Muncul Ide Gelar Liga Super Eropa Tanpa Klub Inggris, Mungkinkah Terwujud?

"Setelah gagal tahun lalu, ide Liga Super Eropa versi baru muncul lagi."

Analisis | 05 March 2022, 20:18
Muncul Ide Gelar Liga Super Eropa Tanpa Klub Inggris, Mungkinkah Terwujud?

Libero.id - Meski layu sebelum berkembang, cita-cita mendirikan Liga Super Eropa yang terpisah dari Liga Champions tidak pernah surut. Bahkan, sejumlah klub kaya Italia dan Spanyol terus berusaha agar kompetisi sempalan itu terlaksana. 

Berbicara dalam FT Business of Football Conference di London, beberapa hari lalu, Presiden Juventus, Andrea Agnelli, menghindari pertanyaan tentang apakah dirinya bisa membayangkan Liga Super Eropa tanpa klub Inggris. "Saya belum pernah mendengar kata-kata Liga Super sebanyak yang saya lakukan hari ini," katanya.

Jawabannya terasa seperti bagian dari strategi. Proyek Liga Super yang gagal hampir 48 jam setelah diluncurkan ternyata tidak memadamkan api. Hanya saja, para pelopornya lebih berhati-hati ketika berbicara kepada publik.

Contohnya, Presiden La Liga, Javier Tebas, yang menceritakan pertemuan antara Agnelli, Florentino Perez, dan Joan Laporta di Italia, belum lama ini. "Jika ketiganya menyangkalnya, mereka berbohong. Mereka berbohong lebih dari (Vladimir) Putin," ujar Tebas. 

Agnelli mengatakan dirinya tidak mau menerima pertanyaan tentang komentar Tebas ketika menjadi pembicara terakhir pada konferensi, Jumat (4/3/2022). Tapi, penghindarannya dari topik hanya meningkatkan perasaan yang jelas bagi siapa saja yang telah meliput acara itu dua hari.

Liga Super Eropa yang menampilkan enam klub Liga Premier, diumumkan tahun lalu. Tapi, semua pihak yang terlibat, kecuali Juventus, Real Madrid, dan Barcelona, mundur setelah protes luas dari penggemar, politisi, dan lembaga pemerintah. Tiga pihak yang masih mendukung telah membawa masalah ini ke pengadilan.

Agnelli dan mereka yang mendorong konsep Liga Super Eropa mengandalkan keputusan yang menguntungkan dari Pengadilan Eropa, yang mungkin tidak akan terjadi paling cepat akhir tahun ini. Kemungkinan besar sekitar 2023.

Keinginannya jelas. Mereka ingin tahu apakah satu organisasi dapat menjadi pengatur, penjaga gerbang, dan operator komersial. Jika jawabannya bisa, maka mereka yang membicarakan Liga Super Eropa secara pribadi akan menerima bahwa mereka tidak akan punya tujuan. Dan, jika mereka benar, itu berpotensi membuka pintu ke Liga Super Eropa versi dua.

"Saya tidak khawatir tentang itu. Liga Super Eropa telah berakhir dan selesai dalam 48 jam di negara ini. Saya tidak pernah tahu sepakbola begitu bersatu. Ide itu mengalahkan dirinya sendiri. Itu adalah ide yang buruk dan dieksekusi dengan buruk," kata CEO Liga Premier, Richard Masters.

Kekuatan oposisi itulah yang membuat sulitnya membayangkan klub-klub Inggris bergabung dengan sesuatu yang menyerupai Liga Super Eropa ciptaan kedua.

"Mereka mencoba merancang model baru tanpa kehadiran klub-klub Inggris. Akan ada perwakilan dari empat liga besar Eropa lainnya. Akan ada semacam divisi pertama dan divisi kedua. Sejauh yang saya tahu, liga nasional akan memiliki akses melalui divisi kedua. Liga pertama divisi, mereka memiliki akses langsung karena mereka tidak akan pernah terdegradasi," ungkap Tebas.

Tapi, apa pun idenya, sudah pasti Liga Super Eropa akan terus mendapatkan pertentangan. "Saya muak dan lelah membicarakan proyek non-sepakbola ini. Semua orang kecuali mereka tahu itu omong kosong. Salah satu dari mereka menelepon saya untuk meminta maaf, lalu mereka pergi lagi," kata Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.

"Sepakbola adalah tentang pemain dan penggemar. Para penggemar mengatakan mereka tidak menginginkannya. Mereka tidak peduli dengan penggemar. Mereka dapat memainkan kompetisi mereka sendiri. Tapi, jika mereka melakukannya, mereka tidak dapat memainkan kompetisi kami," tambah Ceferin.

Mereka yang berniat Liga Super Eropa menolak revisi Liga Champions "Gaya Swiss" yang akan diluncurkan pada 2024/2024. Menurut mereka, itu mengandung terlalu banyak permainan yang tidak berguna.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network