Peringkat 9 Pemain No.9 di Arsenal

"Nomor 2 menjadi pemain yang tersisa di Emirates."

Analisis | 17 March 2022, 14:49
Peringkat 9 Pemain No.9 di Arsenal

Libero.id - Dalam sejarah Arsenal, ada beberapa pemain yang melekat di hati para penggemar berdasarkan nomor punggung yang mereka pakai. Thierry Henry pemilik No.14, Dennis Bergkamp mengenakan No.10, dan Ian Wright menggunakan No.8.

Arsenal telah menjadi rumah bagi beberapa pencetak gol terhebat Liga Premier, tetapi jarang di antara mereka yang besar dengan jersey No.9.

Masih ada beberapa kisah sukses dari pemain yang mengenakan nomor keramat khas striker tajam di skuad London Utara, tetapi ada juga beberapa yang mengalami kegagalan.

Kami telah memberi peringkat setiap pemain yang memakai No.9 untuk Arsenal di Liga Premier sejak nomor skuad menjadi permanen pada 1993.

#12. Park Chu-young

Ketika kami mulai menyusun daftar ini, kami bersedia untuk mengurangi kelonggaran Chu-young. Kami berpikir bahwa dia adalah salah satu dari tipikal pemain Arsene Wenger, pemain muda dengan potensi menyerang selama periode penghematan di Arsenal.

Tapi, kemudian kami ingat striker itu berusia 26 tahun dan baru saja terdegradasi bersama Monaco ketika dia diberi nomor punggung 9 di depan sesama Legenda Arsenal, Marouane Chamakh, dan Nicklas Bendtner.

Musim debut Cho-young berakhir dengan kontribusi satu gol dalam enam penampilan sebelum dia dijual.

#11. Francis Jeffers

Setelah tiga musim sebagai pemain muda yang menjanjikan di Everton, Jeffers bergabung dengan Arsenal dalam kesepakatan 8 juta pounds (Rp 149 miliar) pada 2001 dengan tambahan 2 juta pounds (Rp 37 miliar).

Untuk menempatkannya ke dalam konteks, Thierry Henry didatangkan The Gunners dengan biaya 11 juta pounds (Rp 206 miliar) dua tahun sebelumnya.

Jeffers tidak memiliki dampak yang sama seperti Henry di Highbury. Dia berjuang dengan permainannya dan kebugaran sebelum kembali ke Everton dua musim kemudian dengan delapan gol atas namanya di semua kompetisi.

#10. Lucas Perez

Penandatanganan Perez oleh Arsenal dari Deportivo terjadi dalam kesepakatan senilai 17,1 juta pounds (Rp 320,7 miliar) pada 2016. Perekrutan itu sepertinya akan menjadi bisnis yang bagus pada saat itu.

Namun, meskipun mencetak hat-trick dalam 39 menit saat kemenangan Liga Champions di Basel, Perez tidak pernah membuktikan dirinya di starting XI dan menjadi pilihan pertama Wenger.

Dia kembali ke Deportivo dengan status pinjaman, Alexandre Lacazette masuk untuk mengambil alih jersey No.9 dari dia.

Dalam sebuah wawancara dengan media Spanyol, La Voz de Galicia, Perez mengatakan. "Mengambil nomor tanpa memberitahu saya untuk memberikannya kepada seorang teman, tampaknya bagi saya jerami terakhir."

“Saya tidak bisa terus seperti ini. Saya telah memberikan segalanya, tetapi itu belum terbalas, jadi saya tidak tahan lagi.”

#9. Julio Baptista

Kita yang akrab dengan FIFA dan Football Manajer cukup senang saat tahu Baptista pindah ke Inggris dengan perjanjian pinjaman ke Arsenal pada 2006.

Sayangnya, mantan pemain internasional Brasil itu tampaknya gagal menyelipkan kegembiraan dalam dua pertandingan awal di Piala Liga.

Mantan penyerang Sevilla itu paling diingat karena mencetak empat gol di Anfield dalam pertandingan Piala Liga, di mana dia juga gagal mengeksekusi penalty.

Dia juga mencetak dua gol dalam pertandingan semifinal melawan Tottenham setelah memasukkan bola ke gawangnya sendiri.

#8. Davor Suker

Mengingat reputasi yang dia kembangkan setelah dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1998 bersama Kroasia, ditambah chip melawan Denmark di Euro 96, membuatnya memiliki lebih banyak hal yang diharapkan.

Dia memiliki tugas yang sulit untuk bersaing dengan Henry, Dennis Bergkamp, dan Nwankwo Kanu, tetapi masih mencetak 11 gol di semua kompetisi pada musim 1999/2000.

Sayangnya, dia gagal mengeksekusi pinalti untuk Arsenal dalam kekalahan adu penalti dari Galatasaray di final Piala UEFA.

#7. Alan Smith

Smith adalah pahlawan Arsenal, tetapi hari-hari terbaiknya sebagai No.9 terjadi sebelum munculnya nomor skuad permanen.

Dalam dua musim saat nomor tersebut menjadi miliknya, dia hanya mencetak lima gol liga, meskipun dia mencetak gol kemenangan yang luar biasa di final Piala Winners Eropa 1994 melawan Parma.

#6. Jose Antonio Reyes

Setelah bergabung dari Sevilla pada Januari 2004, Reyes membuat awal yang menarik di Arsenal. Reyes mencetak dua gol untuk menyingkirkan Chelsea dari Piala FA dan menyamakan kedudukan penting di Portsmouth untuk memastikan status tak terkalahkan The Gunners.

Mantan pemain internasional Spanyol itu terus mencetak gol dalam enam penampilan pertamanya pada musim 2004/2005, tetapi dilaporkan bahwa dia rindu kampung halaman.

Reyes kemudian menjadi korban panggilan telepon lelucon, di mana dia memberi tahu seorang DJ radio yang dia pikir adalah direktur olahraga Real Madrid, Emilio Butragueno. "Saya berharap saya bisa bermain untuk Real Madrid."

“Jika saya tidak (bermain untuk Real) saya harus terus bermain dengan beberapa orang jahat,” tambahnya.

#5. Eduardo

Sebuah kisah sedih, Eduardo membuktikan dirinya sebagai salah satu pembelian murah terbaik Wenger. Eduardo mencetak 12 gol atas namanya pada Februari saat itu, momen di mana dirinya menjalani musim pertamanya di Inggris.

Sayang, dia mengalami patah kaki mengerikan dalam bentrokan dengan Birmingham City.

Cedera tersebut membuat pemain internasional Kroasia kelahiran Brasil itu harus absen selama 12 bulan. Dia akhirnya gagal mendapatkan kembali performa terbaiknya, meski dia sempat menjadi pencetak gol yang menarik.

#4. Lukas Podolski

Mampu menendang bola dengan sangat keras dengan kaki kiri Anda dan secara umum cukup menyenangkan membuat Anda berada di urutan keempat dalam daftar ini.

Sebanyak 31 gol dari dua setengah musim dihasilkan Podolski, terutama saat dirinya beroperasi dari sayap. Dia tidak bisa dianggap remeh oleh siapapun.

#3. Paul Merson

Merson mengenakan nomor 9 selama dua musim antara 1995 dan 1997. Dalam sebuah artikel ESPN, penulis Nick Hornby menjelaskan tentang keterkejutannya ketika Wenger memutuskan untuk menjual Merson pada 1997.

“Paul Merson! Kami menyukai Paul Merson! Dan, dia tidak cukup baik? Ayo!” tulis Hornby, sebelum menyimpulkan. “Wenger kemudian melakukannya.”

Kebetulan orang yang mengambil alih No.9 setelah kepergian Merson masih masuk dalam peringkat ini.

#2. Alexandre Lacazette

Sejak meninggalkan Lyon dan bergabung dengan Arsenal dengan mahar sebesar 46,5 juta pounds (Rp 872 miliar) pada musim panas 2017, Lacazette telah berkontribusi banyak di Emirates.

Dia sering berjuang dengan inkonsistensi dan sering dibayangi oleh rekan setimnya, Pierre-Emerick Aubameyang, yang tiba di Arsenal beberapa bulan setelahnya.

Tetapi, pemain internasional Prancis itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik musim 2018/2019. Dia kemudian bermain di final Piala FA 2020, membantu The Gunners memenangkan trofi pertama era pasca-Arsene Wenger.

Sebanyak 71 dalam 197 penampilan pada saat penulisan juga merupakan prestasi yang layak mengingat perjuangannya di Arsenal dalam beberapa tahun terakhir relatif berat.

#1. Nicolas Anelka

Didatangkan hanya seharga 500.000 pounds (Rp 9,4 miliar) dari PSG pada 1997, Anelka dijual dua tahun kemudian sebagai superstar dengan harga 22,3 juta pounds (Rp 428 miliar) ke Real Madrid setelah memenangkan Liga Premier dan Piala FA.

“Dengar, bagi saya orang tidak menyebut dia sebagaimana mereka seharusnya menyebut dia,” kata Thierry Henry, seorang pria yang tahu satu atau dua hal tentang menjadi penyerang Arsenal yang hebat, dilansir Sky Sports pada 2018. “Dia adalah salah satu striker terbaik kami."

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Arsenal


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network