Tiga Gelar dari Singapura, Anthony Sinisuka Ginting Perbaiki Rekor 6 Tahun Silam

"Performa The Babies yang selalu terlambat panas."

Analisis | 17 July 2022, 20:51
Tiga Gelar dari Singapura, Anthony Sinisuka Ginting Perbaiki Rekor 6 Tahun Silam

Libero.id - Wakil Indonesia begitu superior di ajang Singapura Terbuka 2022. Pebulu tangkis Merah Putih menyabet tiga dari lima gelar yang tersedia di final pada Minggu (17/7/2022).

Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menjadi wakil terakhir yang mempersembahkan gelar ketiga Singapura Terbuka tahun ini.

Ginting, yang menempati unggulan keempat, meraih gelar pertama tahun ini setelah mengalahkan pebulu tangkis Jepang, Kodai Naraoka, melalui persaingan sengit yang berlangsung dalam dua game 23-21, 21-17.

Kesuksesan Ginting juga menyudahi puasa gelar selama enam tahun dari nomor tunggal putra pada ajang BWF Super 500 ini. Skuad Merah Putih terakhir kali memenangi nomor tunggal putra pada 2016 yang dicatatkan oleh Sony Dwi Kuncoro.

Ginting baru kali pertama bertemu dengan Naraoka di ajang kompetisi, sehingga berulang kali dia mengubah strategi untuk mencari celah terbaik menundukkan lawannya.

Seluruh kemampuan Ginting dia keluarkan saat meladeni pebulu tangkis peringkat ke-43 itu. Mulai dari permainan reli, netting, hingga smes menyilang disajikan oleh Ginting agar bisa lepas dari bayang-bayang Naraoka.

Pada game pertama misalnya, saat Ginting nyaman dengan keunggulan 12-6, Naraoka bermain lebih ngotot untuk mengejar ketertinggalan dan mendulang sejumlah poin untuk mengecilkan selisih skor menjadi 16-15. Setelahnya, Naraoka mencuri tiga poin untuk berbalik unggul 16-18 dari Ginting.

Dari sini Ginting harus berusaha keras untuk lebih sabar dan tak terburu-buru mematikan lawan. Ginting sebisa mungkin tak mengangkat bola dan lebih memilih reli untuk melucuti pertahanan Naraoka.

Selain itu, Ginting juga lepas dari upaya Naraoka untuk mengkudeta keunggulannya pada game kedua. Pada pertengahan game, kedua pemain saling berebut poin demi poin agar unggul atas pesaingnya.

Naraoka pun unggul 14-16 atas wakil Indonesia, yang tak bertahan lama. Naraoka yang terlalu bernafsu justru ditikung balik oleh Ginting yang mengemas enam poin beruntun hingga match point 20-16.

Pada match point, Naraoka memulai dengan melakukan servis yang kemudian terhenti hanya dalam dua kali reli. Penyebabnya adalah pengembalian Naraoka yang menabrak net, menjadi poin akhir bagi Ginting untuk menyabet gelar juara di Singapura.

Selain itu, ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, juga merengkuh gelar di Negeri Singa. Gelar ini merupakan juara BWF World Tour untuk kedua kalinya sepanjang 2022.

Gelar juara turnamen BWF Super 500 ini didapatkan setelah Apri/Fadia uai mengalahkan ganda putri asal China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu dalam dua game langsung 21-14, 21-17 pada pertandingan selama 39 menit.

Kemenangan di Singapura terasa unik karena gelar perdana Apri/Fadia juga didapatkan setelah mengalahkan lawan yang sama pada turnamen dengan level yang lebih tinggi, yaitu BWF Super 750 Malaysia Open 2022 yang dihelat tiga pekan lalu di Kuala Lumpur.

Ganda putri peringkat ke-62 itu sekaligus mencetak hat-trick dalam catatan pertemuannya dengan Zhang/Zheng, dengan tiga kemenangan beruntun sejak pertama bertemu di Indonesia Terbuka dan kemudian Malaysia Terbuka.

Kemampuan Apri/Fadia untuk keluar dari tekanan dan ketertinggalan patut diacungi jempol. Kualitas mereka sebagai pemain dunia meski baru dipasangkan tahun ini telah mengalami peningkatan mengesankan.

Sementara gelar pertama diraih ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, saat keluar sebagai juara Singapura Terbuka 2022. Mereka menang dalam duel All Indonesian Final mengalahkan duet Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Minggu.

Aksi Leo/Daniel mengunci gelar juara BWF Super 500 lewat skor 9-21, 21-14, 21-16 setelah berjuang selama 52 menit.
Dalam pertandingan sebelumnya pada babak semifinal, Leo/Daniel juga terlambat panas saat menghadapi pasangan peringkat tiga dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Dalam pertandingan kemarin, Leo/Daniel juga mencatatkan laga rubber game 9-21, 21-18, 22-20.

Pasangan berjuluk The Babies itu mengawali pertandingan dengan bermain terlalu lambat, sehingga memberi kesempatan bagi Fajar/Rian untuk menekan. Saat skor Leo/Daniel tersusul dari 4-1 menjadi 5-4, mereka pun selalu kesulitan untuk mengejar poin.

Pada game kedua dan ketiga, pola dan ritme Leo/Daniel mengalami peningkatan secara signifikan. Tidak seperti pada game pembuka yang hanya lebih banyak bertahan, Leo/Daniel menjadi asyik memainkan drive dan reli.

Selain itu, kompetisi antarrekan sepelatnas ini juga ramai dengan permainan netting. Meski sempat gagal dalam pengembalian, namun Leo/Daniel bisa mengakali strategi yang diusung oleh seniornya tersebut.

Hasil positif ini tidak hanya membawa Leo/Daniel masuk dalam daftar sukses ganda putra Indonesia pada turnamen papan atas, namun juga menambah catatan pertemuan mereka menjadi 3-1 atas ganda putra peringkat kelima dunia.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network