Kisah Man United Beli Lebih 30 Pemain Sejak Era Ferguson Tanpa Ada yang Sukses

"Jadi, salahnya di mana?"

Analisis | 11 August 2022, 16:09
Kisah Man United Beli Lebih 30 Pemain Sejak Era Ferguson Tanpa Ada yang Sukses

Libero.id - Bertepuk sebelah tangan. Itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana proses bursa transfer Manchester United musim panas ini.

Dari beberapa yang berhasil didatangkan, beberapa pemain lainnya seperti Adrien Rabiot dan Marko Arnatouvic menolak bergabung ke Old Trafford.

Sebenarnya tidak perlu kaget, karena selama Ed Woodward bertugas sebagai CEO klub yang bersinggungan dengan transfer, Man United dalam sejarahnya memang sering gagal mendatangkan pemain.

Saat Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada 2013 dan kembalinya Cristiano Ronaldo pada musim panas lalu, Man United tidak kurang berusaha mengontrak 30 pemain seharga 10 juta pounds / Rp 180,1 miliar - dan tidak ada satu pun yang sukses.

Bursa transfer memang menuntut klub untuk berebut dan adu strategi, walau tidak ada transfer yang dijamin sukses.
Pesepakbola adalah manusia. Butuh banyak pertimbangan untuk memutuskan pindah ke klub tertentu. Karena itu, tingkat keberhasilan 50 persen akan menjadi angka yang sangat layak.

Tapi, jumlah nol dari 30 selama rentang sembilan tahun adalah kegagalan yang luar biasa memalukan. Tidak cuma itu, pemain-pemain yang berhasil digaet ternyata tidak memberi dampak signifikan kepada klub.

Man United hanya mendapat untung dari dua pemain yang dibeli sejak keluarnya Ferguson - Daley Blind dan Daniel James.

Lihat saja daftar rekrutan Man United dan coba berdebat untuk salah satu dari pemain yang direkrut bisa diandalkan.

Bruno Fernandes tampak seolah-olah dia adalah orang yang melawan tren lama ini, tepatnya ketika pemain Portugal itu tiba pada Januari 2020. Tetapi, setelah 18 bulan yang sangat brilian, penampilannya menurun saat ini.

Bahkan, nilai 80 juta pounds / Rp 1,4 trilliun, biaya rekor dunia untuk Harry Maguire yang memulai dengan cukup baik sebagai bek. Tetapi, dia kapten Setan Merah itu telah menjadi pemain terbaru dalam barisan panjang pemain yang dikategorikan biasa-biasa saja.

Lalu, biaya transfer Anthony Martial senilai 50 juta pounds / Rp 898 miliar juga belum terasa sebanding. Begitu pula dengan Alexis Sanchez yang hanya mencetak tiga gol dalam 32 pertandingan liga.

Atau, ada misteri abadi menghabiskan 50 juta pounds / Rp 898 miliar untuk Fred, hingga Marouane Fellaini.

Ada juga kecanduan aneh untuk menandatangani pemain depan yang sudah tua - Zlatan Ibrahimovoc, Edinson Cavani, Ronaldo, Radamel Falcao.

Tapi, yang paling gila dari semuanya adalah bumerang saat Man United merekrut Paul Pogba. Sempat dilepas secara gratis ke Juventus, Man United kemudian membelinya kembali senilai 89 juta pounds / Rp 1,5 triliun. Uniknya, Man United kembali melepasnya secara gratis di bursa transfer musim panas 2022. Pogba kini kembali bermain bersama Juventus.

Ada keyakinan bahwa begitu Woodward meninggalkan jabatannya, Man United mungkin menemukan kembali kemiripan profesionalisme dalam transaksi transfer mereka, di bawah John Murtough dan Darren Fletcher.

Meskipun masih terlalu dini untuk menilai rekrutan musim panas ini – Lisandro Martinez, Christian Eriksen, dan Tyrell Malacia – tawaran untuk mengontrak gelandang Prancis, Rabiot, dan upaya yang gagal untuk menangkap Arnautovic yang berusia 33 tahun tampak lebih komedi daripada sebelumnya.

Fakta bahwa Man United telah menghentikan minat mereka pada Arnautovic, mantan penyerang Stoke dan West Ham itu, karena faktor kemarahan para penggemar.

Faktor lainnya mengenai gagalnya Man United di bursa transfer adalah kepemilikan klub yang masih dipegang Keluarga Glazer.

Keluarga pengusaha asal Amerika Serikat itu dituding sebagai biang keladi bobroknya performa Man United di bursa transfer sejak 2005.

Karena itu, tak heran melihat banyak fans Man United memberontak terhadap Keluarga Glazer - pengambilalihan, hutang, dividen, detasemen, dan erosi Old Trafford sebagai stadion.

Tapi, dalam istilah sepakbola murni, daftar transfer masuk sejak 2013 itu yang paling merusak.

Man United adalah klub sepakbola yang pernah memenangkan trofi terbesar. Seandainya mereka terus melakukannya, mayoritas basis penggemar mereka akan mengabaikan masalah-masalah itu.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Manchester United


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network