Profil Bibras Natkho, Kapten Muslim di Timnas Israel Mundur Dari Laga Internasional

"Banyak orang Indonesia salah paham tentang negara ini.."

Biografi | 28 March 2023, 02:14
Profil Bibras Natkho, Kapten Muslim di Timnas Israel Mundur Dari Laga Internasional

Libero.id - Siapa bilang Israel hanya menjadi rumah orang Yahudi? Bibras Natkho membuktikan anggapan itu tidak benar. Gelandang Partizan Belgrade pernah tercatat dalam buku sejarah sepakbola Israel sebagai kapten timnas pertama dan satunya yang beragam Islam.

Keikutsertaan timnas Israel U-20 di Piala Dunia U-20 2023 membuat Indonesia terjepit. Gelombang penolakan yang datang dari beberapa pihak membuat FIFA membatalkan drawing fase grup. Kini, masa depan Indonesia terancam.

Penolakan terhadap Israel U-20 bertanding di Indonesia disebabkan banyak faktor. Selain politik, ada banyak kesalahanpahaman yang terjadi di Indonesia saat memandang Israel sebagai sebuah negara. Salah satunya terkait agama. Banyak yang bilang, Israel adalah negara Yahudi. Benarkah?

Bibras Natkho bisa menjadi contoh yang bagus untuk mematahkan stereotip tersebut. Pemain berusia 35 tahun itu merupakan Muslim. Bukan hanya Islam, dia pernah menjadi kapten timnas Israel.

Seorang Muslim bisa menjadi kapten timnas Israel bukan hal yang mengherankan. Statistik menunjukkan, 14% warga negara Israel adalah Muslim. Bahkan, 21% merupakan orang Arab.

Bibras Natkho ditunjuk sebagai kapten Israel untuk pertama kalinya saat menjalani laga persahabatan versus Rumania pada 2017. Dia mengemban tugas itu karena memang layak. Bermain sebagai gelandang, pesepakbola kelahiran Kfar Kama, 18 Februari 1988, itu mempunyai jam terbang tinggi.

Fakta tersebut bisa terlihat dari statistik perjalanan Bibras Natkho di lapangan. Dia pernah membela berbagai klub elite di berbagai kompetisi. Sebut saja Hapoel Tel Aviv , Rubin Kazan, PAOK Salonika, CSKA Moscow, hingga Olympiakos Piraeus. Dia juga sudah memperkuat Israel sejak U-17.

Itu menjadi kebanggaan tersendiri untuk Bibras Natkho dan keluarganya, terutama sang ayah. Ayahnya, Akram Natkho, berprofesi sebagai Polisi Perbatasan di perbatasan Israel-Palestina. Dia meninggal pada 2008 akibat serangan jantung saat sedang bertugas.

"Menjadi kehormatan besar bagi saya menjadi kapten timnas. Apalagi, harapan ini merupakan mimpi terbesar ayah saya. Saya tahu apa yang selalu ayah saya inginkan. Dia selalu menjadi inspirasi dan panutan saya sebagai pemimpin," kata Bibras Natkho ketika itu, di situs resmi Asosiasi Sepakbola Israel (IFA).

Bibras Natkho memiliki garis keturunan Islam yang jelas dan bukan etnis Yahudi. Meski lahir di Israel, Bibras Natkho merupakan keturunan Circassia. Itu sebuah etnis dari Kaukasus Utara yang bermigrasi ke Turki ketika Ottoman menguasai wilayah mereka. 

"Ayah saya sangat bangga ketika saya dipilih menjadi kapten di tim junior. Saya semakin bangga ketika dipercaya sebagai kapten tim senior. Itu membuat saya berhasil mewujudkan mimpi ayah saya," tambah Bibras Natkho.

Sensus menunjukkan, saat ini terdapat sekitar 5.000 orang Circassia di Israel. Mayoritas menetap di dua kota utama, Kfar Kama dan Rehaniya. Meski mayoritas beragama Islam, warga Circassia memiliki hubungan yang sangat bagus dengan warga Yahudi. 

"Ini sangat penting untuk komunitas kami. Mereka banyak mendukung dan saya telah merasakan dukungan mereka. Mereka sangat bangga dengan pencapaian saya menjadi kapten timnas dan momen itu sangat bersejarah," tutup Bibras Natkho.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network