Kisah Kerlon, Pemain dengan Dribel ala Anjing Laut

"Kenapa dilarang oleh FIFA."

Biografi | 09 March 2022, 06:25
Kisah Kerlon, Pemain dengan Dribel ala Anjing Laut

Libero.id - Brasil adalah rumah bagi talenta-talenta berbakat. Pesepakbola dari Negeri Samba itu tersebar hampir keseluruh penjuru dunia. Dan, dalam satu masa, ada seorang pemain bernama Kerlon Moura Souza atau yang lebih dikenal dengan nama pendek Kerlon.

Ketika Kerlon muncul pada 2005, dia secara berlebihan disebut-sebut sebagai salah satu pemain paling menarik asal Brasil lainnya setelah Ronaldinho.

Nama Kerlon mulai dikenal luas setelah menjadi topskor Copa America U-17 pada 2005. Sebagaimana talenta Brasil lainnya, kemampuan olah bola Kerlon dengan kaki sangat mumpuni.

Tapi, tak cuma itu saja, dia juga dikenal karena teknik drible yang tidak biasa. Bukan dengan kaki, melainkan dengan dahi. 'Drible da foquinha' atau 'seal dribble' alias dribel ala anjing laut.

Kemampuannya yang luar biasa untuk menggiring bola dengan cara menyeimbang bola di dahinya dan berlari melewati para pemain bertahan bisa dikatakan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya, meksipun pada akhirnya FIFA melarang cara tersebut dalam mengiring bola di kemudian hari.

Namun, berkat kemampuannya, sempat beredar isu kalau klub-klub seperti Real Madrid, Barcelona, dan Manchester United dikabarkan tertarik untuk mendapatkan tanda tangan Kerlon.

Terlepas dari dribel ala anjing laut itu, Kerlon juga telah menunjukkan bahwa dia lebih dari sekadar mamalia semi-akuatik.

Seperti yang sempat disinggung pada awal tulisan, Kerlon adalah bintang di timnas Brasil U-17 yang diperkuat oleh nama-nama seperti Marcelo, Denilson, dan Anderson pada 2005.

Kerlon mencetak delapan gol hanya dalam tujuh pertandingan dan terpilih sebagai pemain turnamen saat Brasil dinobatkan sebagai jawara Copa America U-17.

Kerlon mengawali karier dengan memperkuat klub lokal, Cruzeiro. Namun, cedera yang terus-menerus membuat kariernya tidak stabil, meskipun dalam prosesnya sempat memperkuat klub-klub Italia dan Belanda seperti Inter Milan, Chievo Verona, dan Ajax Amsterdam.

Karier Kerlon timbul tenggelam karena banyak berkutat dengan cedera. Cedera membuatnya menghabiskan lebih banyak waktu di ruang perawatan daripada di lapangan.

Salah satu momen ikonik pemain yang kini berusia 34 tahun itu terjadi pada September 2007, ketika Cruzeiro menghadapi rival berat Atletico Mineiro dalam laga penuh rivalitas yang dijuluki Derby Belo Horizonte.

Untuk Kerlon, yang saat itu berusia 19 tahun, momen itu tampak seperti panggung yang sempurna baginya dalam memamerkan aksi dribel anjing laut.

Bek lawan, Dyego Rocha Coelho, bahkan tersinggung dan harus menghentikan aksi Souza menggunakan sikutnya.

Tetapi, ganjarannya mengakibatkan kartu merah kepada Dyego dan larangan berikutnya yang berlangsung selama 120 hari.

Mengenai momen itu, Kerlon pernah mengatakan kepada Globoesporte: “Saya senang menjadi bagian dari sejarah, karena setiap orang mengenal saya dengan gaya itu.”

Di pengujung kariernya, Kerlon sempat memperkuat klub divisi tiga Jepang, Fujieda MYFC, di mana dia mencetak sembilan gol dalam 22 penampilan.

Dia juga sempat berkiprah di Amerika Serikat dengan berseragam Atlanta Silverbacks sebelum menandatangani kontrak dengan tim ASPL Miami setahun kemudian.

Namun, dia tidak menikmati kesuksesan yang sama seperti yang dia dapatkan di Jepang.

Setelah bermain di klub-klub liga Malta, Slovakia, Kerlon mengumumkan keputusan pensiun pada 2017 pada usia 29 tahun.

Sejak saat itu, tidak pernah ada lagi aksi drible anjing laut sehebat apa yang dilakukan Kerlon.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network