Disaksikan Sejumlah Fans Wanita, Iran Lolos ke Piala Dunia 2022

"Dulu, wanita Iran tidak boleh nonton pertandingan sepakbola di stadion."

Biografi | 28 January 2022, 14:44
Disaksikan Sejumlah Fans Wanita, Iran Lolos ke Piala Dunia 2022

Libero.id - Hampir 40 tahun, Pemerintah Iran melarang suporter wanita datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepakbola dengan alasan keyakinan agama. Tapi, atas saran FIFA, larangan itu dicabut pada 2019. Sekitar 2,5 tahun kemudian, dengan dukungan fans wanita, Iran menjadi negara Asia pertama selain Qatar yang lolos ke Piala Dunia 2022.

Iran adalah negara yang unik. Negeri Persia itu memiliki regulasi dan interpretasi agama yang berbeda. Di negara yang didominasi aliran Syiah itu diterapkan pemisahan yang jelas antara wanita dan laki-laki, termasuk untuk urusan sepakbola.

Ada banyak kejadian ketika wanita yang memaksakan diri masuk stadion untuk menonton pertandingan harus berharapan dengan polisi setelah ketahuan. Mereka harus didenda atau mendapat hukuman penjara. Bahkan, pernah terjadi seorang anak perempuan, Sahar Khodayari, membakar diri karena dihukum akibat masuk stadion.

Namun, pelan dan pasti perubahan terjadi ketika FIFA mengancam Iran untuk mengizinkan wanita menonton pertandingan pada September 2019. Sebulan kemudian, fans wanita bisa masuk stadion untuk menyaksikan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Iran versus Kamboja di Azadi Stadium, Teheran.

Kemudian, saat Iran menjalani laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia melawan Irak, Kamis (27/1/2022), kuota fans wanita ditambah menjadi 2 ribu dari total 10 ribu tiket dialokasikan. Tentu saja, itu disambut baik suporter wanita di Iran. Terlebih, mereka bisa langsung menyaksikan kemenangan timnas kebanggaan lolos ke Qatar.

Sekitar 2.000 fans wanita hadir langsung di Azadi Stadium bersama sejumlah fans pria. Mereka sama-sama menyaksikan Iran memenangkan pertandingan 1-0. Gol tunggal datang dari salah satu striker bintangnya, Mehdi Taremi. Gol semata wayang penyerang FC Porto itu tercipta dari umpan Alireza Jahanbakhsh pada menit 48. 

Itu membuat Iran memastikan diri menjadi negara Asia pertama yang lolos ke Piala Dunia melalui jalur kualifikasi. Iran untuk pertama kalinya akan tampil di putaran final Piala Dunia dalam tiga edisi beruntun setelah 2014 dan 2018. Hanya saja, mereka tidak pernah lolos ke fase knock-out.

"Meski ada keadaan khusus sebelum pertandingan, seperti yang anda tahu, saya senang kami berhasil membuat orang senang dengan lolos ke Piala Dunia," kata Taremi kepada televisi pemerintah setelah pertandingan, dikutip Aljazera.

Keadaan khusus yang dimaksud penyerang Porto itu termasuk masalah abadi soal kontroversi mengizinkan penonton wanita masuk ke stadion. Selain itu, tentang penjualan tiket yang tidak merata, dan wabah Covid-19 yang membuat kapasitas stadion hanya 10% dari 100.000 kursi di Azadi Stadium.

Sama seperti di tempat lain, selama berbulan-bulan, para pejabat Iran telah membuat pernyataan kontradiktif tentang apakah sejumlah penonton yang divaksinasi akan diizinkan masuk ke stadion di tengah pandemi atau tidak. Dan, apakah ada wanita yang diizinkan untuk mendukung timnas langsung di stadion atau tidak.

Kebingungan berlanjut sampai beberapa jam setelah pertandingan, ketika sebuah situs web diluncurkan untuk menjual tiket, tapi menghadapi masalah.

Banyak fans pria dan wanita, termasuk warga Irak, yang beberapa diantaranya telah melakukan perjalanan ke Teheran, mengeluh tidak dapat membeli tiket. Televisi pemerintah menunjukkan sekelompok fans berkumpul di dekat pintu masuk stadion dalam kondisi putus asa.

Masih belum jelas persis berapa banyak pria dan wanita yang akhirnya diizinkan masuk ke stadion. Tapi, para pejabat mengklaim 10.000 tiket dijual. Dan, mereka yang membeli tiket diberikan syarat harus sudah vaksin Covid-19 dosis kedua.

Sebelumnya, pada awal Januari 2022, Shahaboddin Azizi Khadem selaku Presiden Asosiasi Sepakbola Iran (IRIFA), telah mengumumkan bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino, dijadwalkan mengunjungi Teheran untuk pertandingan itu dan bertemu dengan Presiden Iran, Ebrahim Raisi.

Namun, juru bicara Pemerintah Iran, Ali Bahadori Jahromi mengumumkan bahwa tidak ada pertemuan Infantino dengan Raisi yang dijadwalkan. 

Pada 2018, Infantino pernah bertemu dengan pendahulu Raisi, Hassan Rouhani, yang telah menjanjikan reformasi bertahap terkait aturan sepakbola di Iran, termasuk soal perizinan fans wanita ikut menyaksikan langsung di stadion dengan bebas pada setiap pertandingan. 

Sejak pertemuan itu Wanita Iran memang diizinkan masuk ke stadion pada beberapa kesempatan terbatas. Tapi, para pejabat pemerintah masih melarang mereka dari sebagian besar pertandingan.

Di sepakbola Iran, peraturan melarang wanita ikut masuk stadion menonton pertandingan sudah ada sejak lama, tepatnya setelah Revolusi Islam 1979. Konon, pejabat dan pemimpin nagara mengklaim larangan itu untuk melindungi wanita dari kata-kata kotor pria.

Dan, selama pertandingan melawan Irak, fans wanita duduk di bagian yang disiapkan khusus, yang terpisah dari pria. Mereka masuk dan keluar stadion melalui gerbang terpisah dan memiliki kru darurat khusus wanita yang disiapkan untuk menanggapi potensi insiden.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network