Analisis Kepergian Mahrez ke Piala Afrika 2021 untuk Manchester City

"Bagaimana Pep Guardiola mengatur strategi."

Analisis | 01 January 2022, 13:58
Analisis Kepergian Mahrez ke Piala Afrika 2021 untuk Manchester City

Libero.id - Pemain sayap Manchester City, Riyad Mahrez, merupakan salah satu pemain kunci tim asuhan Pep Guardiola. Sejauh ini dia merupakan topskor The Citizens dengan koleksi 13 gol. Belum lagi enam assist mantan pemain Leicester City tersebut.

Kepergian Mahrez untuk mewakili negaranya, Aljazair, di Piala Afrika mendatang tentu akan menjadi kehilangan tersendiri bagi lini depan Man City.

Setidaknya Mahrez akan absen selama satu bulan, karena Aljazair tidak mau bertindak bodoh dengan membiarkan pemain sekelas Mahrez absen memperkuat Aljazair. Apalagi, mereka berambisi mempertahankan trofi Piala Afrika yang mereka menangkan dua tahun lalu di Mesir.

Pemain berusia 30 tahun itu memang terkadang tidak terlihat pengaruhnya dalam skuad yang penuh bintang, walau Mahrez memberikan kontribusi besar di paruh pertama musim.

Dalam tiga penampilan terakhirnya saja, khususnya melawan Leeds United, Newcastle, dan Leicester, dia telah mencetak gol dan menyumbangkan satu assist.

Tapi, bukan hanya dalam statistik saja dampak Mahrez bisa dirasakan. Dengan peran yang dia mainkan, dia telah menjadi bagian integral dari 10 kemenangan beruntun yang membuat Man City menjauh dari klub-klub lain dalam perburuan gelar Liga Premier musim ini.

Jadi, ketidakhadirannya masih akan meninggalkan lubang besar di skuad, apalagi Ferran Torres telah pergi setelah bergabung dengan Barcelona.

Tidak adanya Mahrez nanti dipercaya akan berimbas kepada Guardiola yang harus mengubah gaya menyerangnya. Pemain sayap diminta bermain tinggi dan melebar untuk mencoba meregangkan lawan dan membuka ruang di area tengah.

Guardiola memang punya pilihan. Gabriel Jesus kini lebih memilih bermain sebagai pemain sayap daripada sebagai penyerang tengah, Sterling mampu berganti sayap, sementara Bernardo Silva, atau Kevin de Bruyne bisa memberikan perbaikan sementara.

Kita juga bisa melihat bintang baru, Cole Palmer, mendapatkan lebih banyak waktu bermain di Etihad.
Pemain berusia 19 tahun yang dinilai tinggi itu telah membuat Guardiola terkesan di sekitar tempat latihan, dan perasaan bahwa Palmer memiliki kualitas dan kecerdasan untuk akhirnya menjadi pemain reguler tim utama.

Sejauh ini, Palmer telah mengikuti jalur Phil Foden menuju puncak – bekerja tanpa penonton untuk meningkatkan permainannya dan sesekali bermain sebagai pemain pengganti, dengan awal yang aneh untuk membantu perkembangannya.

Tentu saja, karena tersingkirnya Man City dari Piala Liga pertama mereka dalam lima tahun, Man City memiliki Januari yang relatif tenang karena mereka juga tidak memiliki pengaturan ulang pertandingan yang perlu dikhawatirkan setelah lolos dari banyak penundaan yang disebabkan oleh lonjakan Covid-19 yang telah mengguncang Liga Premier.

Walau begitu, Man City akan menjalani pertandingan liga krusial dengan rival perebutan gelar, Chelsea, serta perjalanan sulit ke Southampton tanpa kehadiran Mahrez.

Rekan satu timnya di Man City tentu akan senang jika Mahrez kembali dengan medali pemenang dari Piala Afrika, tetapi mereka juga akan menantikan dia kembali sesegera mungkin, menggarisbawahi betapa pentingnya Mahrez dalam skuad Man City.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network