Dari Mimpi Indah ke Mimpi Buruk, Bulan Madu Xavi Hernandez di Barcelona Berakhir

"Komentar Xavi tentang penurunan performa timnya."

Analisis | 27 April 2022, 06:25
Dari Mimpi Indah ke Mimpi Buruk, Bulan Madu Xavi Hernandez di Barcelona Berakhir

Libero.id - Kedatangan Xavi Hernandez sebagai pelatih pada pertengahan musim sempat melambungkan Barcelona ke alam mimpi. Banyak harapan dialamatkan kepada Legenda Blaugrana tersebut.

Barcelona yang sebelumnya dalam keadaan terpuruk di bawah asuhan Ronald Koeman, bahkan berada di zona degradasi, seketika bangkit hingga mampu mengalahkan rivalnya Real Madrid, Atletico Madrid, dan Napoli di bawah asuhan Xavi.

Namun, sepertinya mimpi itu telah berubah menjadi mimpi buruk selama bulan ini. Barcelona mengalami tiga kali kekalahan berturut-turut di Camp Nou untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Itu seketika mengakhiri bulan madu Xavi bersama mantan klubnya tersebut.

Blaugrana telah meluncur ke tempat yang jauh lebih gelap. Mereka terbangun dengan berteriak setelah kalah dalam tiga pertandingan berturut-turut dengan masalah taktis, cedera, dan protes fans semuanya berperan.

Ini tentu menjadi awal yang buruk bagi mantan gelandang Barcelona, yang membandingkan kemenangan 4-0 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu dengan film fiksi ilmiah. Tetapi, Xavi juga mengakui ada “momen horor”.

Ada potongan lebih lanjut dari genre terakhir yang diputar di Camp Nou pekan lalu, saat Barcelona kalah 1-0 dari tim kecil yang berjuang dari degradasi, Cadiz. Mereka juga kalah dengan skor yang sama melawan Rayo Vallecano. Setelah ini, bagaimana nasib Barcelona saat menjamu Real Mallorca pekan ini.

Penurunan performa Blaugrana telah menempatkan harapan mereka untuk finish di peringkat kedua, meski posisi mereka tetap bahaya untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Contohnya performa Barcelona saat melawan Cadiz. Itu menunjukkan betapa kakunya mereka, atau sama persis dengan akhir era Koeman saat menjabat pelatih.

Yang jelas, penampilan gemilang Barcelona di awal tahun dengan 15 pertandingan tak terkalahkan telah sirna.

“Saya mengerti itu tidak memotivasi para penggemar dan pemain untuk memperebutkan tempat kedua, tetapi kami harus berada di Liga Champions. Kami ingin mendengar musik Liga Champions musim depan." kata Xavi.

"Kami harus menjalani pertandingan dengan lebih baik. Di babak pertama, kami tidak bagus. Di babak kedua lebih baik. Kami mencoba segalanya, tetapi situasinya sulit. Saya menyadari sebagai pelatih bahwa saya melakukan kesalahan dengan tidak memotivasi mereka," tambahnya.

Kalah di kandang melawan Eintracht Frankfurt juga merupakan pukulan telak. Tidak hanya memupuskan harapan timnya memenangkan Liga Europa, tetapi juga menurunkan moral tim di stadion yang dipenuhi oleh para pendukung lawan yang gembira melihat Frankfurt unggul 3-0.

Pendukung Frankfurt membeli tiket untuk pertandingan di Camp Nou, di mana sebanyak 30.000 fans Frankfurt hadir. Mereka memenuhi Plaza Catalunya yang ikonik sambil bernyanyi.

Fakta itu pula yang membuat fans Barcelona memprotes klub yang mengizinkan begitu banyak fans lawan mengunjungi Camp Nou. Mereka memboikot bentrokan dengan Cadiz, meninggalkan suasana hampa yang aneh di dalam arena Camp Nou yang luas.

Meskipun mereka kembali melawan Rayo, kehadiran penonton sebanyak 50.000-an masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah penonton tim wanita Barcelona. 

Mereka telah bermain dua kali di Camp Nou dalam beberapa minggu terakhir, khususnya di Liga Champions Wanita. Mereka memecahkan rekor dunia setelah lebih dari 90.000 penonton melihat kemenangan mereka atas Real Madrid dan Wolfsburg.

Kontroversi Frankfurt juga menyebabkan inkuisisi klub, di mana Presiden Joan Laporta berusaha menyalahkan beberapa pemegang tiket musiman yang menjual tiket mereka dan sistem pemesanan kuno yang kelebihan beban tanpa menerima banyak tanggung jawab.

Di lapangan, Barcelona sepertinya mencapai puncak permainannya di Bernabeu sebelum jeda internasional. Mereka kini seperti kehabisan tenaga. Itu mirip dengan musim lalu ketika mereka mengalahkan Real Sociedad pada saat yang sama, kemudian membuang gelar juara.

Xavi telah mengakui bahwa menerapkan permainan dengan tekanan tinggi, sesuatu yang tidak dilakukan klub dalam beberapa tahun terakhir, telah merugikan para pemainnya.

Cedera Pedri juga menjadi masalah besar, karena Barcelona mencapai kekuatan penuh ketika dirinya berada dalam performa terbaiknya. Dia menjalankan pertunjukan dan memberi umpan dengan cepat kepada rekannya di depan, tetapi dia sekarang absen selama sisa musim karena cedera hamstring.

Sejak dia tidak ikut bermain di lapangan, tim mengalami penurunan performa. Ansu Fati juga absen, dan potensi kembalinya dia sebagai pemain pengganti melawan Mallorca menawarkan secercah harapan untuk lima pertandingan terakhir musim ini.

Remaja itu meningkatkan moral di klub ketika dia kembali dari cedera melawan Levante pada September 2021, dan berharap dia bisa melakukan hal yang sama lagi.

Xavi berkomentar saat kedatangannya bahwa banyak pemain Blaugrana tidak dilatih dalam permainan posisi yang benar, dan itu masih menjadi tantangan.

Sergino Dest, pemain lain yang sekarang absen selama sisa musim karena cedera, tidak mengikuti laju Alvaro Garcia dengan cukup baik yang berujung gol Rayo. Sementara Frenkie de Jong diganti lebih awal setelah penampilan buruk lainnya.

Sementara itu, Pierre-Emerick Aubameyang, dalam performa mencetak gol yang gemilang. Tetapi, dirinya berjuang sendirian menjalani permainan bertahan, yang merupakan masalah dalam tim yang ingin menjaga bola setiap saat.

Namun, saat melawan Real Sociedad, Barcelona memiliki penguasaan bola yang lebih sedikit dari lawan-lawan mereka. Klub Catalunya hanya meraih kemenangan 1-0.

Ada banyak hal yang harus dikerjakan Xavi, baik secara taktik maupun mental. Itu wajib dilakukan segera sebelum menghadapi Mallorca pekan ini. Xavi berharap mendapat hasil terbaik bersama anak asuhnya.

(atmaja wijaya/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network