Kisah Hidup Bersahaja Fali, Gelandang Bertahan Cadiz dari Komunitas Gipsy

"Pemain ini lebih sederhana dari Kante. Bahkan, dia tidak punya handphone."

Biografi | 29 November 2021, 14:57
Kisah Hidup Bersahaja Fali, Gelandang Bertahan Cadiz dari Komunitas Gipsy

Libero.id - Oleh banyak pemerintah di Eropa, orang-orang Roma atau yang biasa dikenal sebagai komunitas Gipsy dianggap sebagai sumber masalah-masalah sosial. Itu karena asal-usul mereka yang tidak jelas serta cara hidup nomaden dan menggelandang. Tapi, bukan berarti semua Gipsy buruk. Salah satu yang sukses adalah Fali.

Lahir di Valencia, pemilik nama lengkap Rafael Jimenez Jarque itu saat ini dicatat sebagai gelandang bertahan Cadiz di La Liga. Dia juga bisa bermain sebagai bek tengah dan menjadi bagian dari skuad yang membawa Cadiz promosi musim lalu. 

Awalnya, Fali bermain untuk Villarreal saat masih muda sebelum kembali ke kota asalnya dan bergabung dengan Levante. Dia telah melakukan pertandingan debutnya dengan tim cadangan saat junior di liga semiprofesional, tingkat keempat regional pada 2010/2011.

Meski menjalani musim debut, Fali justru meninggalkan Levante dan menghabiskan beberapa tahun bersama Huracan di kasta ketiga kompetisi Spanyol. Kemudian, pada 2015, dia direkrut Gimnastic Tarragona setelah promosi Segunda Division.

Sepanjang hari-hari awalnya di Gimnastic, Fali tetap dekat dengan akar Gipsy yang dimilikinya. Dia selalu memperjuangkan nasib komunitas yang diyakini berjumlah 20 juta orang dan tersebar di seluruh daratan Eropa, Asia Barat, Amerika, Afrika, hingga Australia itu. 

Oleh banyak negara, Gipsy tidak pernah dianggap sebagai bagian dari warga. Tidak ada pengakuan secara khusus terhadap hak hidup mereka. Beberapa negara bahkan melakukan persekusi dan pengusiran yang kejam kepada orang-orang nomaden, yang secara genetik berasal dari India Utara itu.

Sebagai Gispy yang "terdampar" di Spanyol, Fali juga mengakui kehidupan masa kecilnya sangat sulit. "Hidup kami sulit. Saya menikah ketika saya berusia 16 tahun dan menjadi seorang ayah ketika saya berusia 17 tahun," ujar Fali dalam swawancara dengan AS beberapa waktu lalu.

"Di pagi hari saya bekerja di tempat pembuangan sampah dan di sore hari saya pergi berlatih. Saya berusia 16 tahun, tapi saya sudah memiliki mentalitas seperti orang berusia 30 tahun. Orang-orang selalu mengatakan bahwa saya terlihat sangat tua. Setelah semua yang saya derita, tentu saja saya melakukannya," tambah Fali.

Kekuatan karakter Fali selalu tampak melimpah di lapangan. Dia bermain dengan penuh komitmen. Mentalitasnya layak mendapatkan acungangan dua jempol. Fali tidak pernah goyah, meski berpindah-pindah klub. Bahkan, beberapa kali bermain di tim yang memiliki kasta lebih rendah. 

Contohnya, pada Januari 2016. Saat itu, dia tiba-tiba dipinjamkan ke Barcelona B yang bermain di Segunda B. Padahal, klubnya saat itu, Gimnastic, berkompetisi di Segunda Division. Dalam istilah sepakbola, itu adalah langkah mundur.

Tapi, status dan harapan yang melekat dalam dirinya karena akan mewakili Barcelona, meski hanya tim satelit. Menurut mantan pemain Barcelona B, Brighton and Hove Albion, serta Swansea City yang kini menjadi pengamat bola di La Liga TV, Andrea Orlandi, kedatangan Fali ke Barcelona B saat itu secara tidak langsung menggambarkan kepribadian besarnya.

"Barcelona B mengontrak Fali untuk membawa kepemimpinan yang dimiliknya. Dia merasa kurangnya komitmen dalam tim. Jadi, setelah dua sesi latihan dia berdiri di depan para pemain dan berkata tentang latar belakang hidupnya," kata Orlandi kepada BBC Sport.

"Dia bilang: 'Dengar, saya seorang gipsy dan saya perlu memberi makan keluarga saya. Kalian memiliki kualitas yang tidak saya miliki. Tapi, jika kita tidak memenangkan pertandingan, saya tidak akan mendapatkan kontrak. Jadi, jika kalian tidak lari, saya akan mengejarmu'. Tidak ada yang melakukan hal seperti itu di Barcelona B. Tapi, dia mengubah mentalitas tim dan mereka mulai menang," ungkap Orlandi.

Fali akhirnya tinggal dengan Barcelona B selama dua tahun dan secara teratur diundang untuk berlatih dengan tim utama oleh pelatih saat itu, Ernesto Valverde. Sang pelatih menginstruksikannya untuk berlatih dengan intensitas fisiknya yang luar biasa.

Hasilnya, Fali memainkan peran penting dalam promosi Barcelona B ke Segunda Division pada 2017. Tapi, dia kemudian kembali ke Tarragona. Tahun berikutnya, dia pindah lagi, bergabung dengan Cadiz  di Segunda Division. Dan, pada akhir musim penuh pertamanya dengan klub Andalusia itu, dia merayakan promosi lagi. Akhirnya, pada usia 27, dia berhasil masuk ke papan atas.

Status baru sebagai pemain La Liga ternyata tidak mengubah hidup Fali. Ketika beberapa pemain menikmati gaya hidup rockstar dengan rumah dan mobil mewah, Fali tetap tinggal bersama istri dan tiga anaknya di sebuah apartemen sederhana di pusat kota Cadiz. 

Sebagai pemain La Liga dengan gaji besar, Fali jarang pergi keluar untuk berpesta. Hidupnya dihabiskan dengan bermain sepakbola dan berkumpul dengan keluarga. Bahkan, dia tidak memiliki handphone. Dia hanya meminjam milik istrinya jika merasa perlu untuk menghubungi pelatih, rekan, atau manajemen klub.

Jika anda kenal N'Golo Kante, Fali adalah versi Spanyol dari pemain sederhana milik Chelsea itu. Gaya hidup keduanya hampir sama. Begitu juga posisi bermain di lapangan. 

Fali juga memiliki daya tahan fisik luar biasa. Bahkan, ketika ditandu keluar karena cedera lutut saat melawan Barcelona pada September 2021, dia diminta absen sebulan. Tapi, 10 hari kemudian Fali justru kembali masuk starting line-up dalam kondisi tubuh yang benar-benar bugar.

Sebagai pemain, Fali sangat cocok untuk Cadiz. pelatih lamanya, Alvaro Cervera, menggunakan metode permainan sederhana yang mengutamakan pertahanan. Cadiz jarang menguasai bola. Rata-rata hanya 35,8% ada musim ini dan menjadi statistik terendah dari 98 tim di lima liga besar Eropa. Tapi, untuk urusan defensif, mereka jagonya. 

Fali menggambarkan pendekatan bermain Cadiz sebagai fokus untuk lebih efektif di area penalti. Itu wajar karena target meraka hanya bertahan di La Liga dengan menghindari kekalahan sesering mungkin. 

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network