Mengintip Metode Latihan Man City yang Bikin Juara Liga Premier

"Unik, beda, dan bisa dicontoh di Indonesia."

Analisis | 27 May 2022, 03:59
Mengintip Metode Latihan Man City yang Bikin Juara Liga Premier

Libero.id - Manchester City mengakhiri musim 2021/2022 dengan penuh dramatis. The Citizens kembali mengangkat trofi lewat kemenangan atas Aston Villa yang mendebarkan di pekan terakhir, Minggu (22/5/2022). Uniknya, sudah dua kali mereka menjalani laga penentuan trofi seperti itu.

Beberapa musim terakhir, Man City telah mendominasi papan atas sepakbola Inggris, meski harus bersaing sengit dengan Liverpool dan Chelsea.

Banyak orang yang kagum dengan hasil racikan Pep Guardiola setelah menyumbangkan empat gelar Liga Premier dalam lima musim terakhir. Sementara beberapa orang lainnya penasaran bagaimana pelatih asal Katalunya tersebut mengubah para pemain The Citizens menjadi petarung di lapangan.

Ternyata, kuncinya ada saat latihan. Guardiola dan para asistennya memiliki metode yang unik, menarik, dan cukup keren jika dibanding beberapa tim Liga Premier lainnya.

Bayangkan, Guardiola mampu membuat pemain senior seperti Ilkay Guendogan menjadi pencetak gol kemenangan di pekan terakhir, meski sepanjang musim bukan lagi penghuni reguler di starting line-up.

Contoh lain ketika Man City bergulat dengan Covid-19 dan cedera pemain. Saat itu, mereka hanya memiliki 10 pemain senior yang fit. Tiba-tiba Guardiola membuat Raheem Sterling kembali meoncer setelah sempat loyo dan dihujani kritik pedas pada pekan-pekan awal musim 2021/2022.

Semua itu merupakan hasil dari metode pelatihan tim yang terus berkembang. Markas latihan Man City adalah tempat yang kompetitif, yang mendorong penampilan mereka di hari pertandingan benar-benar prima.

"Mini game seempat"menjadi menu wajib pertama. Tiga tim yang terdiri dari enam orang berdesakan di lapangan kecil. Mereka akan saling umpan ke satu sama lain. Bola berputar-putar seperti ada di mesin cuci. Tim keempat, biasanya terdiri dari anak-anak akademi. Mereka harus berlari untuk menggantikan tim yang kebobolan. Itu terus berlanjut, berputar-putar, dengan kecepatan yang tak henti-hentinya.

Metode lain adalah permainan tenis meja dan tenis lapangan dengan menggunakan bola sepakbola. Dan, memainkannya dengan kepala. Mereka hanya diizinkan mengontrol bola dengan kaki atau dada.

Inti dari game ini adalah membuat bola berada dalam penguasaan pemain selama mungkin. Ini untuk melatih konsentrasi, ketenangan, kesabaran, dan keuletan, karena pemain dituntut berpikir cepat dalam ruang sempit. Ini menggambarkan tekanan pemain lawan di pertandingan yang sesungguhnya.

Hal lain yang juga menjadi perhatian serius Guardiola adalah bola mati. Pada awal musim ini, dia menunjuk pelatih Man City U-18, Carlos Vicens, menjadi salah satu anggota staf tim utama. Dia diberi tugas sederhana, tapi bermanfaat besar. Vicens diminta melatih tendangan bebas dan skenario bola mati.

Prinsip Guardiola tetap sama di manapun dirinya melatih. Dia lebih sering mundur selangkah, tidak terlalu banyak menyerang pemainnya. Tapi, akan berubah seperti singa saat menyerang.

"Menurut banyak orang di luar sana, cara dia mendekati permainan mungkin berubah dari waktu ke waktu. Tapi, saya tidak melihat dia berubah bersama kami. Dia masih sangat intensif," ujar Guendogan kepada Sportsmail.

Jadi, apakah metode-metode latihan unik Man City bisa diterapkan dan berguna untuk tim lain, terutama di Indonesia? Tentu saja bisa.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Manchester City


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network