Peringkat 10 Comeback Terhebat dalam Sejarah, Inspirasi Buat Indonesia

"Semuanya ada di Eropa. Tapi, bukan berarti tidak mungkin terjadi di Asia Tenggara."

Analisis | 31 December 2021, 16:00
Peringkat 10 Comeback Terhebat dalam Sejarah, Inspirasi Buat Indonesia

Libero.id - Indonesia akan mengusung misi mustahil saat menghadapi Thailand pada leg kedua final Piala AFF 2020. Kekalahan 0-4 di pertemuan pertama membuat pasukan Garuda harus menang 5-0 jika ingin mengakhiri kutukan runner-up pada turnamen sepakbola anternegara Asia Tenggara itu.

Sesuai jadwal, Indonesia akan menjadi tamu pada pertemuan kedua, Sabtu (1/1/2022) malam, di National Stadium Singapore. Ini bukan pekerjaan mudah karena hasil laga pertama menunjukkan penampilan tim Merah-Putih sangat mengecewakan.

Jika penampilan yang sama ditunjukkan saat bertemu pasukan Gajah Perang di leg kedua, Indonesia bisa menderita gol lebih banyak lagi. Sebaliknya, jika penampilan solid seperti saat berjumpa Vietnam dan Malaysia di fase grup atau Singapura di leg kedua semifinal, Indonesia masih memiliki harapan.

Mencetak lima gol ke gawang Thailand tampaknya berat. Tapi, untuk menang 1-0 atau 2-0 bukan hal yang tidak mungkin terjadi di pertandingan. Berkaca dari pertandingan-pertandingan sepakbola di tempat lain, misi comeback yang diusung anak-anak didik Shin Tae-yong bukan hal mustahil.

Nah, berikut ini peringkat 10 comeback terbaik dalam sejarah sepakbola yang bisa dijadikan inspirasi skuad Garuda:


10. Manchester United vs Bayern Muenchen (Liga Champions 1998/1999)

Pulih dari ketertinggalan satu gol adalah hal biasa dalam sepakbola. Tapi, cara kebangkitan MU di final Liga Champions 1998/1999 luar biasa. Mereka mencetak gol kemenangan di injury time. Hingga detik ini, laga tersebut masih terus dikenang oleh para penggemar MU di seluruh dunia.


9. Juventus vs Manchester United (Liga Champions 1998/1999)

Kemenangan MU melawan Bayern di final didahului oleh comeback luar biasa melawan Juventus di semifinal. Setan Merah berada di ujung tanduk ketika klub Serie A itu membuka agregat 3-1. Tapi, Roy Keane membalas. Golnya membawa MU kembali ke trek sebelum upaya lebih lanjut oleh Dwight Yorke dan Andy Cole untuk membuat MU balik memimpin.


8. Liverpool vs AC Milan (Liga Champions 2004/2005)

Penggemar Liverpool melakukan perjalanan ke Istanbul untuk final Liga Champions 2004/2005 melawan AC Milan dengan harapan besar. Di babak pertama, The Reds tertinggal 0-3. Tapi, di babak kedua, keajaiban terjadi. Gol Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso membawa pertandingan ke perpanjangan waktu. Dan, Liverpool akhirnya mengklaim kemenangan lewat adu penalti.


7. Blackpool vs Bolton Wanderers (Piala FA 1952/1953)

Bagi orang-orang yang mencatat sejarah sepakbola, kemenangan Blackpool atas Bolton tidak diragukan lagi salah satu comeback terbesar sepanjang masa. Bolton memimpin 3-1 dengan 25 menit tersisa.

Tapi, dua gol Stan Mortensen untuk melengkapi hattrick membawa Blackpool menyamakan kedudukan. Stanley Matthews kemudian menenun sihirnya di menit akhir, memberikan umpan silang yang luar biasa dari sayap kanan yang ditepis Bill Perry dan membuat skor 4-3.


6. Gillingham vs Manchester City (Divisi II 1998/1999)

Manchester City mungkin tidak berada di tempat mereka sekarang jika gagal mengatasi Gillingham di Wembley pada akhir musim 1998/1999. Man City tertinggal 0-2 jelang bubaran. Tapi, gol Kevin Horlock dan Paul Dickov membawa mereka kembali ke jalur.

Dan, setelah babak perpanjangan waktu tanpa gol, pertandingan dilanjutkan ke adu penalti. Hasilnya, dimenangkan Man City untuk mengamankan promosi kembali ke Divisi I (Liga Premier).


5. Barcelona vs FC Metz (Piala Winners 1984/1985)

Barcelona tampak berada di jalur yang tepat untuk mengalahkan Metz saat memimpin 4-2 di leg pertama. Kemudian, agregat 5-2 kembali tercipta di pertandingan kedua dengan 57 menit tersisa. Tapi, tiba-tiba Metz bangkit untuk memenangkan leg kedua di Camp Nou 4-1 dan menciptakan keunggulan agregat 6-5.


4. Barcelona vs Paris Saint-Germain (Liga Champions 2016/2017)

Ini dikenal sebagai La Remontada. Dan, ini menjadi malam yang tak terlupakan selama bertahun-tahun setelahnya. Bayangkan, Barcelona menatap leg kedua dengan defisit 0-4. Bahkan, di leg kedua, mereka hanya unggul 3-1 sampai tiga menit sebelum waktu normal berakhir. Hebatnya, Barcelona unggul 6-1 dan membuat agregat 6-5.


3. Real Madrid vs Borussia Moenchengladbach (Piala UEFA 1985/1986)

Gladbach menghancurkan Madrid 5-1 pada leg pertama putaran ketiga Piala UEFA 1985/1986. Tapi, Los Blancos bangkit di Estadio Santiago Bernabeu dengan balik unggul 4-0. Dengan agregat 5-5, Madrid lolos ke babak berikutnya dengan keunggulan gol tandang.


2. AS Roma vs Barcelona (Liga Champions 2017/2018)

Barcelona telah melakukan La Remontada kepada lawan-lawan di berbagai kompetisi selama bertahun-tahun. Tapi, di musim ini, mereka yang harus merasakan menderita comeback menyakitkan. Klub La Liga itu menang 4-1 di leg pertama sebelum menyerah 0-3 pada pertandingan kedua melawan AS Roma.


1. Liverpool vs Barcelona (Liga Champions 2018/2019)

"Tendangan sudut yang diambil dengan cepat" terus menghantui Barcelona hingga hari ini. Penyebabnya dimulai pada pertandingan bersejarah melawan Liverpool di Anfield. Mereka unggul 3-0 di Camp Nou. Tapi, berbalik kalah 0-4 di pertandingan kedua.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network