4 Hal Yang Diharapkan dari Kebangkitan AC Milan Musim 2020/21

"Catatan positif belakangan ini membuat Milan tidak saja dijagokan ke empat besar Serie A bahkan ikut bersaing merebut scudetto. Tengok fakta-faktanya."

Analisis | 24 September 2020, 13:04
4 Hal Yang Diharapkan dari Kebangkitan AC Milan Musim 2020/21

Libero.id - Rossoneri adalah klub raksasa Italia yang sedang tertidur, tetapi dalam 13 pertandingan terakhir, Ibrahimovic dan kawan-kawan berhasil bangkit dengan tidak terkalahkan dan 10 diantaranya berhasil mereka menangkan. Hasilnya, pada musim 2019/20 mereka mampu finis di urutan keenam dan masuk ke Liga Eropa. Mereka sukses mengalahkan Shamrock Rovers dengan skor 2-0. Mereka menang di laga pertama Serie A lawan Bologna juga dengan skor 2-0.

Suasana hati para fans milan telah berubah secara dramatis sejak kepergian Marco Giampaolo 11 bulan lalu, dengan Stefano Pioli membuat keptusan yang tepat di ruang ganti San Siro. Sekarang ada optimisme di dalam skuad Merah-Hitam dan banyak yang percaya bahwa tim Pioli bisa menembus empat besar.

Dengan perubahan manajerial di Juventus dan banyak aktivitas transfer di tim Serie A, musim 2020/21 tampaknya sangat menarik untuk ditunggu, namun, tim yang mungkin akan mendapatkan perhatian lebih adalah AC Milan, tidak hanya karena mereka mampu bangkit, perlahan tapi pasti mereka berhasil menyeimbangkan keuangan klub yang menjadi masalah selama ini.

1. Susunan line-up utama Milan

Jika tidak rusak, jangan perbaiki. AC Milan terus mengalami perubahan tim dalam beberapa tahun terakhir dan Milan yang sekarang sudah mulai terlihat sebagai tim yang utuh usai Serie A dilanjutkan setelah masa penangguhan pada bulan Juni lalu.

Formasi 4-2-3-1 tampaknya adalah formasi terbaik yang dimiliki Pioli.

Di antara komponen utama dalam formasi itu adalah Ismael Bennacer dan Franck Kessie yang bermain sebagai gelandang pekerja keras, sementara Hakan Calhanoglu bersinar di depan dalam balutan nomer 10-nya. Pemain timnas Turki itu mencatatkan delapan assist setelah masa jeda pandemi, terbanyak di liga, dan mencetak enam gol. Dia menyelesaikan musim 2019/20 dengan menciptakan peluang terbanyak (70 kali), peluang gol (13 kali) dan assist terbanyak secara keseluruhan (9) di Serie A.

Jika Pioli beralih ke formasi 4-3-3, maka sudah pasti Calhanoglu akan bermain lebih melebar, dimana l Diavolo juga mendapatkan amunisi baru dengan kedatangan Sandro Tonali. Ketika masih bermain di Brescia, pemain Italia berusia 20 tahun itu sudah terbiasa dengan formasi  4-3-2-1 atau 4-4-2 musim lalu, Tonali menghasilkan umpan terbanyak kedua per 90 menit untuk klubnya (40,7).

Dia juga menghasilkan beberapa assist yang paling akurat dalam kompetisi tersebut. Hanya satu pemain, Erick Pulgar, yang memberikan assist lebih banyak dari situasi bola mati daripada Tonali (8) dan menciptakan lebih banyak peluang (48).

Tonali mungkin harus lebih bersabar jika ingin masuk dalam tim utama Milan, mengingat duo lini tengah Milan musim ini tampil sangat baik dan konsisten, namun Tonali tetap bisa menjadi opsi untuk Milan dalam keadaan yang mendadak.

Rebic sekarang menjadi pemain permanen setelah pindah dari Frankfurt dan harus menempati posisi sayap kiri. Zlatan Ibrahimovic, yang memperpanjang kontraknya hingga musim panas mendatang, memimpin lini depan dan Samu Castillejo akan bermain di sisi kanan.

2. Tonali dan tim utama Milan

Libero.id

Sandro Tonali. Kredit: instagram.com/sandrotonali

Ia sering dibanding-bandingkan dengan Andrea Pirlo, mulai dari gaya rambut, bentuk wajah dan tatapannya. Tonali memenangkan penguasaan bola dengan rata-rata per 90 menit sebesar 6,74 %, yang tertinggi daripada rekan setimnya di Brescia musim lalu dan, meskipun Pirlo melakukan lebih banyak melakukan pekerjaan defensif, Tonali sendiri menyamakan permainannya dengan Legenda l Diavolo lainnya, Gennaro Gattuso.

“Sulit untuk menjawab ini, di lapangan saya lebih mirip Gattuso,” ujar Tonali.
“Idealnya, saya ingin menjadi campuran ketiganya (De Rossi, Gattuso dan Pirlo).
Untuk pertarungan yang saya lakukan di lapangan, itu lebih seperti Gattuso.”

Meskipun Tonali memainkan peran holding midfield bersama Brescia, opsi lain yang dimiliki Pioli adalah mengikuti taktik dari Roberto Mancini. Dengan Jorginho yang menjadi andalan regista, pelatih kepala tim nasional Italia itu sering menggunakan Tonali sebagai gelandang box-to-box. Ini memberi Pioli banyak pilihan. Dia bisa beralih ke formasi 4-3-3 dengan Calhanoglu kembali ke peran sebelumnya di sayap, memungkinkan Tonali untuk membentuk sepertiga dari trisula lini tengah yang menjanjikan bersama Bennacer dan Kessie. Atau, Tonali bisa memainkan perannya sebagai gelandang bertahan atau gelandang box-to-box.

Jika keserbagunaannya membawa Tonali ke tim utama, kualitasnya harus memastikan ia tetap bisa di sana.

3. Ibrahimovic dan target 150 gol di Serie A bersama AC Milan

Libero.id

Kredit: instagram.com/iamzlatanibrahimovic

Ibrahimovic baru-baru ini menjadi pemain pertama yang mencetak 50 gol di Serie A untuk Inter Milan dan AC Milan. Pemain berusia 38 tahun ini mengemas 132 gol dalam karirnya di Serie A, hanya tinggal 18 gol lagi ia bisa mencapai 150 gol. Hanya 26 pemain yang mampu mencetak gol sebanyak itu persepakbolaan Italia, dengan Giuseppe Meazza di usia 30-an dan  Fabio Quagliarella di usia 37-an.

Pasca-restart, Ibrahimovic mencetak enam gol dalam delapan pertandingan selain tiga assist. Sepuluh golnya dalam 18 pertandingan Serie A, mewakili bahwa umur hanyalah soal angka untuk pemain Swedia itu. Jika King Zlatan bisa tetap fit dan konsisten, 18 gol yang di nantinya itu akan membawanya ke 150 gol.

Musim lalu, dia menjadi pemain tertua yang mampu mencetak 10 gol lebih dalam satu musim Serie A (38 tahun dan 302 hari) dan berharap dia bisa melakukannya musim ini. Jika dia mencetak setidaknya 15 gol (dalam kompetisi apa pun), dia juga akan mampu mencetak gol ke-500 dalam kariernya. Dengan melakukan itu, Ibrahimovic akan menjadi satu dari tiga pemain aktif bersama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang mampu mencetak banyak gol di lima liga top Eropa.

4. Kembali ke Liga Champions

Ketika Pioli menjadi pelatih Milan pada bulan Oktober lalu, pengangkatannya itu dianggap sebagai solusi jangka pendek untuk membendung gelombang keprihatinan masa jabatan Giampaolo. Ketidakpuasan di Twitter cukup untuk membuat '#PioliOut' menjadi trending.

Diyakini bahwa Kepala Olahraga dan Pengembangan Red Bull, Ralf Rangnick akan mengambil alih pada musim panas 2020, tetapi peningkatan performa yang dilakukan oleh Pioli itulah yang membuat Milan membatalkan niat dan mempertahankan servis mantan pelatih Lazio itu selama dua tahun lagi.

Di bawah Pioli,  Milan tampil luar biasa. Line up-nya yang konsisten memberikan angin segar dan hasil positif pun datang. Mereka tidak berhasil masuk ke empat besar, tetapi performa mereka di akhir musim layak untuk menjadi penantang gelar. Dengan Ibrahimovic yang memperpanjang kontraknya hingga satu tahun lagi, Ante Rebic dan Simon Kjaer yang sudah  dipermanenkan, dan pemain muda berbakat seperti Brahim Diaz dan Tonali ada di dalam tim, Pioli memiliki semua amunisi untuk membangun kesuksesan itu dan membawa Milan kembali ke empat besar.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan AC Milan


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network