Kisah Howard Wilkinson, Pelatih Inggris Terakhir yang Juara Liga Premier Inggris

"Selama 28 tahun setelah Wilkinson, belum ada pelatih Inggris yang menjadi juara lagi. Semua pelatih impor."

Biografi | 10 August 2020, 05:15
Kisah Howard Wilkinson, Pelatih Inggris Terakhir yang Juara Liga Premier Inggris

Libero.id - Keberhasilan Leeds United kembali Premier League membuka memori suporter sepakbola di Inggris pada era ketika Football League First Division masih menjadi kompetisi kasta tertinggi.

Sejak digelar pada 1992/1993, Premier League tidak pernah memiliki pelatih asli Inggris yang memimpin timnya juara. Orang lokal terakhir yang sukses mengangkat trofi adalah Howard Wilkinson. Pada 1991/1992, sosok kelahiran Sheffield, 13 November 1943, tersebut membawa The Whites juara.

Jasa Wilkinson bagi Leeds tidak akan mungkin dilupakan dalam waktu singkat. Berkat Wilkinson, hanya dalam tiga musim Leeds merangkak dari tim papan bawah di Divisi II (Championship Division) menjadi juara Divisi I (Premier League). Itu adalah trofi liga terakhir klub yang bermarkas di Elland Road tersebut, yang belum bisa disamai generasi masa kini.

Leeds benar-benar sedang berada di titik terendah ketika Wilkinson didatangkan dari Sheffield Wednesday atas rekomendasi Sir Bobby Robson pada 1988. Para era itu, Leeds dikenal sebagai klub yang mengumpulkan pemain-pemain dengan reputasi buruk. Mereka minim disiplin dan motivasi. Di luar lapangan, suporter sangat rajin berkelahi lantaran wabah hooliganisme sedang akut.

Tiba-tiba, Wilkinson datang. Semuanya berubah dalam sekejap. Tanpa banyak bermanuver, dia melakukan perubahan yang sangat penting di ruang ganti. Dengan tetap mengandalkan naluri kepelatihan bergaya konvensional, Wilkinson menggunakan pengalaman panjangnya sebagai tokoh sepakbola papan atas di Inggris.

Langkah-langkah penting diambil Wilkinson. Salah satunya mengambil keuntungan dari sikap Sir Alex Ferguson yang mendepak Gordon Strachan dari Manchester United. Dia menjadikan Strachan kapten tim. Lalu, Vinnie Jones, Mel Sterland, Chris Fairclough, dan Lee Chapman direkrut. Hasilnya, Leeds menjuarai Divisi II 1989/1990 dan berhak bermain di Divisi I 1990/1991.

Libero.id

Howard Wilkinson dan Leeds United

Setelah promosi, Wilkinson membeli Gary McAllister dari Leicester City dan John Lukic dari Arsenal. Dia juga memberikan promosi kepada dua pemain junior, Gary Speed dan David Batty. Langkah itu diikuti dengan menyingkirkan John Sheridan. Pada masa itu, Sheridan adalah ikon Leeds, tapi kerap menyulitkan di luar lapangan.

Bagi Wilkinson, Stratchan layaknya kartu as bagi arah permainan Leeds. Pemain asal Skotlandia tersebut sudah berusia 31 tahun ketika berlabuh ke Elland Road. Namun, dia sangat bertanggung jawab ketika diminta menjadi jenderal di lini tengah. Kuartetnya bersama McAllister, Batty, dan Speed memiliki segala yang dibutuhkan Leeds untuk meraih trofi.

Belum puas dengan komposisi yang ada, Wilkinson mendatangkan Rod Wallace, Tony Dorigo, Steve Hodge, dan Eric Cantona pada musim dingin 1992. Akibatnya, Leeds menjadi skuad yang menjanjikan. Leeds menjuarai liga dengan koleksi 82 poin dari 42 laga. Mereka unggul empat poin dari MU selaku runner-up. Hebatnya, The Whites menjadi satu-satunya tim yang tidak pernah kalah di kandang.

Namun, dari semua yang dihasilkan Leeds pada 1991/1992, catatan Wilkinson belum bisa dipatahkan oleh pelatih-pelatih Inggris selama 28
tahun. Sejarah mencatat Wilkinson adalah pelatih lokal terakhir yang memimpin timnya menjuarai kompetisi kasta tertinggi Inggris.

Fakta menunjukkan, setelah era Premier League digulirkan menggantikan Foootball League, tidak ada lagi orang Inggris yang juara. Dari Britania Raya, Sir Alex Ferguson menjadi penguasa Premier League. Kakek asal Skotlandia itu memimpin MU berpesta 13 kali. Skotlandia juga mengirimkan Kenny Dalglish yang membawa Blackburn Rovers meraih satu trofi.

Dari luar Britania Raya terdapat Arsene Wenger, yang memberi Arsenal 3 trofi. Jumlah yang sama juga disumbangkan Jose Mourinho untuk Chelsea. Ada lagi empat pelatih asal Italia yang menyumbangkan masing-masing satu trofi untuk klub yang ditangani. Mereka adalah Carlo Ancelotti dan Antonio Conte bersama Chelsea, Roberto Mancini (Manchester City) dan Claudio Ranieri (Leicester City).

Ada pula Manuel Pellegrini. Pria asal Chile itu membawa Man City juara. Hal yang sama dilukan Pep Guardiola untuk The Citizens. Pria asal Spanyol itu meraih dua trofi. Sementara pelatih terbaru yang berjaya adalah Juergen Klopp. Nakhoda Liverpool itu berasal dari Jerman.

Setelah 28 tahun berlalu, Wilkinson masih sehat, meski sudah menginjak usia 76 tahun. Dia ikut senang ketika Marcelo Bielsa memimpin parade juara Championship Division musim ini di jalanan Leeds. Wilkinson berharap, dalam dua musim Leeds bisa menjuarai Premier League dengan El Loco sebagai nakhoda. Sebab, saat juara 1991/1992, dirinya hanya butuh 2 musim sejak Leeds menjuarai Divisi II.

"Saat itu kami juga menggelar parade dengan bus atap terbuka di pusat kota. Hingga hari ini saya masih mengingat jelas lautan manusia menyambut kami. Itu luar biasa. Mudah-mudahan, pemilik Leeds (Andrea Radrizzani) dan Bielsa memiliki energi yang sama dengan kami," kata Wilkinson, dilansir Yorkshire Evening Post.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network