Pernah mendengar Nankatsu SC? Jika iya, berarti anda penggemar serial kartun sepakbola populer asal Jepang, Captain Tsubasa.
Pernah mendengar nama Nankatsu SC? Jika pernah, berarti anda adalah penggemar serial kartun sepakbola populer asal Jepang, Captain Tsubasa. Nankatsu merupakan klub yang dibela Tsubasa Ozora. Ternyata, klub itu benar-benar eksis di dunia nyata, terutama di Tokyo.

Cerita unik itu dimulai pada 2012 ketika sang kreator Captain Tsubasa, Yoichi Takahashi, membeli sebuah klub sepakbola lokal di Tokyo yang didirikan pada 1983, Tokiwa Football Club. Itu adalah tim amatir di Tokiwa, Katsushika, Tokyo, yang berkompetisi di Divisi III Liga Tokyo (level 9 dalam sistem piramida sepakbola Jepang).

Pada 2014, Tokiwa promosi Divisi II dan berganti nama menjadi Katsushika Vitoad. Hanya berselang 1 tahun, klub dibeli Takahashi dan langsung diubah menjadi Nankatsu. Tapi, sesuai regulasi di Jepang, klub yang berganti nama harus memulai lagi dari awal. Nankatsu pun "dipaksa" memulai lagi dari Divisi III.

"Ketika saya pertama kali mulai menulis, saya banyak berurusan dengan baseball. Tapi, ada banyak manga baseball di luar sana pada saat itu. saya berpikir untuk beralih ke sepakbola. Dulu, olahraga ini belum dijelajahi. Lalu, ketika saya memulai, Piala Dunia adalah istilah yang tidak biasa bagi kami," kata Takahashi, dilansir J-League Regista.

Takahashi sendiri memutuskan untuk menjadi presiden klub bentukannya tersebut. "Mengejar impian adalah tema utama Tsubasa. Saya berharap tim kami tidak akan pernah menyerah. Bergabung dengan 71 klub lain di Divisi III Liga Tokyo. Pesepakbola amatir berjuang untuk menyulap mewujudkan mimpi menjadi profesional," tambah pria kelahiran 28 Juli 1960 itu.

Dengan misi tampil di J-League, Nankatsu benar-benar bermain penuh semangat. Pada 2015, mereka menjuarai Divisi III dan promosi ke Divisi II. Lalu, pada 2017, giliran trofi Divisi II yang dikuasai. Sejak 2018 hingga sekarang, Nankatsu masih terus berjuang di Divisi I (level 7).

Keseriusan juga ditunjukkan dengan mengontrak pemain-pemain lulusan J-League. Mereka pernah mempekerjakan Takashi Fukunishi. Sang gelandang memiliki 64 caps dan 7 gol untuk tim nasional Jepang pada 1999-2006. Pensiun sejak 2008 sebagai pemain Tokyo Verdy, Fukunishi kembali ke lapangan hanya untuk bermain di klub fiktif yang dulu hanya dinikmatinya di komik dan televisi.

Selain pemain yang tampil di Piala Dunia 2002 dan 2006 itu, Nankatsu juga punya beberapa lulusan J-League lain. Sebut saja Jumpei Kusukami. Gelandang berusia 33 tahun tersebut masih membela Nankatsu musim ini. Kusukami pernah bermain untuk Kawasaki Frontale, Cerezo Osaka, Sagan Tosu, hingga Shimizu S-Pulse. Dia juga pernah merumput di Australia bersama Western Sydney Wanderers.

Sama seperti Fukunishi, Kusukami sebenarnya sudah pensiun pada 2018. Tapi, demi mewujudkan impian masa kecil, dia membatalkan pensiunnya untuk bermain membela Nankatsu di kompetisi amatir musim ini.



Bukan hanya Fukunishi dan Kusukami yang membela Nankatsu. Shinichiro Kawamata juga menjadi produk J-League lain yang memutuskan menjadi pemain amatir demi Nankatsu. Semasa aktif menjadi pemain profesional, Kawamata menghabiskan sebagian besar waktunya di Kashima Antlers. Dia juga sempat dipinjamkan ke Vegalta Sendai pada 2011.

Saat memulai ide dimunculkan pada 2008 dan proyek Nankatsu pada 2014, Takahashi sebenarnya membayangkan pada 2020 Nankatsu sudah berubah status menjadi klub profesional dan bermain di J-League.

J-League adalah kompetisi profesional di Negeri Sakura yang dibagi menjadi 2 divisi, yaitu J1 League dan J2 League. Untuk menjadi anggota J-League, klub harus promosi dari Japan Football League (JFL) atau kompetisi kasta ketiga. Sejumlah syarat juga harus dipenuhi seperti finansial, infrastruktur, dan materi pemain serta pelatih yang memiliki parameter tertentu.

"Sejak pertama kali dibicarakan, kami membayangkan 2020 sudah menjadi klub profesional (di J-League). Ternyata, kami tidak mencapai target itu. Tapi, kami tidak akan pernah berhenti bermimpi. Kami sudah mengambil lengkap pertama. Kami harus terus berjalan," kata salah satu pengurus Nankatsu yang pernah menjadi eksekutif di  J-League, Yosuke Tanaka.

Dengan Tanaka membantu Takahashi, Nankatsu melakukan manuver yang melampaui statusnya sebagai tim amatir. Nankatsu mendirikan sekolah sepakbola di Hawaii, berpasangan dengan klub dari Sao Paulo, Brasil, Ituano FC . Mereka juga menjalin kemitraan dengan klub Spanyol, Sabadel.