Kisah Ruby Mace, Cristiano Ronaldo versi Sepakbola Wanita

"Konon, dia adalah The Next CR7 di sepakbola wanita Inggris. Ini profilnya!"

Biografi | 16 January 2022, 04:29
Kisah Ruby Mace, Cristiano Ronaldo versi Sepakbola Wanita

Libero.id - Dididik di Akademi Arsenal, Ruby Mace justru mengikat kontrak profesional perdana dengan Manchester City Women's. Disebut sebagai Cristiano Ronaldo versi wanita, pemain berusia 18 tahun itu diprediksi akan menjadi masa depan sepakbola wanita Inggris. 

Mace sempat tampil dari bangku cadangan beberapa kali untuk tim utama The Ladies Gunners sebelum masa pinjaman produktif dengan sesama tim Liga Super Wanita (WSL), Birmingham City, pada 2020/2021. 

Tapi, setelah 11 tahun di Arsenal, dia justru menandatangani kontrak profesional pertamanya di klub lain. "Ketika saya mendapat telepon untuk mengatakan Man City menginginkan saya, itu sangat sulit. Tapi, saya merasa itu tidak sesulit yang saya kira,"  kata Mace, dilansir Goal UK.

"Mereka adalah klub besar dan kedua tim menginginkan yang terbaik untuk saya. Tapi, saya merasa rencana yang dibuat Man City untuk saya akan lebih menguntungkan daripada yang diberikan Arsenal. Saya merasa kesempatan seperti ini tidak bisa ditolak," tambah Mace.

Saat menonton kakak laki-lakinya bermain sepakbola, Mace ternyata tertarik. Dia baru berusia empat tahun ketika ibunya mendorongnya untuk mencoba bermain. Mace berhasil masuk Akademi West Ham United, meski hanya bertahan satu tahun.

Kemudian, pada usia enam tahun, datang kesempatan untuk bergabung dengan Arsenal. Dampak yang dimiliki The Gunners terhadapnya terlihat jelas. Kemampuan teknisnya menonjol, terutama kemampuannya menggunakan kedua kakinya. Itu sesuatu yang dia ingat menjadi penekanan besar di Arsenal.

"Saya dulu bermain sebagai bek kanan ketika berusia enam tahun. Lalu, ketika saya pergi ke Arsenal, saya bermain di mana-mana, di setiap posisi, di posisi berbeda di setiap pertandingan. Saya menjadi pemain sayap pada satu pertandingan. Lalu, saya menjadi bek kiri, dan kemudian saya tumbuh menjadi gelandang dan bek tengah," ungkap Mace.

Mace menghabiskan paruh kedua musim lalu dengan bermain di lini tengah untuk Birmingham. Itu sebuah pengalaman yang mengajarinya banyak tentang dirinya sendiri.

"Saya merasa setiap pemain muda perlu mengalami itu sebelum memutuskan apa yang ingin mereka lakukan. Saya bisa saja pergi ke Birmingham dan saya mungkin tidak berada di level yang sama saat pindah ke Man City. Saya mungkin harus pergi ke Championship," kata Mace.

"Saya berpikir jika saya terus bekerja keras, maka saya dapat melakukan langkah besar ini. Saya merasa seperti itu sangat ingin menentukan langkah saya selanjutnya," tambah Mace.

Kepindahan itu tidak akan mudah bagi seorang anak berusia 17 tahun yang sangat dekat dengan keluarganya. Tapi, Mace tahu bahwa untuk mencapai puncak tidaklah mudah.

"Ketika saya masih muda, saya pernah memiliki pelatih. Dia selalu berbicara dengan saya tentang (Cristiano) Ronaldo, karena Ronaldo memiliki masa kecil yang sulit bersama keluarganya dan dia harus bekerja untuk apa yang dia miliki. Ketika saya masih muda, saya mengidolakan dia karena saya merasa dia memiliki perjalanan yang jauh lebih sulit dari saya," ungkap Mace.

Saat menyesuaikan diri di Manchester, itu adalah hal tersulit dalam karier Mace. Musim panas pertamanya bersama Man City menjadi musim yang aneh. Hanya segelintir pemain yang berlatih dan tidak ada jadwal pertandingan pramusim. Itu karena jumlah pemain yang terlibat dalam Olimpiade 2020 dan beberapa lagi cedera.

Tapi, itu memberi Mace kesempatan untuk menghabiskan setiap hari dengan pemain internasional Inggris, Alex Greenwood. "Saya sangat mengidolakan Alex," ucap Mace.

"Saya merasa dia adalah panutan yang sangat baik bagi saya dan dia selalu membantu saya. Dia selalu membimbing saya di sesi latihan. Bahkan, jika kadang-kadang saya tidak melakukan apa yang harus saya lakukan. Dia akan datang dan memastikan saya baik-baik saja. Saya merasa berada di dekatnya membawa permainan saya dengan cara yang lebih baik, yang sangat bagus," tambah Mace.

"Saya punya enam bulan untuk membuktikan bahwa saya tidak perlu pergi dengan status pinjaman. Saya sudah berbicara dengan Gareth Taylor (pelatih Man City) tentang itu. Target utama saya musim ini untuk membuktikan kepadanya bahwa saya cukup baik, bekerja keras dalam latihan, dan menunjukkan bahwa saya tidak perlu menjadi pemain pinjaman," ungkap Mace.

Mace telah membuat langkah besar dengan melakukan itu selama beberapa bulan terakhir. Pada November 2021, dia menjalani debut WSL untuk Man City, dan telah menyelesaikan 90 menit pada empat kesempatan di liga.

Mace telah menunjukkan bahwa dia siap tampil untuk tim Taylor, baik musim ini maupun dalam jangka panjang. Dan, Man City percaya bahwa mereka telah mendatangkan pemain dengan masa depan yang benar-benar cerah, yang akan menjadi "Cristiano Ronaldo versi sepakbola wanita".

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network