5 Pelatih Hebat yang Memiliki Karier Bermain Biasa Saja

"Kalau kata Arrigo Sacchi, Anda tidak perlu menjadi kuda untuk bisa menjadi joki yang hebat."

Feature | 27 September 2020, 11:22
5 Pelatih Hebat yang Memiliki Karier Bermain Biasa Saja

Libero.id - Pep Guardiola, Zinedine Zidane dan Didier Deschamps adalah sejumlah manajer yang dahulu terbilang sukses sebagai pemain. Ketiganya memenangkan berbagai trofi bergengsi dan jelas saja bila mendapat pengakuan dari dunia.

Namun, ada beberapa manajer ternama yang tidak mendapatkan banyak ketenaran sebagai pemain, atau karier mereka diperpendek karena cedera. Meski begitu, banyak dari mereka bisa mengatasi hal tersebut dan membuat mereka menjadi manajer hebat.

Nama-nama seperti Arsene Wenger dan Jose Mourinho relatif tidak dikenal selama mereka menjadi pemain, tapi nama mereka mulai dikenal ketika menjadi ahli taktik sepak bola. Lalu siapa saja manajer hebat yang dahulu karirnya sebagai pemain biasa saja, berikut ulasannya;

5. Julian Nagelsmann

Libero.id

Kredit: dierotenbullen.com

Manajer termuda dalam sejarah yang bisa memenangkan pertandingan  knockout phase Liga Champions, Julian Nagelsmann memiliki semua hal yang diperlukan untuk menjadi manajer hebat dalam beberapa tahun ke depan. Pria berusia 32 tahun itu sebelumnya dirumorkan akan menjadi manajer di Bayern Muenchen ataupun Real Madrid, tetapi dia memilih untuk bergabung dengan RB Leipzig tahun lalu dan terbilang sukses sejauh ini.

Nagelsmann memulai karier sepak bolanya sebagai bek tengah, tetapi cedera lutut yang tak kunjung sembuh membuatnya berhenti bermain di level U-19 pada tahun 2008. Setelah itu, ia beralih ke kepelatihan dan bekerja di bawah Thomas Tuchel dalam waktu yang singkat.

Meski menjadi pelatih termuda di Bundesliga, pria asal Jerman itu mendapat pujian dari banyak manajer dan pemain lain, salah satunya ketika menghadapi Manchester City, ia mendapat pujian dari Guardiola. Nagelsmann mungkin belum memenangkan banyak trofi sejauh ini, tetapi ia sudah mendapatkan banyak pengakuan atas kerja kerasnya dan secara luas diharapkan bisa menjadi manajer yang sukses.

4. Rafael Benitez

Libero.id

Kredit: twitter.com/valenciacf

Rafael Benitez lulus dari akademi muda Los Blancos pada tahun 1978 dan kemudian bergabung dengan Real Madrid C. Namun, karena masalsah cedera, ia kemudian memilih pensiun muda dari lapangan hijau, yakni pada usia 26 tahun.

Setelah itu, Benitez bergabung dengan staf kepelatihan Los Blancos, yang memulai kariernya sebagai manajer. Pada tahun 2002, pria 59 tahun itu memenangkan gelar La Liga pertamanya setelah mengambil alih kursi kepelatihan di Valencia. Meski musim berikutnya berakhir dengan kekecewaan, Benitez dan timnya bangkit dengan cepat untuk mengangkat trofi domestik dan Piala UEFA pada tahun 2004.

Kesuksesannya di Spanyol membuatnya mendapat pengakuan dunia, dan ia akhirnya diminta untuk memimpin Liverpool pada Juni 2004. Sebagai orang Spanyol pertama yang mengelola klub di Liga Premier, Benitez memiliki tanggung jawab besar di pundaknya. Dia memenangkan total empat kompetisi, termasuk gelar Liga Champions tahun 2005 bersama The Reds.
Sebagai pemain yang banyak mengalami kegagalan, Benitez mampu bangkit dan menjadi salah satu manajer terbaik di dunia, dan saat ini pria berusia 60 tahun itu melatih tim asal China, Dalian Yifang.

3.Jurgen Klopp

Waktu masih aktif sebagai pemain, Jurgen Klopp memang sudah mengarahkan pandangannya untuk menjadi seorang manajer. Meskipun ia adalah pencetak gol terbanyak di Mainz 05, mencetak 56 gol dalam 52 pertandingan liga, Klopp tidak pernah benar-benar menjadi pemain kelas dunia.

Pensiunnya dari lapangan hijau adalah awal dari kariernya sebagai manajer, selama tujuh tahun di Opel Arena, Klopp mendedikasikan waktunya untuk Mainz sebagai manajer. Pada  tahun 2008, banyak tim besar Jerman yang tertarik dengan jasanya, dua di antaranya adalah Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund.

Libero.id

Kredit: bundesliga.com

Dengan idealismenya sebagai manajer, Klopp lebih memilih The Yellow Black dan selama 7 tahun bersama BVB, dia sukses memenangkan Bundesliga sebanyak dua kali secara beruntun.

Pada Oktober 2015, Klopp bergabung dengan Liverpool, menggantikan Brendan Rodgers yang dipecat. Butuh beberapa jendela transfer bagi The Bos itu untuk akhirnya mendapatkan pemain yang dia inginkannya dan pada thaun 2017, manajer berusia 52 tahun itu memimpin Liverpool ke final UCL pertama mereka sejak tahun 2007.

Meskipun kalah dari Real Madrid, para penggemar tahu bahwa Liverpool sudah berada di jalur yang benar. Setahun kemudian, The Reds kembali lolos ke final Liga Champions, dan mereka suskes menumbangkan Tottenham Hostspur di final serta  mengangkat gelar UCL keenam klub secara keseluruhan.

Di kompetisi domestik, Liga Premier musim 2018/19, Klopp sukses menjadikan timnya sebagai pesaing terkuat Manchester City yang dilatih oleh Pep Guardiola, bahkan ketika The Citizens keluar sebagai jawara, mereka hanya unggul satu poin.  Di musim 2019/2020, mereka suskes menjadi jawara dengan raihan poin yang fantastis dan nyaris memecahkan rekor The  Invincible milik Arsenal musim 2003/04. Apa yang Klopp lakukan di Anfield benar-benar pekerjaan yang luar biasa jika dibandingkan dengan kariernya sebagai pemain yang terbilang biasa-biasa saja.

2. Jose Mourinho

Sebagai seorang manajer, Jose Mourinho memiliki kecenderungan untuk memenangkan trofi. Dia telah melatih banyak klub top Eropa seperti Chelsea, Manchester United, Real Madrid dan Inter Milan dan memenangkan banyak penghargaan. Saat ini, dia adalah manajer Tottenham Hotspur.

Libero.id

Kredit: manutd.com

Pria berusia 57 tahun itu menjadi manajer pada tahun 2000, dan klub pertamanya adalah Benfica. Meskipun Mourinho melakukannya dengan baik di sana, presiden klub yang baru terpilih, Manuel Vilarinho menolak untuk menawarinya perpanjangan kontrak. Ini membuat pria Portugal itu mengajukan pengunduran dirinya setelah hanya sembilan pertandingan.

Setelah meninggalkan Benfica, Mourinho kemudian hengkang ke rival abadi The Eagles, yakni FC Porto, klub pertama yang sukses ia bawa memenangi Liga Champions. Dia kemudian pindah ke luar negeri, bergabung dengan Chelsea dengan kontrak tiga tahun pada tahun 2004.

Dalam jumpa pers Mourinho menegaskan bahwa dirinya adalah seorang manajer top meski tak memiliki banyak pengalaman. Dan sejak saat itu, dia dijuluki "The Special One". Kesuksesan Mourinho di Stamford Bridge mendapat banyak perhatian, dan membuktikan kemampuannya mengelola klub papan atas.

Meskipun The Special One sering menampilkan yang terbaik dari pemain dan timnya, dia tidak terlalu spesial selama karir bermainnya. Karier Mourinho sebagai gelandang hanya berlangsung selama tujuh tahun (1980-1987), di mana ia hanya mengumpulkan 94 penampilan.

1. Arsene Wenger

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Sering dianggap sebagai musuh bebuyutan Mourinho, Arsene Wenger menghabiskan lebih dari 20 tahun di Arsenal. Dia adalah manajer terlama di Liga Premier. Pria Prancis itu pasti akan dikenang karena musim yang luar biasa bersama The Gunners pada tahun 2003, di mana mereka tampil tak terkalahkan sepanjang kompetisi. Hingga saat ini hanya Liverpool asuhan Klopp yang hampir mereplikasi kesuksesan itu, tetapi harus pupus ketika kalah 3-0 dari Watford di laga tandang musim 2019/20.
Selama melatih Arsenal, Wenger bekerja dengan orang-orang seperti Thierry Henry, Cesc Fabregas dan Robin van Persie, mempersiapkan mereka untuk menjadi bintang masa depan. 

Meskipun tidak semua pemain berhasil di bawah pemain berusia 70 tahun itu, hampir semua orang menghormati dedikasinya sebagai manajer.

Aktif sebagai gelandang, mantan manajer Monaco itu adalah pemain yang sering membela tim medioker seperti Mutzig dan Mulhouse. Satu-satunya klub Ligue 1 yang pernah ia bela adalah Strasbourg dari tahun 1978 hingga1981, di mana ia hanya membuat 11 penampilan.

Seperti Mourinho, Wenger tidak pernah mencapai tim nasional dan juga pemain yang relatif tidak dikenal. Penggemar sepak bola baru mulai memperhatikannya ketika dia ditunjuk sebagai manajer Arsenal. Setelah meninggalkan The Gunners, Wenger bergabung dengan FIFA sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola Global pada November 2019.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network