Setelah Liga Premier, Covid-19 Omicron Kini Kacaukan Serie A

"Apa solusi terbaik mengatasi masalah ini."

Analisis | 06 January 2022, 16:45
Setelah Liga Premier, Covid-19 Omicron Kini Kacaukan Serie A

Libero.id - Sepakbola sempat tersendat karena Covid-19. Belum selesai wabah yang satu itu, kini varian baru dari wabah tersebut, Covid-19 Omicron, telah membuat kompetisi sepakbola terancam dihentikan lagi.

Di Liga Premier Inggris misalnya, beberapa pertandingan harus ditunda karena melonjaknya kasus Covid-19 Omicron. Dari Inggris, kini virus yang sama telah menganggu Serie A Italia.

Seorang pakar bernama Sussy Campanale mengatakan kekacauan total seputar protokol Covid-19 di Serie A seharusnya tidak terlalu mengejutkan, apalagi mulai maraknya kasus Covid-19 Omicron di Negeri Pizza.

Campanale menambahkan, melonjaknya kasus itu terjadi akibat kombinasi dari kecenderungan pemerintah Italia yang lalai dan terlalu banyak orang yang berpikir bahwa mereka memiliki hak untuk tidak divaksinasi dan lain sebagainya.

Menurut Campanale, seharusnya ada 10 pertandingan yang harus diselenggarakan pada Kamis (6/1/2022). Tetapi, hanya tujuh yang akan dilanjutkan, atau masih terbuka kemungkinan enam atau mungkin lima, bahkan empat.

Di sisi lain, menurut Lega Calcio Serie A, tidak ada masalah sama sekali dan semuanya berjalan sesuai rencana. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari keberlangsungan kompetisi di Serie A.

Mereka bersikeras protokol mereka tetap berlaku. Jadi, tim mana pun dengan setidaknya 13 pemain termasuk satu penjaga gawang yang tersedia harus tetap bermain.

Fakta bahwa protokol tersebut mencakup klausul yang diatur secara berlebihan oleh otoritas kesehatan setempat (ASL) dan preseden yang ditetapkan pada 2020/2021 oleh Juventus vs Napoli tampaknya telah diabaikan.

Campanale menjelaskan, hal di atas menurutnya hanya alibi dari penanganan yang tidak becus. Dia melemparkan pertanyaan, berapa lama Lega Serie A bisa membenamkan kepala mereka di pasir? Rupanya dua tahun dan terus bertambah. 

Campanale juga mempertanyakan keputusan pemerintah menyatakan mereka yang mendapatkan vaksin kedua atau ketiga dalam waktu 120 hari tidak perlu dikarantina jika mereka kontak dekat dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19.

Apa yang ditentukan adalah mereka hanya dapat meninggalkan rumah mereka dengan mengenakan masker jenis FFP2 selama masa karantina selama lima hari.

Apakah itu berarti para pemain harus memakai masker di lapangan? Terbuka untuk interpretasi. Apa yang dimaksud dengan wabah? Terbuka untuk interpretasi. Mengapa satu tim diizinkan bepergian dengan delapan pemain positif dan tim lainnya (tujuh pemain) diblokir? Terbuka untuk interpretasi. 

Mungkinkah semua ini telah diklarifikasi ketika mereka menulis peraturan tentang Natal dan orang-orang membacanya? 

Campanale juga menyinggung soal momen kekacauan laga klasik yang mutlak terjadi sebuah kekeliruan. Kita melihat Napoli diberitahu bahwa mereka dapat melakukan perjalanan dengan ASL 1 – ada dua karena Naples adalah kota yang sangat besar – hanya mendarat di Turin dan diberitahu oleh ASL 2 bahwa tidak, tiga dari para pemain itu harus dikarantina.

Ini sebelum ASL Turin menerapkan peraturannya, dan itu akan terjadi karena pertandingan akan diadakan di Turin.

Setiap ASL memiliki semacam otoritas, masing-masing dari mereka berpikir bahwa mereka yang bertanggung jawab dan otoritas sepakbola ingin sepenuhnya mengabaikan mereka, meninggalkan klub yang tergantung dalam semacam limbo logistik.

Akankah pemerintah duduk bersama Lega Serie A, semacam perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Komite Teknis untuk mencari tahu apa arti peraturan untuk sepakbola? Saya tidak akan bertaruh untuk itu. Sayangnya, tidak ada vaksin yang bisa memberi Anda akal sehat.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network