Kisah Erick Thohir Jadi Tukang Lobi Pemerintah Indonesia dengan FIFA

"Statusnya di Inter Milan adalah kunci.."

Feature | 11 October 2022, 10:08
Kisah Erick Thohir Jadi Tukang Lobi Pemerintah Indonesia dengan FIFA

Libero.id - Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir, bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar, Rabu (5/10/2022). Keduanya membahas duka mendalam dunia sepak bola setelah kejadian di Stadion Kanjuruhan.

Kepada Erick Thohir, FIFA menyampaikan duka cita mendalam atas Tragedi Kanjuruhan. Erick Thohir dan Infantino juga membahas banyak hal demi kemajuan sepak bola di masa depan, khususnya Indonesia.

Tujuannya agar sepak bola yang merupakan olahraga paling populer, dicintai, dan menyita animo besar dari masyarakat Indonesia, mampu menjadi kebanggaan nasional dan menjadi pilar dalam berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.

Jadi bagaimana awalnya orang nomer satu di BUMN  itu bisa melobi FIFA?

Semua bermula saat Erick masih menjadi presiden Inter dan pada tahun 2015 saat Indonesia terkenan sanksi dari FIFA, Presiden Joko Widodo meminta bantuan Erick untuk melobi FIFA dan saat itu Erick masih belum menjadi menteri BUMN.

Wawancara Erick Thohir

Beberapa hari yang lalu Erick bertemu langsung dengan Gianni Infantino, Presiden FIFA dan banyak hal yang dibicarakan. Berikut hasil rangkuman wawancara Erick dengan Kompas TV:

Bagaimana rasanya bertemu Presiden FIFA saat kondisi sepak bola kita amburadul, ditambah ada tragedi seperti ini?

Memang tugas yang berat, saat pertama ketemu beliau, ya beliau tahulah perasaan saya, karena beliau juga kan pecinta sepak bola.

Bahkan sebelum saya masuk, saya belum berkata-kata, beliau yang menyampaikan bahwa terlepas saya juga bicara dengan Bapak Presiden, karena sebelumnya saya sudah berbicara dengan Pak Gianni Infantino lewat telepon sebelum itu, tapi waktu bertemu, beliau tahu perasaan saya.

Beliau bilang, "saya waktu kecil dibawa ke stadion sepak bola sama bapak. Dan tentu itu sebuah kebahagiaan yang tidak terlupakan."

Dia bilang kalau sampai saat itu terjadi, sesuatu yang seperti itu tidak terpikirkan oleh beliau juga, dan beliau juga terus terang berkaca-kaca karena kalau di Eropa itu bola sudah benar-benarr kehidupan.

Jadi karena beliau membuka seperti itu, saya lebih mudah membuka pembicaraan. Jadi ya memang ya sama-sama maksudnya, kita merasakan bagaimana kalau kita menjadi individu yang ada di lapangan saat itu.

Ini sudah kali kedua bertemu Presiden FIFA setelah 2015 ya?

Ya memang ini pertemuan yang kedua kali, dan keduanya juga minta tolong.

Ini banyak netizen (menyarankan) enggak sekalian dihukum saja biar kapok, tapi kita juga enggak ingin sepak bola kita vakum, Bagaimana perspektif Anda?

Ya memang saya dua kali diminta Bapak Presiden, pertama 2015 atau 2016 itu. Saya tidak punya jabatan apa-apa, saya masih Presiden Inter Milan waktu itu, tapi beliau waktu itu bapak Presiden tahu, dan Beliau tahu lah saya mempunyai hubungan baik dengan tentu organisasi sepak bola di Eropa.

Kebetulan Inter Milan di Eropa dan ketika saya jadi Presiden Inter Milan, saya sebulan sekali suka konsultasi ke Pak Gianni, karena waktu itu dia Sekjen UEFA.

Memang ada kedekatan itu dan ketika waktu itu Indonesia disanksi ketika ada perbedaan pendapat antara Menpora Pak Iman (Nahrawi) dan Pak La Nyalla waktu itu. Akhirnya kita disanksi dan Presiden waktu sangat sedih karena Presiden kita senang bola sebenarnya.

Jadi waktu itu saya tidak tahu dari mana beliau mendapatkan informasinya, saya waktu itu diminta bicara baik baik. Saya hanya sebagai individu waktu itu dan alhamdulillah memang surat Presiden yang saya bawa ke Pak Gianni waktu itu diterima dengan baik, karena itu saya langsung kembali dan akhirnya terjadilah pemilihan ketua Umum PSSI yang sesuai statuta.

Paling penting itu buat FIFA sesuai dengan aturan dan berjalan baik sampai hari ini dan tentu kepercayaan dari FIFA kepada Indonesia itu sangat tinggi dimana kita menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia umur 20 (Piala Dunia U-20).

Ke mana PSSI?

Sejarah kenapa Indonesia disanksi, karena FIFA melihat dua pihak yang berseteru. Nah, hari ini kenapa FIFA belum memberikan sanksi walaupun sudah disepakati. Tapi kan FIFA membuat tim transformasi, di situ akan terjadi koreksi besar-besaran dengan manajemen sepak bola Indonesia.

Saya tidak bicara konteksnya siapa dan kenapa. Saya juga tidak mau bicara dalam posisi PSSI. Karena penugasan diberikan oleh Bapak Presiden kepada saya itu kan sebenarnya seperti tadi yang saya sampaikan. Konteks pertama, saya bukan siapa-siapa. Konteks hari ini, mungkin saya siapa-siapa.

Tetapi bagaimana kecintaan daripada Bapak Presiden dan juga FIFA melihat Indonesia sebagai negara sepak bola, yang harus benar-benar mempunyai roadmap ke depan. Supaya Indonesia bisa bicara di tingkat dunia, di mana sayang sekali potensi dari Indonesia yang selama ini tidak bisa terus berkembang.

Karena itu, FIFA akan berkantor di Indonesia. Saya rasa itu sinyal yang saya rasa, tapi yang pasti FIFA punya komitmen untuk menjadi bagian transformasi sepak bola Indonesia, gitu.

FIFA akan berkantor (di Indonesia) berapa lama?

Ya, selama transformasi sepak bola yang mereka sudah bentuk nanti berjalan, baru mereka akan tutup kantor. Saya enggak tahu berapa lama, bisa tiga bulan, bisa setahun, bisa selamanya.

Soal regulasi jangan ada yang curang

FIFA melihat ada bukti-bukti itu, karena disampaikan kepada saya. Sepertinya (sudah lama diinvestigasi), saya nggak tahu. Cuma, poin-poin itu akan menjadi pendeteksian dari FIFA.

Kalau terbukti, apa akan kena sanksi?

Saya enggak tahu. Nanti itu kan ada diskusi sendiri lah. Tapi gini, niat baik FIFA harus diapresiasi. Perjuangan dari pemerintah, ya, Pak Jokowi itu harus diapresiasi, karena tidak mudah.

Ini saya rasa yang terbaik, tetapi jangan juga kita langsung euforia, gembira. Kenapa di Surat FIFA itu masih ada delik yang namanya suspention, kenapa? Di surat FIFA itu masih ada delik yang namanya suspention.

Terpeleset sedikit FIFA enggak main-main?

Gini, konteksnya di situ tidak sanksinya, tapi bersama-sama mentransformasi sepak bola Indonesia ini luar biasa. Ini kesempatan emas buat kita, apalagi negara kita ini besar penduduknya. Potensi olahraganya besar.

Kenapa bapak Presiden mendorong bersama bapak Menpora bersama saya tentu menteri BUMN, kita punya roadmap olahraga nasional yang di mana kita mendampingi 17 cabang olahraga, termasuk sepak bola.

Nah itu kesungguhan pemerintah dalam membangun olahraga nasional. Dan saya rasa FIFA melihat Indonesia, melihat China, melihat India. Ini negara-negara yang bisa berpotensi menjadi sepak bola besar. Dalam pembicaraan, Presiden Gianni melihat bagaimana potensi Asia dan Afrika sudah terlihat sekarang. Negara-negara Afrika sudah mulai berbicara di kejuaraan dunia.

Nah Presiden Gianni punya visi Asia. Nah karena itu Indonesia adalah salah satu tujuan FIFA yang ingin tingkatkan kualitasnya. Kemarin FIFA baru saja melakukan kejuaraan FIFA Arab ya. Maksudnya kejuaraan di daerah Arab, namanya FIFA Competition. Jadi juaranya dapat Piala FIFA. Nah beliau jelaskan, ini mimpi yang ingin FIFA lakukan, setelah Afrika tentu Asia.

Beliau berulang-ulang, yang namanya Indonesia adalah negara yang potensi untuk pengembangan olahraga dalam arti kualitas. Ini saya rasa momen berharap seluruh stakeholder, suporter mau berubah, pemilik klub mau berubah, PSSI mau berubah, toh ini buat kita sama-sama. Ketika sepak bola kita ini menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh bangsa kita, persatuan terjadi.

Dan karena saya orang ekonomi, industri sepak bola Indonesia itu kontribusinya sangat besar di ekonomi. Selama ini belum maksimal. Kita ingin Indonesia secara ekonomi tumbuh setiap tahun 5 persen. Artinya, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya di industri olahraga.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network