Tragedi Kanjuruhan No.2, Inilah 7 Musibah Sepakbola Paling Mematikan di Dunia

"Data ini berdasarkan jumlah korban meninggal.."

Analisis | 02 October 2022, 12:33
Tragedi Kanjuruhan No.2, Inilah 7 Musibah Sepakbola Paling Mematikan di Dunia

Libero.id - Kerusahan sering menjadi bagian dari pertandingan sepakbola di berbagai belahan dunia. Beberapa insiden berubah menjadi tragedi kemanusiaan yang memakan korban nyawa puluhan hingga ratusan. Yang terbaru Tragedi Kanjuruhan.

Sepakbola selalu identik dengan kekerasan fisik. Bermain sepakbola berarti bermain menggunakan tenaga. Tapi, terkadang, pertandingan sepakbola lepas kendali sehingga memunculkan keributan antarpemain maupun suporter.

Usaha untuk membuat sepakbola menjadi tontotan yang ramah sudah sering dilakukan berbagai kalangan di banyak tempat. Tapi, antusiasme dan gairah yang salah terkadang membuat pertandingan sepakbola bukan lagi menjadi tontonan yang layak.

Beberapa insiden juga menyebabkan sepakbola sebagai olahraga berbahaya. Tak jarang, korban meninggal sia-sia menjadi kesimpulan sebuah pertandingan sepakbola.

Berikut ini 7 tragedi sepakbola yang memakan korban jiwa paling banyak:

7. Tragedi Port Said 2012 (Mesir): 79 meninggal

Pada 1 Februari 2012, kerusuhan besar terjadi di Stadion Port Said, Mesir, menyusul pertandingan sepakbola Liga Premier Mesir antara Al Masry Port Said dan Al Ahly Kairo. Total, 79 orang meninggal dan lebih dari 500 terluka setelah ribuan penggemar Al Masry menyerbu tribun tempat pendukung Al Ahly berada.

Serangan bermotif politik tersebut berubah menjadi tragedi karena polisi menolak membuka gerbang stadion. Itu menyebabkan para penggemar Al Ahly terjebak di dalam

Setelah insiden, 73 terdakwa, termasuk sembilan petugas polisi dan dua pejabat Al-Masry, diajukan ke meja hijau. Tapi, pada 15 November 2015, 26 terdakwa dibebaskan, termasuk tujuh petugas polisi dan seorang pejabat  Al-Masry. Dan, dari 47 terpidana, 11 dijatuhi hukuman mati, 10 menerima hukuman penjara 15 tahun, sembilan menerima hukuman 10 tahun, 16  menerima hukuman 5 tahun, termasuk dua petugas polisi dan seorang pejabat Al-Masry.

6. Tragedi Estadio Mateo Flores 1996 (Guatemala): 83 meninggal

Pada 16 Oktober 1996, beberapa menit sebelum pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 1998 Zona CONCACAF antara Guatemala dengan Kosta Rika akan berlangsung, 83 orang tewas dan lebih dari 140 terluka karena sejumlah besar penggemar berusaha memasuki tribun yang kelebihan kapasitas.

Akibatnya, tercipta longsoran manusia ke bagian bawah tribun. Tiket palsu menyebabkan banyaknya pengunjung yang hadir, dan desain gedung yang tidak tepat dalam keadaan darurat menyebabkan para penggemar saling berdesak-desakan dan berjatuhan. Itu menyebabkan banyak orang mati lemas.

Diyakini, hampir 50.000 orang mencoba masuk stadion yang hanya mampu menampung minimal 37.500 orang dan maksimal 47.500 orang. Jumlah total tiket yang dicetak adalah 45.796 lembar. Tapi, yang hadir bisa mencapain 60.000 orang.

5. Tragedi Dasharath Stadium Kathmandu 1988 (Nepal): 93 meninggal

Tragedi ini terjadi pada 12 Maret 1988 di Dasharath Stadium, Kathmandu, Nepal, selama pertandingan sepakbola antara Janakpur Cigarette Factory vs Bangladesh Liberation Army dalam laga bertajuk Tribhuvan Challenge Shield. Total, 93 orang tewas dan 100 lainnya terluka ketika mencoba melarikan diri dari badai es yang tiba-tiba turun di dalam stadion.

4. Tragedi Hillsborough 1989 (Inggris): 97 meninggal

Ini adalah tragedi sepakbola paling memilukan di Inggris pada 15 April 1989 saat  semifinal Piala FA antara Liverpool dengan Nottingham Forest. Insiden terjadi karena stadion tidak mampu menampung ribuan pendukung. Sementara di luar banyak pendukung yang memaksa masuk. Dan, semua korban adalah pendukung The Reds.

Total, 97 kematian dan 766 cedera. Sembilan puluh empat orang meninggal pada hari itu. Ada juga yang meninggal di rumah sakit beberapa hari kemudian. Ada juga korban lain yang meninggal pada 1993, yaitu Andrew Devine, yang merupakan korban ke-97.

3. Tragedi Accra Sports' Stadium 2001 (Ghana): 126 meninggal

Tragedi ini terjadi di Stadion Ohene Djan, Accra, Ghana, pada 9 Mei 2001. Insiden itu merenggut nyawa 126 orang. Ini menjadikannya bencana stadion terburuk yang pernah terjadi di Afrika.

Bencana terjadi saat dua tim sepakbola paling sukses di Ghana, Hearts of Oak dan Asante Kotoko, bertanding. Fans yang kecewa dengan keputusan wasit melempar kursi plastik dan botol ke lapangan. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata. Akibatnya, kepanikan melanda dan orang berlarian menyelamatkan diri. Kebanyakan korban meninggal akibat terinjak-injak dan bersedakan.

2. Tragedi Kanjuruhan 2022 (Indonesia): 130 meninggal (versi Komnas HAM 153)

Tragedi paling mematikan dalam sejarah sepakbola Indonesia dan Asia terjadi saat pendukung Arema FC menyerbu lapangan setelah Singo Edan dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3. Polisi merespons dengan melepaskan gas air mata. Akibatnya, massa berhamburan menyelamatkan diri. Mayoritas korban meninggal terinjak-injak saat berdesakan dan mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan, Malang.

1. Tragedi Estadio Nacional 1964 (Peru): 328 meninggal

Tragedi ini terjadi 24 Mei 1964. Dikenal sebagai tragedi sepakbola terburuk dalam sejarah hingga saat ini. Itu terjadi di Estadio Nacional Peru, Lima, saat pertandingan antara Peru dan Argentina

Keputusan yang tidak populer dari wasit membuat marah para penggemar Peru. Mereka menyerbu lapangan. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan, menyebabkan eksodus massal. Kematian terutama terjadi dari orang-orang yang menderita pendarahan internal atau sesak napas akibat berdesak-desakan.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network