Kisah Ahn Jung-hwan Dipecat Klub Serie A, Gara-gara Cetak Gol di Piala Dunia 2002

"Ini terjadi 20 tahun lalu. Tapi, ceritanya abadi hingga kini.."

Biografi | 08 November 2022, 15:35
Kisah Ahn Jung-hwan Dipecat Klub Serie A, Gara-gara Cetak Gol di Piala Dunia 2002

Libero.id - Piala Dunia 2022 tinggal hitungan hari. Sepanjang turnamen sepakbola antarnegara paling bergengsi di bumi itu digelar, ada banyak kejadian unik tercipta. Ada yang senang. Ada yang sedih. Ada juga yang campur-campur. Contohnya saat Ahn Jung-hwan mengalahkan Italia di Piala Dunia 2002.

Pada Piala Dunia 2002, Ahn Jung-hwan berstatus sebagai pemain pinjaman untuk klub Serie A, Perugia. Dia dikontrak sebagai bagian dari bisnis untuk menarik penggemar Asia layaknya Hidetoshi Nakata.

Secara kebetulan, Piala Dunia 2002 berlangsung di Jepang dan Korea Selatan. Penampilan tuan rumah juga cukup bagus, meski beberapa kontroversi terkait wasit sempat mencemari turnamen. Puncaknya, ketika Korea Selatan berhadapan dengan Italia di babak 16 besar.

Pada pertandingan yang dipimpin wasit kontroversial Ekuador, Byron Moreno, tersebut, Korea Selatan mengalahkan Italia, dan Ahn Jung-hwan menjadi pahlawannya.

Sialnya, setelah Piala Dunia 2002 berakhir, Ahn Jung-hwan harus mengalami nasib yang kurang bagus. Dia dipecat dari klubnya, Perugia. Presiden klub, Luciano Gaucci, menjadi aktor dari kisah kontroversial karena keputusannya. Itu adalah salah satu tindakan paling gila yang dilakukan presiden klub sepakbola.

Selama 10 tahun menjadi pemilik Perugia, Luciano Gaucci memang banyak melakukan tindakan kontroversial. Dia pernah merekrut putra diktator Libya, Muammar Khadafi, Al Saadi Khadafi, hingga mencoba menugaskan pemain wanita ke tim utama Perugia.

Namun, tindakan yang paling kontroversial adalah memecat Ahn Jung-hwan setelah Piala Dunia 2002. Ahn Jung-hwan bergabung ke Perugia dengan status pinjaman selama dua tahun dari klub Korea Selatan, Daewoo Royals, pada musim panas 2000. Dia menjadi pemain Asia kedua di Perugia setelah Hidetoshi Nakata.

Sayangnya Ahn Jung-hwan tidak bermain sebagus Hidetoshi Nakata selama dua musim di Stadio Renato Curi. Dia hanya mencetak 5 gol dari 33 penampilan. Bahkan, dia kalah produktif dari bek legendaris macam Marco Materazzi, Fabio Liverani, hingga Fabio Grosso.

Meski buruk di klub, status Ahn Jung-hwan di Korea Selatan tetaplah bintang. Jadi, dia mendapatkan kepercayaan penuh untuk bermain di Piala Dunia 2002.

Setelah melalui fase grup yang tak kalah kontroversial, Korea Selatan melaju ke babak 16 besar dan berjumpa dengan negara tempat Ahn Jung-hwan berkarier. Di awal laga, penalti Ahn Jung-hwan gagal karena mampu di tepis Gianluigi Buffon. Bahkan, Italia tampaknya akan melenggang ke perempat final berkat gol Christian Vieri di menit 18.

Namun, dua menit jelang pertandingan berakhir, drama muncul. Korea Selatan mampu menyamakan kedudukan berkat gol Seol Ki-hyeon. Laga berlanjut ke perpanjangan waktu dalam skor 1-1.

Pada babak perpanjangan waktu inilah kontroversi yang ikonik terjadi. Pemain Italia, Francesco Totti, harus keluar lapangan setelah mendapat hadiah kartu merah. Wasit menganggap maskot AS Roma itu diving. Kemudian, gol Italia lewat Damiano Tommasi juga sianulir wasit karena dianggap off side.

Beberapa menit setelah kejadian-kejadian itu, sundulan Ahn Jung-hwan sukses menjebol gawang Gianluigi Buffon. Italia akhirnya tersingkir karena saat itu masih menggunakan sistem golden goal.

Setelah pertandingan dramatis itulah, Luciano Gaucci memutuskan memecat Ahn Jung-hwan. "Pria itu (Ahn Jung-hwan) tidak akan pernah menginjakkan kaki di Perugia lagi. Dia adalah fenomena hanya ketika dia bermain melawan Italia," ujar Luciano Gaucci ketika itu, kepada La Gazzetta dello Sport. 

"Saya seorang nasionalis, dan saya menganggap perilaku seperti itu tidak hanya sebagai penghinaan terhadap kebanggaan Italia, melainkan juga pelanggaran terhadap negara yang dua tahun lalu membuka pintunya untuknya. Saya tidak berniat membayar gaji kepada seseorang yang telah merusak sepakbola Italia," tambah Luciano Gaucci. 

Bukan hanya dipecat, Ahn Jung-hwan juga menyatakan tempat tinggal dan mobilnya di Italia dirusak setelah pertandingan kontroversial itu. 

"Setelah Piala Dunia, istri saya kembali ke Italia untuk menemukan bahwa seseorang telah menghancurkan Mercedes saya. Surat kabar lokal mengatakan mafia mengancam akan membunuh saya. Hampir seperti saya mengakhiri seluruh karier sepakbola saya dengan satu gol itu," kata Ahn Jung-hwan.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network