3 Rumor Transfer Aneh Liga Premier pada 1990-an yang Diingat Hingga Sekarang

"Saat itu, belum ada media sosial. Jadi, apa yang ditulis koran baru bisa direvisi di hari berikutnya."

Analisis | 28 November 2021, 07:59
3 Rumor Transfer Aneh Liga Premier pada 1990-an yang Diingat Hingga Sekarang

Libero.id - Pada 1990-an, sebelum adanya internet dan media sosial, gosip transfer masih diselimuti misteri. Tidak banyak penggemar sepakbola yang dengan mundah mendapatkan informasi terbaru dari sumber terpercaya.

Meski industrialisasi dan globalisasi sepakbola belum seperti sekarang, denyut nadi transfer window pada dekade 1990-an juga berdetak. Sejumlah pemain mendapatkan harga yang sesuai dengan kemampuan. Beberapa lainnya mengecewakan banyak orang.

Hanya saja, di masa lalu, rumor tidak sekencang saat ini. Penggemar sepakbola hanya bisa memantau berita kepindahan pemain lewat koran, radio, atau televisi. Beda dengan media sosial yang sangat dinamis, informasi dari media konvensional datang di waktu-waktu tertentu.

Karena itu, pada 1990-an sejumlah rumor aneh transfer window  ditelan mentah-mentah suporter dan dianggap kebenaran. Berikut ini tiga rumor yang paling ikonik di Liga Premier yang dikenang fans hingga detik ini:


1. Roberto Baggio ke QPR

Pada musim panas 1995, penggemar QPR terguncang karena kehilangan pencetak gol terbanyaknya, Les Ferdinand, ke Newcastle United. Pada era itu, Ferdinand layaknya Harry Kane untuk era terkini sehingga kepergiannya ditangisi ribuan pendukung.

Tapi, mereka tak terlalu khawatir setelah itu. Sebab, laporan dari media berpengaruh di Inggris, Evening Standard, yang mereka baca pada keesokan harinya menyatakan Roberto Baggio akan segera bergabung dengan QPR.

Saat itu, Baggio adalah nama yang hampir tidak mungkin tidak dikenal. Dia bisa diibaratkan Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi pada saat ini. Kehebatannya tersiar sampai ke mana-mana. Apalagi, setahun sebelumnya, Baggio baru saja tampil di final Piala Dunia.

Banyak rumor yang menghubungkan kepindahan "Si Kucir Kuda" itu ke Inter Milan, Manchester United, Real Madrid, dan tenyu saja QPR. Tapi, pada akhirnya, Baggio pindah ke AC Milan. Di sana, dia membentuk kemitraan mematikan dengan George Weah dan memenangkan Scudetto.


2. Gabriel Batistuta ke Ipswich Town

Gabriel Batistuta adalah bintang 1990-an, dan tidak ada yang bisa menyangkal hal tersebut. Bermain membanggakan bersama Fiorentina di Serie A dan Argentina di Copa America maupun Piala Dunia, Batigol adalah legenda.

Pada era itu, Batistuta memimpin La Viola promosi ke Serie A. Kehebatannya terdengar sampat tanah Inggris. Rumor menyebut Batistuta tidak bahagia di Fiorentina karena urusan gaji. Selain itu, dia juga disebutkan sedang mencari tantangan baru di luar Italia.

Rumor itu kemudian disambut Ipswich Town. Media-media Inggris pada saat itu heboh dengan kemungkinan transfer Batistuta. Begitu pula pendukung yang sangat percaya dengan apa yang mereka baca di surat kabar.

Ternyata, dalam prosesnya, hal itu tidak benar-benar terjadi. Itu hanya menjadi khayalan Ipswich sekaligus cara untuk membuat pendukung senang.


3. Zinedine Zidane ke Blackburn Rovers

Saat itu, Zinedine Zidane masih bermain di Bordeaux dan belum terkenal. Lalu, seorang agen pemain menawarkan Legenda Prancis itu kepada Blackburn Rovers. Sayang, jawaban sang pemilik benar-benar membuat sang agen sakit hati dan putus asa.

"Mengapa kami menginginkan Zidane? Kami sudah punya Tim Sherwood," kata bos besar Blackburn saat itu, Jack Walker. 

Tidak ada yang akan menyalahkan gairahnya terhadap Rovers yang dicintainya, atau kemurahan hati luar biasa yang mendukung kemenangan gelar Liga Premier 1994/1995. Tapi, keputusannya untuk menolak salah satu pemain terhebat yang pernah ada, akan terus menghantuinya seumur hidup.

Berbeda dengan rumor Baggio dan Batistuta, kedatangan Zidane ke Ewood Park bukanlah fantasi seorang jurnalis yang bosan duduk di depan mesin ketik dan  berjuang mengisi kolom mingguannya.

Saat itu, Zidane sebenarnya telah menyetujui persyaratan umum untuk pindah dari Bordeaux bersama rekan senegaranya, Christophe Dugarry. Tapi, pada akhirnya transfer itu tidak pernah terjadi karena sikap Walker. Dan, nasib kemudian mengantarkan Zidane bersinar bersama Juventus, Real Madrid, dan selanjutnya menyandang status legenda.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network