di White Hart Lane. Saat itu, dia mencetak 5 gol untuk membantu Spurs menang 9-1. Selain Defoe, Peter Crouch, Aaron Lennon, David Bentley, dan Niko Kranjcar memproduksi masing-masing 1 gol. Sementara satu-satunya gol yang dihasilkan The Latics melalui Paul Scharner pada pertengahan babak II.

5. Chelsea vs Wigan Athletic 8-0 (9 Mei 2010)

Chelsea 2009/2020 berstatus juara Liga Premier. The Blues memuncaki klasemen akhir dengan keunggulan 1 poin dari MU. Mereka juga menjadi tim paling produktif dengan 103 gol. Klub London Barat tersebut juga menempatkan Didier Drogba sebagai peraih sepatu emas.

Kemenangan Chelsea di musim tersebut sangat sempurna karena pada pertandingan terakhir, 9 Mei 2010, menciptakan kemenangan 8-0 atas Wigan lewat aksi Nicolas Anelka (6, 56), Frank Lampard (32 pen), Salomon Kalou (54), Drogba (63, 68 pen, 80), dan Ashley Cole (90). Pada saat yang sama, MU mengalahkan Stoke City 4-0.

Pada musim tersebut, Chelsea diasuh Carlo Ancelotti. Selain 8-0 atas The Latics, Chelsea juga tiga kemenangan dengan skor besar lainnya. Pada 16 Januari 2010 mengalahkan Sunderland 7-2, 27 Maret 2010 menang 7-1 atas Aston Villa, dan 25 April 2010 membanti Stoke City 7-0.

6. Chelsea vs Aston Villa 8-0 (23 December 2012)

Meski tidak segemilang 2009/2020, Chelsea 2012/2013 tetaplah tim yang tangguh. Berstatus juara Liga Champions 2011/2012, mereka kembali menciptakan rekor gol ketika menghadapi Aston Villa di Stamford Bridge, 23 Desember 2012. Ditangan Rafael Benitez, yang menggantikan Roberto di Matteo sejak 25 November 2012, The Blues menghajar The Villans 8 gol tanpa balas melalui Fernando Torres, David Luiz, Branislav Ivanovic, Frank Lampard, Ramires (2 gol), Oscar, dan Eden Hazard. Skor bisa 9-0 jika gol Lucas Piazon tidak dianulir wasit.

7. Southampton vs Sunderland 8-0 (18 Oktober 2014)

Dalam satu masa, Southampton pernah menjadi kontestan Liga Premier yang mengejutkan. Diperkuat Graziano Pelle, Sadio Mane, dan Dusan Tadic, Soton membuat 2014/2015 sebagai musim yang menyenangkan. Selain finish di posisi 7, salah satu pertandingan dikenang dalam sejarah. Pada 18 Oktober 2014 di St Mary's, The Saints menghajar Sunderland 8-0. Gol-gol tercipta berkat Santiago Vergini (bunuh diri), Pelle (2 gol), Jack Cork, Liam Bridcutt (bunuh diri), Tadic, Victor Wanyama, serta Patrick van Aanholt (bunuh diri).

8. Man City vs Watford 8-0 (21 September 2019)

Meski kehilangan gelar juara Liga Premier musim lalu, bukan berarti Man City tampil ala kadarnya. The Citizens tetap berusaha melawan Liverpool dengan sekuat tenaga. Banyak pertandingan menghibur yang mereka sajikan di kompetisi. Salah satunya saat melawan Watford, 21 September 2019.

Tampil di Etihad Stadium, Man City tampil menggila untuk menebus kekalahan dari Norwich City pada pekan sebelumnya. Memainkan kekuatan terbaiknya, The Citizens berpesta 8 gol tanpa balas. Mereka sudah unggul 1-0 lewat David Silva ketika duel memasuki menit pertama. Setelah itu, gol demi gol lahir dari Sergio Aguero, Riyad Mahrez, Bernardo Silva (3 gol), Nicolas Otamendi, serta Kevin de Bruyne.

"Pertandingan yang menarik dengan kami mendapatkan banyak peluang sejak menit pertama. Kemenangan yang sangat penting menginat apa yang terjadi saat melawan Norwich. Ini membuktikan kami tidak berada dalam krisis," ungkap Silva ketika itu, dilansir Sky Sports.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network