9 Selebrasi Pemain yang Jadi Musibah

"Dari back flip hingga merosot pakai dengkul."

Analisis | 20 April 2022, 18:04
9 Selebrasi Pemain yang Jadi Musibah

Libero.id - Merayakan gol dan kemenangan klub memang menjadi salah satu momen paling menggembirakan dalam sepakbola. Namun, tidak sedikit pemain melakukan selebrasi secara berlebihan hingga tak jarang justru menjadi musibah dan merugikan diri sendiri hingga klub.

Pada catatan itu mari kita lihat 9 selebrasi pemain yang jadi musibah:

9. Steve Morrow

Steve Morrow merayakan kemenangan di final Piala Liga secara berlebihan. Keberhasilannya itu memang langka dan tidak semua pemain bisa merasakannya. Morrow diberikan kesempatan langka setelah menyelesaikan comeback Arsenal melawan Sheffield Wednesday di final Piala Liga 1993.

Mantan pemain timnas Irlandia Utara disambut oleh Tony Adams. Setelah dia melompat, dia akhirnya tergelincir yang mengakibatkan Morrow jatuh ke tanah. Lengan yang patah parah membuat Morrow melewatkan penyerahan medali dan final Piala FA bulan berikutnya.

8. Lomano LuaLua

LuaLua dikenal dengan selebrasi jungkir balik yang menjadi ciri khasnya, tetapi berjanji dia tidak akan melakukannya sampai Portsmouth aman dari degradasi pada 2005/2006. Dia sempat diperingatkan tentang risiko cedera akibat selebrasinya.

Akhirnya, LuaLua mencetak gol penting ke gawang Arsenal. Membawa klubnya terhindar dari kekalahan, tapi tidak bisa mengangkat Pompey keluar dari zona degradasi. Mereka tetap berada di posisi tiga terbawah karena selisih gol, namun usai mencetak gol penyeimbang itu, godaan menyambut LuaLua untuk melakukan selebrasi khasnya, dan dia segera mengalami cedera.

“Saya merasakan sengatan di pergelangan kaki saya ketika saya mendarat. Saya seharusnya tidak melakukan flip. Tapi, saya terbawa emosi saat mencetak gol melawan Arsenal," katanya.

Harry Redknapp berkata: “Dia masih melakukan jungkir balik tiga kali tanpa menyadari bahwa dia telah melukai dirinya sendiri.”

7. Ian Harte

Ketika Harte mencetak gol ke gawang Deportivo di perempat final Liga Champions 2001, bek kiri itu menjadi manifestasi fisik dari tendangan bebas yang baru saja dia lakukan. Sebuah bola api adrenalin dan intensitas, Harte menyerbu ke kerumunan.

Mengambil bendera sudut untuk melanjutkan selebrasi, tapi dia jatuh dan tidak bisa menata kembali bendera sudut itu seperti semula.


(atmaja wijaya/yul)

Selanjutnya

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network