Kisah Pelatih Bodo/Glimt Nyaris Pensiun Gara-gara Difitnah Pukul Ofisial AS Roma

"Ada alasan moral khas orang-orang Skandinavia. Apa itu? Ini ceritanya."

Biografi | 12 April 2022, 19:44
Kisah Pelatih Bodo/Glimt Nyaris Pensiun Gara-gara Difitnah Pukul Ofisial AS Roma

Libero.id - Sepakbola adalah permainan yang menjunjung tinggi sportivitas dan fair play. Tindakan tidak terpuji seperti perkelahian tidak dibenarkan. Lebih tidak dibenarkan lagi jika seorang pelatih dituduh memukul ofisial tim lawan. Contohnya baru saja dialami pelatih Bodo/Glimt, Kjetil Knutsen.

Jumat (8/4/2022) dini hari WIB, Knutsen memimpin anak asuhnya menghadapi leg pertama perempat final Liga Konferensi Eropa melawan AS Roma asuhan Jose Mourinho. Klub Norwegia tersebut unggul 1-0. 

Beberapa saat setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, muncul sedikit keributan kecil dari bangku cadangan kedua kubu. Kemudian, dalam wawancara dengan media, kubu Serigala Ibu Kota Italia menuduh Knutsen memukul salah satu asisten Mourinho, Nuno Santos.

Bodo/Glimt tidak terima dengan tudingan itu. Bahkan, Knutsen menyebut Roma berbohong. Mereka menyatakan justru yang sebaliknya terjadi, Santos yang memukul Knutsen. Dia mengaku dicekik dan didorong ke dinding oleh Santos. 

Mereka memiliki bukti rekan video atas kejadian tersebut, dan sudah diserahkan ke UEFA untuk diselidiki. Bodo/Glimt juga memutuskan melapor ke polisi atas dasar serangan fisik.

Bahkan, dengan ksatria Knutsen mengaku nyaris mengundurkan diri karena malu dengan kejadian tersebut (fitnah). Dia merasa sepakbola tidak seharusnya dikotori dengan intrik hanya karena sebuah tim menginginkan kemenangan. Bagi Knutsen lebih baik pensiun daripada melihat sepakbola menghalalkan segala cara.

"Ini adalah pada tingkat yang saya pertimbangkan apakah saya harus melanjutkan ini. Ini sangat jauh dari nilai saya, klub, dan sepakbola Norwegia," kata Knutsen kepada Avisa Nordland.

"Anda harus masuk dan mengumpulkan kekuatan dalam diri anda untuk menyelesaikan situasi dengan cara terbaik. Hal-hal seperti itu bisa membuat saya ingin melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda," tambah pelatih kelahiran Arna, 2 Oktober 1968, tersebut.

"Bagi saya, yang paling penting adalah bisa melihat diri saya di cermin. Jika itu mengorbankannya, saya harus mempertimbangkan apakah itu benar-benar layak. Permainan ini menghabiskan banyak biaya," lanjut Knutsen.

Uniknya, belum jelas masalah di Norwegia, hal memalukan lain muncul dari bangki cadangan Roma. Pasalnya, pada pertandingan Serie A melawan Salernitana, Minggu (10/4/2022), Mourinho secara terbuka meminta maaf kepada lawan atas tindakan kurang pantas kubunya.

Menurut Mourinho, salah satu asistennya lebih dulu membuat panas keadaan dengan mengejek para pemain Salernitana  yang ada di bangku cadangan. Orang tersebut menyebut kata "degradasi".

"Saya mengatakan yang sebenarnya, tidak seperti beberapa klub atau polisi. Seseorang di bangku saya memberi tahu staf Salernitana bahwa mereka akan pergi ke Serie B. Saya pergi untuk meminta maaf kepada mereka karena anak saya mengatakan itu," kata Mourinho, dilansir Football Italia.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network