Ramai! Perang Kata-kata Pemain Rusia dan Ukraina

"Baik pemain Ukraina maupun Rusia, sebenarnya sama-sama jadi korban."

Viral | 05 March 2022, 16:07
Ramai! Perang Kata-kata Pemain Rusia dan Ukraina

Libero.id - Perang yang melibatkan Rusia dengan Ukraina ternyata tidak hanya terjadi di lapangan. Melalui media sosial, pemain-pemain dari dua negara bertetangga yang masih memiliki ikatan darah sebagai sesama Bangsa Slavia itu juga ramai. Mereka terlibat saling sindir.

Sepakbola internasional akhir-akhir ini disibukkan dengan invasi Rusia terhadap Ukraina. Hukuman dijatuhkan UEFA dan FIFA terhadap negeri Beruang Merah itu atas tindakan sepihak Presiden Vladimir Putin.

Aksi Rusia tidak hanya membahayakan perdamaian dunia karena bisa memicu Perang Dunia III, melainkan juga memutus tali persaudaraan rakyat kedua negara. Rusia dan Ukraina sejatinya satu bangsa dan pernah hidup dalam atap yang sama, yaitu Uni Soviet. 

Persaudaraan kedua negara itu kini terputus dan saling memusuhi satu sama lain. Bahkan para pemain Rusia dan Ukraina tidak bisa melepaskan diri terlibat perang kata-kata.

Oleksandr Zinchenko telah membagikan postingan menantang di media sosial sebagai tanggapan atas pemikiran Artem Dzyuba tentang invasi Rusia ke Ukraina. Bintang Manchester City itu sangat vokal membela negaranya. Meski lahir dan besar di Ukraina, Zinchenko punya darah Rusia dan pernah tinggal di Moscow saat remaja. 

Awalnya, pemain-pemain Ukraina mempertanyakan kolega Rusia mereka yang bungkam atas ulah Putin. Kemudian, Dzyuba memberikan komentar tentang perang itu, yang langsung dibalas Ukraina.

"Perang itu menakutkan. Saya terkejut dengan agresi dan kebencian manusia, yang bergerak ke skala yang lebih besar setiap hari.​ Saya menentang diskriminasi berdasarkan kewarganegaraan. Saya tidak malu menjadi orang Rusia. Saya bangga menjadi orang Rusia. Saya tidak mengerti mengapa atlet harus menderita sekarang," tulis kapten Rusia itu.

"Saya menentang standar ganda. Mengapa beberapa membiarkan semuanya. Tapi, kami disalahkan untuk semuanya? Mengapa semua orang selalu mengatakan bahwa olahraga itu apolitis. Tapi, dengan kesempatan pertama, ketika menyangkut Rusia, prinsip ini benar-benar dilupakan?" tambah Dzyuba.

Zinchenko membalas komentar striker Rusia itu dengan mengatakan "kejahatan harus dihukum di semua platform". Postingan tersebut seolah ingin menusuk jantung Dzyuba dan rekan-rekannya.

"Kami terus mempromosikan kebenaran. Ada beberapa pesan penting yang ingin saya sampaikan kepada publik, khususnya warga negara agresor (Rusia) dan rekan-rekan di sana. Ada periode dalam karier sepak bola saya ketika saya bermain untuk FC Ufa (klub Rusia). Itu adalah 1,5 tahun yang sulit, tapi bermanfaat," tulis Zinchenko.

"Saya akan selalu berterima kasih kepada klub ini untuk semua yang telah mereka lakukan untuk saya. Tapi, saya ingin menekankan bahwa saya menjadi pesepakbola di Ukraina. Di tanah air saya, saya menerima pendidikan sepakbola, belajar di akademi, dan dibesarkan," tambah Zinchenko.

"Jadi, kepada semua orang yang menuduh saya bahwa sepakbola Rusia yang membesarkan saya, saya ingin mengatakan sekali lagi: Saya adalah murid dari akademi kota Donetsk, Ukraina, yang indah!" tulis Zinchenko lagi.

"Ayo maju. Argumen anda adalah bahwa olahraga di luar politik. Memang, olahraga tidak boleh menjadi bagian dari kampanye pemilu, alat partai, slogan, atau platform marketing politisi. Tapi, olahraga, seperti bidang kehidupan apa pun, tidak bisa disingkirkan dari masalah perang, agresi dan kematian. Setiap orang harus melawan kejahatan, apapun profesinya," ungkap Zinchenko.

"Mengapa pesepakbola Ukraina menyerukan sanksi terhadap negara agresor? Apakah kami benar-benar ingin menghilangkan kesempatan anda untuk melakukan hal favorit anda? Tidak! Kami menggunakan semua metode untuk menghentikan negara agresor dari ambisi pendudukannya," lanjut Zinchenko.

"Kejahatan harus dihukum di semua area yang dapat diakses oleh masyarakat. Kami akan mengetuk pintu anda dengan sanksi, dengan agresi yang lebih besar daripada yang anda lakukan ketika anda melintasi perbatasan negara kami dengan senjata. Menghentikan pendudukan adalah tujuan utama dan satu-satunya dari semua tindakan kami," beber Zinchenko.

"Dan, yang terakhir. Di tangan jutaan penonton pesepakbola Rusia. orang-orang mencintai anda. Mereka mendukung anda dan mendengarkan kata-kata anda. Karena itu, tetap diam adalah kejahatan. Saya tahu bahwa pemikiran oposisi sedang dihukum di negara anda. Tapi, ketika oposisi menjadi mayoritas, dia mulai berkuasa," lanjut Zinchenko.

"Karena itu, semua orang yang tidak menginginkan kematian dan kebencian di dunia harus berteriak keras dan jelas tentang hal itu. Seseorang tidak perlu takut akan hukuman kecil ketika nyawa manusia dipertaruhkan. Kemuliaan bagi Ukraina!" tutup Zinchenko.

Belum ada lagi respons Dzyuba atau pemain Rusia terkait komentar Zinchenko. Tapi, tampaknya ini akan semakin panas mengingat di lapangan belum ada tanda-tanda perang dihentikan.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network