Libero.id - Akhir pekan lalu, Chelsea gagal memenangkan Piala Liga keenam ketika dikalahkan Liverpool lewat adu penalti. Klub London Barat itu telah memenangkan semua gelar dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, Piala Liga sering gagal mereka dapatkan.
Kemenangan terakhir Chelsea terjadi pada 2014/2015. Sebelumnya, kemenangan juga didapatkan pada musim 2006/2007 ketika mengalahkan Arsenal di final yang mendebarkan. Jika anda ingat, saat itu John Terry dihajar Abou Diaby dalam sebuah momen panas.
Ketika itu, dua gol Didier Drogba memastikan kemenangan 2-1 dalam pertandingan yang akan dikenang karena bentrokan antara pemain kedua kesebelasan di injury time. Itu melibatkan John Obi Mikel, Emmanuel Adebayor, dan Kolo Toure yang diusir keluar lapangan. Sementara Frank Lampard dan Cesc Fabregas mendapat kartu kuning.
Pertandingan itu juga dikenang karena insiden yang tak kalah menarik yang melibatkan John Terry dan Abou Diaby. Lima hari sebelum laga itu,Terry mengalami cedera pergelangan kaki dan harus ditarik keluar saat pertandingan tandang Liga Champions melawan FC Porto. Jadi, sungguh ajaib dia berhasil fit untuk final di Milenium Stadium, Cardiff.
Terry melakukan apa saja selama pertandingan untuk membantu Chelsea menjuarai turnamen tersebut. Dan, ketika kesempatan untuk mencetak gol tiba di babak kedua, Terry sampai harus mengorbankan kepalanya. Dan, itu pengertian secara harfiah.
Bermula dari sepak pojok, Terry berusaha mencetak gol dengan kepalanya dengan bola yang memantul. Sayang, pada saat yang sama, pemain Diaby berusaha melepaskan tendangan voli untuk menghalau bola. Akibatnya Terry langsung jatuh pingsan setelah kaki Diaby mengenai kepalanya.
The Guardian pada saat itu menyatakan bahwa "Terry menelan lidahnya, berhenti bernapas, dan mengalami gegar otak". Saat itu Terry dirawat selama lima menit di lapangan. Dia diberi oksigen dan ditandu keluar lapangan.
Chelsea kemudian memenangkan final berkat gol di menit akhir Drogba. Tapi, Terry hanya memiliki satu pemikiran di benaknya. Dia hanya kembali ke stadion untuk merayakannya bersama tim. "Saya ingat menit-menit saya bermain dan saya ingat kejadian itu hingga beberapa detik sebelum saya menyundul bola," kenang Terry, dilansir Daily Mail.
"Saya benar-benar berpikir saya akan mencetak gol dan saya masih kecewa saya tidak melakukannya, jujur! Tapi, saya tidak ingat terlalu banyak setelah itu. Saya baru ingat terbangun di ambulans dalam perjalanan ke rumah sakit. Saya tidak tahu di mana saya berada, saya bertanya di mana dan kemudian berapa skornya," ujar Terry.
"Jadi, mereka (tim medis di ambulans) bertanya di radio dan mengetahui bahwa kami menang. Ketika kami sampai di rumah sakit, saya berkata bahwa saya baik-baik saja dan saya ingin kembali secepat mungkin," ungkap Terry.
Hebatnya, Terry terlihat di ruang ganti setelah bergabung dalam perayaan yang meriah. "Saya pergi ke perayaan malam itu. Tapi, setelah itu, saya tidur sepanjang hari dengan dokter kami datang untuk memeriksa apakah saya baik-baik saja. Jadi, itu pasti telah mengambil sesuatu dari saya," jelas Terry.
"Saya telah melihat kejadian saya berkali-kali ketika Diaby melakukan kontak dan kemudian memeriksa bahwa saya baik-baik saja. Itu berakhir dengan baik, saya baik-baik saja dan kami memenangkan trofi,"
Di tempat lain, Diaby mengaku sangat khawatir dengan kondisi Terry. "Saya benar-benar takut. Saya pikir saya akan membunuhnya. Saya berlutut. Anda dapat melihat foto-foto saya sedang berdoa. Dia terbaring, tidak sadarkan diri. Tapi seseorang datang dan berkata dia baik-baik saja," kata Diaby kepada saluran YouTube resmi Arsenal .
Sheffield United 
Opini